Setelah selesai mandi, dengan hanya mengenakan celana pendek dan rambut setengah basah Yoongi langsung naik ke tempat tidur, bergabung dalam selimut yang dipakai Yoora.
Yoora terus memejamkan matanya dengan posisi membelakangi Yoongi berharap dirinya segera terlelap, meski degup jantungnya semakin kencang. Sialnya, sejak Yoongi masuk ke kamar ini rasa kantuknya mendadak hilang.
Hingga Yoora merasakan tangan kekar Yoongi melingkar di pinggangnya dan tubuh shirtless Yoongi menempel rapat di punggungnya. Anehnya, pelukan itu justru membuat Yoora merasa sangat nyaman meskipun saat ini detak jantungnya meningkat dua kali lipat lebih cepat.
“Aku tau kau belum tidur, Sayang.. ” bisik Yoongi dengan deep voicenya. Hembusan nafas Yoongi yang mengenai tengkuknya membuat tubuh Yoora meremang.
Yoongi menciumi tengkuk dan punggung Yoora yang terbuka sembari tangannya mengusap pelan perut rata Yoora.
“Sampai kapan kau akan pura-pura tidur Hwang Yoora?”
Yoora merasakan darahnya memanas dengan perlakuan Yoongi yang terus menciumi tengkuknya, bahkan sekarang tangan nakalnya mulai meremas lembut payudara Yoora.
“Emhhh oppa hentikan..” pinta Yoora tanpa usaha menghentikan apa yang Yoongi lakukan, bahkan untuk sekedar menyingkirkan tangan Yoongi pun tidak ia lakukan. Kedua tangannya meremat kuat selimut yang masih menutup tubuh mereka berdua.
Yoongi menyadari wanitanya itu tengah berusaha keras menahan desahan dengan menggigit kuat bibirnya sendiri. Yoongi tersenyum smirk.
“Mendesahlah, Baby.. Aku suka mendengarnya..” bisik Yoongi sensual membuat tubuh Yoora semakin meremang.
“Jangan khawatir, desahanmu tidak akan terdengar sampai kamar bawah, kecuali jika kau berteriak.. Tapi aku tidak bisa berjanji tidak akan membuatmu berteriak malam ini, Hwang Yoora..”
“Ngghhh.. Oppa..” lenguhan Yoora mulai terdengar saat Yoongi menelusupkan jemarinya ke dalam panties Yoora, lalu mengusap lembut kewanitaannya.
“Already wet baby? Ready for second lesson, huh?”
Yoongi menyingkap selimut yang menutup diri mereka lalu menelentangkan Yoora, mengungkungnya di bawah tubuh shirtlessnya. Yoora menatap sayu ke dalam mata teduh Yoongi.
Yoora mengangkat tangannya menyentuh wajah Yoongi. Jemarinya menyusuri setiap inchi wajah lelaki itu. Yoora mengusap lembut pipi Yoongi yang sedikit chubby. Yoongi memejamkan matanya dan memiringkan sedikit wajahnya, mengecup pergelangan tangan Yoora.
Jemari Yoora menyentuh bibir tipis berwarna pink yang menjadi candunya. Tanpa sadar Yoora menggigit bibir bawahnya membayangkan bagaimana bibir mungil Yoongi melumat rakus bibir dan setiap inchi tubuhnya.
Tangan Yoora meluncur turun menyusuri leher, kemudian bahu, dan dada Yoongi. Pria itu mengerang tertahan menikmati belaian lembut Yoora pada tubuhnya.
Yoora semakin berkabut di bawah segala pesona Yoongi yang tengah mengungkungnya. Membuat Yoora selalu menginginkan Yoongi, lebih dan lebih lagi.
“Apa ini yang selalu dibayangkan ribuan army mu di luar sana, hmm?” gumam Yoora masih membelai tubuh shirtless Yoongi, membuat pemiliknya memejamkan mata menahan hasrat saat Yoora menyentuhnya, “Ku rasa aku sangat beruntung merasakan ini semua, saranghae oppa..”
Yoongi seketika membuka matanya mendengar kata-kata Yoora. Ia balas menatap ke dalam mata Yoora yang memandangnya sayu. Senyum tipis tergambar di wajah Yoongi. Yoongi mengecup kening Yoora dan menahannya beberapa saat.
Yoongi kembali mengangkat kepalanya dengan bertumpu pada kedua lengannya di masing-masing sisi tubuh Yoora. Ia menatap wajah Yoora yang terpejam dengan bibir merah yang setengah terbuka dibawahnya. Sungguh Yoongi begitu tergila-gila dengan sosok itu.
