Sungguh, sejak ciuman mereka semalam ada rasa canggung dalam diri Yoora. Bagaimana dia harus bersikap di depan Yoongi? Bahkan rasanya dia tidak sanggup menatap wajah pria itu.
Tak bisa dipungkiri ada terbersit rasa malu juga di hatinya. Bagaimana tidak? Dia yang mati-matian menolak perjodohan ini hingga rela kehilangan semua fasilitas dari orang tuanya, tapi kini dia justru jatuh pada pesona seorang Min Yoongi yang tak lain adalah pria yang akan dijodohkan dengannya.
Takdir memang terkadang lucu bukan? Apa yang kita inginkan terkadang pergi begitu saja meninggalkan kita, sedangkan apa yang kita tolak justru selalu mengikuti kita. Satu yang pasti, takdir memberi apa yang kita butuhkan. Entah untuk membuat kita bahagia, atau sekedar singgah untuk membuat kita lebih kuat lewat luka yang tertoreh.
~~~~~
Tak tahan dengan segala pikiran yang berkecamuk tentang Yoora, Yoongi memutuskan untuk pulang cepat. Pukul 3 sore dia sudah sampai di apartemennya.
Sara langsung menyambut dengan ceria begitu Yoongi tiba di apartemennya.
“Papa..!!”
Yoongi mengangkat Sara dalam gendongannya dan mencium kedua pipinya.
“Mama dimana?”
Sara menunjuk ke ruang tengah. Yoongi berjalan ke arah yang ditunjuk Sara. Dia melihat Yoora duduk di depan laptop dengan banyak kertas dan buku materi kuliahnya berserakan di dekatnya.
Yoora tampak sangat serius, dia bahkan tidak menyadari kehadiran Yoongi di sana. Yoongi menurunkan Sara dari gendongannya. Gadis kecil itu langsung berlari ke ruang bermainnya.
Yoongi mendekati Yoora yang tampak tidak terusik dengan kehadirannya. Ia mengusap dan mencium puncak kepala Yoora.
Yoora tersentak, “Kamchagiya!! Ka-kau sudah pulang?” pipi Yoora tampak merah, entah karena terkejut atau tersipu dengan perlakuan Yoongi.
Yoongi mengangguk, “Kau serius sekali sampai tidak menyadari kehadiranku..”
“M-mian..” Yoora merapikan kertas-kertas di depannya, “Apa kau akan kembali ke agensi lagi?”
“Tidak.. Pekerjaanku sudah selesai untuk hari ini. Kalaupun masih ada pekerjaan aku juga bisa melanjutkannya di studio pribadiku..”
“Kalau begitu boleh aku pulang sekarang?”
“Ye?” Yoongi membulatkan matanya.
“Nngg.. Aku harus ke perpustakaan universitas. Aku harus mencari beberapa buku untuk referensi skripsiku..” Yoora menjelaskan sambil tangannya sibuk memasukkan kertas dan buku-bukunya ke dalam tasnya.
“Mau ku antar?”
“Tidak! Tidak perlu.. Aku bawa mobil. Kau di sini saja, temani Sara..”
“Aku pergi..” Yoora menyandang backpacknya dan melangkah ke arah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret Life
Fanfiction"Lagipula kenapa kau tidak terima saja perjodohan itu? Bukankah kata ayahmu dia tampan dan mapan?" "Kau bercanda?! Dia lebih tua 8 tahun dari ku, dan juga ayah tunggal dengan seorang putri!!"