57.... 21+ First date

16.2K 119 1
                                    

Bugh.... Tubuh Rinjani terpental mengenai tembok di kamar mandi. Javas mengabulkan ucapannya dengan melanjutkan adegan sex disana, dibawah kucuran shower mereka memulai adegan seperti pada film-film dewasa. Kedua tangan Rinjani berada diatasi kepala sedang bibir Javas bergerilya diantara payudara. Mencecap dan memainkannya secara bergantian.

Rinjani menggelinjang merasakan nikmat bahkan dadanya sengaja dibusungkan untuk memudahkan Javas melahap benda padat nan kenyal itu.

"Eeengghhhhhh," desaham demi desahan terus menggema, tidak seinci kulit pun terlewatkan oleh lidah nakalnya.

Javas memainkannya sangat adil, kini giliran tangannya yang bekerja. Javas mengusap busa keseluruhan tubuh dengan gerakan sensual sesekali mencubit gemas puting yang mengacung bebas itu. Javas juga memberi kenikmatan pada milik Rinjani melalui busa.

"Lakukan sekarang, aku tidak kuat aaahhhh.." Rinjani berteriak saat jari nakal itu mulai dikeluar masukan dengan ritme yang cepat.
Kedua kaki terasa segal menampung bagaimana kuatnya permainan jari tersebut.

"Aaaasssshhhhhhhh.... Aaaaaaahhhh-" teriakan yang membuat Javas mengeluarkan smirknya.

Pasalnya dalam permainan jari itu, Rinjani mengalami squirting yang membuat kedua kaki semakin lemas dan tubuh yang sudah tidak berdaya. Rinjani mengalami orgasme entah keberapa kali selama permainan berlangsung. Ia tidak kuat hingga menjatuhkan tubuh ke pelukan.

"Ini baru awal sayang, aku bahkan belum memasuki mu."

"Persetan! Cepat masukan lagi."

Javas tertawa, ia menyetujui permintaan kekasihnya dengan kembali memasukan miliknya.

Dibawah kucuran shower, bermandikan busa mereka melakukan adegan panas untuk kedua kalinya. Terkadang pula mereka lakukan didalam bathup dengan posisi yang berbeda-beda setiap permainan. Puncak sex berakhir dengan Javas keluar sebagai pemenang dan Rinjani selalu kalah. Rinjani hanya diam menerima seperti biasa.

Setelah puas mereka langsung mandi dan ganti baju.

Rinjani duduk mengeringkan rambut yang masih basah sedang Javas sudah rapi dengan pakaian kantor.

"Sayang, aku berangkat kantor dulu."

"Hmmm." Rinjani bersuara tanpa menoleh, ia masih sibuk dengan rambutnya.

Cup... Satu kecupan mesra disematkan oleh Javas sebelum berangkat. Dia juga menghadiahi kecupan di bibir.

Huft... Rinjani menghela nafas kasar melihat pintu ditutup. Pagi ini Rinjani sudah mandi dua kali dengan jarak waktu berdekatan. Jika setiap hari seperti ini, Rinjani akan mengalami sakit di kedua kaki karena terlalu seringnya melayani nafsu Javas yang tergolong hyper itu.

Selesai merapikan rambut, Rinjani keluar kamar dan rencananya ia akan ke rumah sakit untuk menjenguk Sinta. Setelah itu ia akan ke kampus untuk menyelesaikan tugas yang beberapa hari lalu sempat tertunda.

Rinjani menatap dirinya dari pantulan cermin, memutar tubuh untuk melihat bagian belakang. Penampilannya masih sama seperti dulu tidak ada yang berubah hanya saja Rinjani menjadi lebih kurus sekarang. Apa mungkin karena kelelahan dan banyak sekali hal yang harus dipikirkan sehingga membuat tubuhnya semakin kurus.

"Mungkin besok-besok aku harus ke ahli gizi." ucap Rinjani seraya keluar kamar.

Sekarang Rinjani tidak merasa khawatir lagi saat keluar rumah karena orang yang berniat jahat padanya sudah mendekam dipenjara. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota dipagi hari.

Rumah sakit tempat Sinta dirawat sudah ramai pengunjung, beberapa dari mereka memang berkunjung menjenguk keluarganya. Tak terkecuali Rinjani, ia pun datang untuk menjenguk sahabatnya.

Cupid Lonestly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang