Hari semakin beranjak sore, obrolan mereka terhenti saat Sara kecil yang baru saja selesai berenang berlari ke arah Yoora dengan tubuh terbungkus handuk. Ia mendatangi Yoora lalu naik ke pangkuannya.
“Sudah selesai berenangnya princess?”
Sara menangguk lalu menarik leher Yoora mendekat untuk berbisik.
“Mama, aku lapar..”
Sontak semua orang di sana tertawa gemas, karena Sara berbisik dengan suara yang bisa didengar semua orang.
“Aigo.. Kau lapar? Mianhae Sara-ya.. Ayo ikut halmeoni. Halmeoni akan siapkan makan malam spesial..” ajak Nyonya Hwang.
Sara yang sudah mulai terbiasa dengan keluarga Hwang, mengangguk dan mengikuti langkah Nyonya Hwang sementara Yoora mengambil baju ganti untuknya.
“Sara-ya, kau suka makan apa?” tanya Nyonya Hwang sambil mendudukan Sara di meja pantry setibanya mereka di dapur.
“Hhmm.. Aku suka sup, telur, ayam, ikan, pasta dan es krim. Aku paling suka es krim!”
Nyonya Hwang terkikik gemas, “Apa mama Yoora juga memasak untukmu?”
Sara mengangguk, “Masakan mama enak sekali..” Sara mengacungkan kedua jempolnya.
“Wah benarkah..? Sepertinya kau sangat menyukai mama Yoora ya?”
Sara kembali mengangguk, “Halmeoni, bisakah kau membuat mama dan papa segera menikah? Aku ingin mama selalu menemaniku. Mama bilang, mama tidak bisa tinggal bersama kami karena mama belum menikah dengan papa..”
“Ye?” Nyonya Hwang terkejut sekaligus gemas. Ia mendekati Sara dan mengusap rambutnya, “Sabar sebentar ya sayang. Aku akan mengusahakannya. Mama Yoora akan selalu ada untukmu..”
“Ekhmm..! Kalian membicarakanku..? Apa yang kalian bicarakan?” sahut Yoora yang tiba-tiba datang setelah mengambil pakaian Sara.
“Rahasia..!” jawab Nyonya Hwang dan Sara serempak diiringi derai tawa keduanya.
Yoora memutar matanya lalu segera mengganti pakaian Sara yang basah. Nyonya Hwang diam-diam memperhatikan dengan haru dan bangga bagaimana putri manjanya itu kini berubah menjadi sosok ibu hanya dalam beberapa bulan. Ia berharap kelak putrinya akan jauh lebih bahagia hidup bersama Yoongi.
Tersadar dari lamunannya, Nyonya Min segera menyiapkan makan malam untuk tamu-tamu spesialnya dengan dibantu oleh Yoora dan maidnya.
“Bibi Jung, tolong bawa ini ke meja makan. Aku akan menyiapkan minuman segar untuk mereka..” titah Yoora.
“Baik Nona..” Bibi Jung membawa piring terakhir dari beberapa menu spesial yang sudah disiapkan Nyonya Hwang.
Mengingat udara hari ini cukup panas, Yoora mengambil beberapa jenis buah-buahan dari kulkas untuk membuat jus segar yang akan ia sajikan malam ini.
“Kau sedang apa?”
“Oh! Oppa? Kenapa kemari? Kau butuh sesuatu?” tanya Yoora sembari tangannya sibuk memotong dan memasukkan buah-buahan ke dalam blender.
“Eoh.. Aku butuh kamu..” jawab Yoongi terkekeh.
Yoora memutar matanya, “Astaga.. Sepertinya aku tidak perlu menambahkan gula pada jusmu. Mulutmu sudah terlalu manis..”
“Mwo? Benarkah? Apa kau suka mulutku?”
“Yakk Ahjussi!! Apa yang kau pikirkan? Maksudku kata-katamu itu yang terlalu manis!!”
“Itu maksudku! Memangnya apa yang tadi kau pikirkan?” menyadari mereka kini hanya berdua di dapur, Yoongi terus menggoda Yoora.
“Ah molla..” Yoora mencebik kesal lalu kembali membelakangi Yoongi.
“Jadi, bagaimana rasanya menjilat ludahmu sendiri nona..?” goda Yoongi dengan mengulang pertanyaan Tuan Hwang tadi siang.
“Aish!! Sialan!! Awas kau Min Yoongi!!” batin Yoora.
Ia berbalik berjalan mendekati Yoongi, menatap langsung ke mata Yoongi dengan senyum menggoda.
“Kau sungguh ingin tau rasanya?” Yoora semakin mendekat, kini dia berdiri tepat dihadapan Yoongi.
Yoongi tersenyum dengan ekspresi meledek. Sungguh menyenangkan rasanya menggoda kekasihnya itu, pikir Yoongi.
Yoora meletakkan telunjuknya di dada Yoongi, menatap ke dalam mata Yoongi dengan ekspresi menggoda. Telunjuk Yoora meluncur turun menyusuri dada, perut, dan berhenti tepat di atas gesper Yoongi. Situasi berbalik, Yoongi menahan nafas dan mulai salah tingkah.
“Rasanya tidak lebih menyenangkan dibanding menjilat yang lain..” bisik Yoora sensual, membuat Yoongi membulatkan mata kecilnya tanpa bisa menyembunyikan keterkejutannya atas manuver Yoora.
Yoora terkikik melihat ekpresi terkejut Yoongi. Ia mundur meninggalkan Yoongi yang mematung. Yoongi terkesiap sadar dari lamunannya.
“Kau berani menggodaku Baby? Apa kau sadar konsekuensinya?” desis Yoongi dengan deep voicenya yang sungguh menggoda.
Alih-alih menjawab, Yoora justru pergi meninggalkan dapur membawa satu pitcher besar jus yang tadi dia buat. Sebelum benar-benar pergi, ia melirik ke arah Yoongi, mengedipkan sebelah matanya dengan senyum kemenangan.
Yoongi mengusap bibir dengan ibu jarinya dan ber-smirk. Entah rencana apa yang ada di kepalanya saat ini.
~~~~~
Selepas makan malam, dua keluarga yang akan segera menjadi tiga keluarga itu berbincang santai di ruang tengah. Sara kecil yang sudah lelah bermain kini tertidur di pangkuan Yoora.
“Jadi kapan rencananya kalian akan berangkat ke LA?” tanya Tuan Hwang.
Benar, siang tadi Yoongi sudah meminta izin kedua orang tua Yoora untuk membawa Yoora pergi ke LA bersamanya.
“Rencananya kami akan berangkat lusa. Dan akan tinggal di sana untuk beberapa hari..”
Tuan Hwang mengangguk-angguk seperti sedang mempertimbangkan hal lain.
“Kalau begitu bagaimana jika malam ini kalian menginap saja di sini? Kau tau bukan hampir 3 bulan ini kami tidak bertemu putri kami. Kau tidak bermaksud memonopoli putriku hanya untukmu kan?”
Yoora tak mampu menahan tawa mendengar kata-kata ayahnya yang ia tahu hanya sekedar menggoda Yoongi. Ia berusaha menyembunyikannya dengan berpura-pura mencium kepala Sara. Sedangkan mata Yoongi tidak bisa menyembunyikan kepanikan dan rasa bersalah pada orang tua Yoora.
“A-aniyo.. Tentu saja tidak abeonim. Aku sama sekali tidak keberatan bermalam di sini. Lagi pula, besok juga aku masih free..”
Tentu saja dia berbohong, karena sebenarnya besok siang dia ada janji dengan seorang soloist yang ingin bekerja sama dengannya. Tapi biarlah, dia mungkin hanya perlu sedikit bertengkar dengan Sejin saat memberi tahunya nanti, dan juga sedikit menerima ceramah dari PDnim kemudian.
“Yoora-ya.. Tidurkan Sara di kamarmu agar dia bisa beristirahat dengan nyaman..” titah Nyonya Hwang.
“Ne eomma..”
“Ah ini sudah malam.. Sepertinya kami harus pamit pulang ke Daegu..” pamit Tuan Min.
“Waeyo? Anda berdua menginap di sini juga sekalian..” jawab Tuan Hwang.
“Maafkan kami.. Tapi aku tidak bisa meninggalkan bisnisku terlalu lama..”
“Eomma, appa.. Aku akan mengantar kalian ke depan. Tunggu sebentar, aku bawa Sara ke kamar dulu..” Yoora segera berdiri dengan bersusah payah karena bobot Sara yang semakin bertambah.
“Tidak perlu sayang.. Tidak apa-apa. Kau temani Sara tidur saja, eoh?” Nyonya Min memeluk tubuh Yoora dan tak lupa mencium Sara yang sedang terlelap,
“Yoora-ya, aku titip cucuku ini. Jaga dan sayangi dia. Jangan segan-segan menegur dan memarahinya jika ia salah. Itu juga harus kau lakukan pada anak laki-laki nakal itu..”
Yoora tersenyum dan melirik Yoongi, “Ne eomma.. Terima kasih sudah mempercayaiku. Hati-hati di jalan. Maaf aku tidak mengantar kalian ke depan..”
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret Life
Fanfiction"Lagipula kenapa kau tidak terima saja perjodohan itu? Bukankah kata ayahmu dia tampan dan mapan?" "Kau bercanda?! Dia lebih tua 8 tahun dari ku, dan juga ayah tunggal dengan seorang putri!!"