Malam semakin larut, Yoora semakin merapatkan selimut di tubuhnya. Entah karena pengaruh udara malam kota Seoul, atau film penuh adegan romantis yang mereka tonton, atau justru perasaan mereka sendiri, tanpa sadar Yoora pun semakin merapatkan tubuhnya pada Yoongi.
Yoongi merangkulkan tangannya memeluk tubuh Yoora semakin mendekat padanya. Tidak ada penolakan, Yoora bersandar dengan nyaman pada dada Yoongi, mencari kehangatan lebih yang tersedia di sana.
Yoongi meraih dagu Yoora dan menengadahkannya, memberi kecupan lembut pada bibir Yoora. Tidak ada respon ataupun penolakan. Yoongi mulai melumat bibir Yoora, perlahan Yoora mulai merespon dan mengimbangi lumatan bibir Yoongi.
Malam ini Yoongi benar-benar memperlakukan Yoora dengan sangat lembut, seperti Yoora adalah sebuah karya seni yang rapuh.
Tidak ada ciuman menuntut penuh gairah diantara keduanya. Mereka saling berciuman dengan lembut dan perlahan, seperti saling mengungkapkan perasaan dan kerinduan yang tidak bisa terucap.
Yoongi mengakhiri ciumannya, mengecupi bibir Yoora beberapa kali, lalu menariknya lebih dalam ke pelukannya hingga setelah beberapa saat Yoongi bisa merasakan nafas Yoora yang semakin teratur. Yoongi merunduk memandang wajah cantik yang terlelap dalam dekapannya itu.
“Sweet dream, Baby..” Yoongi mengecup kening Yoora.
~~~~~
Hari yang baru di kota Seoul. Matahari sudah naik tinggi dan bersinar terang. Yoongi masih terbuai dalam mimpinya. Tubuhnya bergelung selimut, masih di tempat ia dan Yoora menonton film semalam.
Yoongi menggeliat, menelentangkan badannya, masih tetap tertidur. Tiba-tiba nafasnya terasa sesak, ada “sesuatu” yang menimpa tubuhnya. Meski dalam keadaan setengah tertidur, ia bisa merasakan seseorang menciumi wajahnya dengan brutal.
“Hmm.. Yoora-a..” panggil Yoongi dengan suara parau.
Plakk!! Sebuah tepukan keras mendarat di wajah Yoongi.
“Papa bangun!!”
Yoongi langsung membuka mata, dan mendapati Sara menduduki dadanya. Yoongi menepuk jidatnya sendiri.
“Astaga!! Ku kira tadi Yoora..!” batin Yoongi kembali memejamkan matanya. Ia terkekeh, terlalu berharap!
“Papa, ayo bangun, cepat!!” tepukan di pipi Yoongi kembali. Kali ini disertai Sara yang duduk melompat di dada Yoongi.
“Ugghhh!! Iya sayang, ini papa sudah bangun..” Yoongi merasakan sesak di dadanya. Mau tidak mau dia kembali membuka mata sebelum Sara melakukan “penyiksaan” yang lain lagi.
Yoongi mengedarkan pandangannya, tapi dia tidak menemukan kehadiran Yoora. Hanya ada rumah yang sudah rapi, dan wangi masakan dari arah dapur. Bahkan selimut yang dipakai Yoora semalam sudah terlipat rapi di sampingnya.
“Mana mama?”
“Mama pulang..”
Yoongi mengernyit. Ia meraih ponsel di sampingnya. Tampak sebuah pesan sudah ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret Life
Fanfiction"Lagipula kenapa kau tidak terima saja perjodohan itu? Bukankah kata ayahmu dia tampan dan mapan?" "Kau bercanda?! Dia lebih tua 8 tahun dari ku, dan juga ayah tunggal dengan seorang putri!!"