Yoongi memagut bibir Yoora dalam sebuah ciuman manis. Ia mengulum lembut bibir milik gadisnya yang kini mengalungkan tangannya dengan manja di leher Yoongi. Belaian Yoora di leher Yoongi membawa ciuman mereka menjadi ciuman penuh nafsu. Lidah mereka saling membelit. Suara decapan dan lenguhan tertahan memenuhi kamar temaram itu. Tangan Yoongi tidak tinggal diam, ia telah mengabsen setiap inchi tubuh Yoora.
Malam yang sejuk di kota Daegu, tapi berbeda dengan darah mereka berdua yang mendidih oleh hasrat dalam diri masing-masing. Tidak butuh waktu lama, Yoongi telah melucuti semua pakaian Yoora. Yoongi menegakkan tubuhnya, benar-benar terpesona dengan tubuh polos tanpa cela di bawahnya. Beralih memandang wajah Yoora yang terpejam dengan pipi memerah, kembali debaran itu terasa begitu nyata bergemuruh di dada Yoongi.
“Nado saranghae Yoora-ya..” batin Yoongi.
Ciuman Yoongi meluncur turun menyusuri tubuh Yoora. Mengulum, menjilat, dan menyesap apa saja yang ada di hadapannya. Banyak tanda kepemilikan telah ia torehkan di tubuh mulus Yoora. Tangan terampilnya kini membelah dan mengusap lembut labia Yoora.
“Aakhh oppa..” desah Yoora, tangannya meremas rambut panjang Yoongi yang kini sedang bermain-main dengan payudara Yoora.
“Sebut namaku Baby.. Sebut namaku saat kita di tempat tidur.” titah Yoongi dengan deep voice yang sedikit serak. Membuat Yoora bergetar dengan hanya mendengar suaranya.
“Yoongi.. Min Yoongi.. Shhh.. Akh!!” Yoora memekik tertahan saat Yoongi tiba-tiba memasukkan satu jarinya ke kewanitaan Yoora.
Bibir Yoongi kembali turun ke arah perut Yoora. Yoongi membuka paha Yoora, menatap labianya yang terbuka dan basah. Ia menatap naik ke wajah Yoora yang tampak seksi menahan gairahnya. Yoongi bersmirk.
“Feel my tongue technology, Baby..”
Yoongi merunduk, nafas hangatnya menerpa kewanitaan Yoora. Yoongi melumat dan menghisap kewanitaan Yoora, memberikan tongue technology-nya disana. Yoora mengerang dan menggelinjang, tangannya meremas rambut Yoongi dan apa saja disekitarnya.
“Akhh! Oppa.. Aku.. Aku-” Yoora tersengal di antara desahannya.
“Keluarkan saja Baby..” Yoongi mengerti benar apa yang sedang dirasakan wanitanya itu.
“Akh shit! Apa ini?” batin Yoora bingung dan melayang merasakan kenikmatan luar biasa yang Yoongi berikan.
Tubuh Yoora menegang dan melenting ke belakang, “Akh Min Yoongi..!” Yoora mengerang merasakan pelepasannya pertama.
Yoongi mengangkat wajahnya, menatap Yoora yang masih terpejam menikmati sisa-sisa pelepasannya. Dada Yoora tampak naik turun dengan nafas yang tidak teratur.
“Shit!! Aku tidak bisa menahannya lagi..” runtuk Yoongi dalam hati.
Yoongi merangkak naik, mengecup kening Yoora lalu melumat lembut bibir merah Yoora.
“Bolehkah..?” tanya Yoongi menatap dalam ke dalam mata sayu Yoora yang kemudian dijawab dengan anggukan.
Tangan Yoongi mulai melepas celana pendek dan pakaian dalamnya sehingga kini tubuh mereka sama-sama polos. Yoongi mengarahkan dan mendorong kejantanannya yang telah berereksi sempurna ke dalam kewanitaan Yoora.
“Akh oppa!! Ini sakit..” erang Yoora ketika kejantanan Yoongi mulai menerobos masuk.
Yoongi kembali melumat bibir Yoora, mencoba menenangkannya, “Tahan sebentar, sayang.. Aku janji, sakitnya tidak akan lama. Kau boleh mencakar atau mengigit bahuku jika sakit..”
Yoongi menghentakkan kejantanannya dengan keras membelah kewanitaan Yoora.
“Akkhhh!!!” Yoora menjerit seakan lupa dirinya saat ini tengah berada di rumah orang tua Yoongi.
Yoongi menciumi wajah Yoora dan menghapus tetes air mata yang mengalir di sudut matanya untuk kembali menenangkannya. Yoongi sendiri juga merasakan perih di kedua bahunya akibat cakaran Yoora.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret Life
Fanfiction"Lagipula kenapa kau tidak terima saja perjodohan itu? Bukankah kata ayahmu dia tampan dan mapan?" "Kau bercanda?! Dia lebih tua 8 tahun dari ku, dan juga ayah tunggal dengan seorang putri!!"