Yoongi mulai membacakan kata demi kata dalam buku itu. Yoora terdiam, mendengarkan dengan seksama.
Tangannya melingkar di perut Yoongi, memeluk erat tubuh kekasihnya itu seraya menghirup dalam-dalam wangi maskulin kekasihnya yang entah sampai kapan bisa ia rasakan.
Yoora masih menyandarkan kepalanya di dada Yoongi dengan mata terpejam, mendengarkan suara dan degup jantung pria itu berpadu menjadi irama yang menenangkan untuknya.
“Entah sampai kapan.. Tapi jika ini takkan selamanya, biarkan aku menikmati ketenangan ini sejenak..” batin Yoora pilu.
Tanpa terasa Yoongi telah membaca untuk Yoora satu bab penuh. Ia menutup bukunya, dan melirik Yoora yang terpejam. Ia mengira wanitanya sudah jatuh tertidur.
“Kenapa berhenti..? Apa Oppa lelah?” Yoora kembali membuka matanya.
“Yak kau belum tidur?”
“Ajik..” Yoora menggeleng sembari tersenyum menatap Yoongi. Ia bergeser ke bantal di samping Yoongi tanpa mengalihkan pandangannya dari pria itu.
Yoongi memiringkan tubuhnya, menatap balik wajah cantik di hadapannya. Ia mengulurkan tangannya, mengusap rambut Yoora.
“Ada apa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Kau sedikit berbeda malam ini..”
Yoora tersenyum menatap mata Yoongi, “Oppa, boleh aku meminta sesuatu darimu..?”
“Kau ingin apa? Liburan berdua? Atau kau ingin berbelanja? Katakanlah..”
“Tidak, bukan itu.. Aku hanya ingin kau berjanji padaku..”
Yoongi mengernyitkan keningnya mendengar permintaan Yoora.
“Oppa, berjanjilah padaku untuk beritahuku pertama kali jika suatu hari nanti perasaanmu berubah atau kau tak lagi membutuhkanku di sisimu..”
“Wae? Sebenarnya kau ini kenapa? Kau aneh sekali malam ini..”
“Aku baik-baik saja Oppa.. Aku hanya ingin kau berjanji. Kau tau, manusia sangat mudah berubah bukan..? Aku tidak memintamu berjanji untuk terus bersamaku, aku hanya memintamu memberi tahuku jika kau tidak membutuhkanku lagi, agar aku tau posisiku dan bagaimana aku harus bersikap..”
Yoongi menghela nafas, masih tidak mengerti dengan sikap Yoora malam ini. Satu hal yang ia tahu, kekasihnya itu sedang tidak dalam suasana hati yang baik.
“Kemari..” Yoongi merentangkan kedua tangannya dan meminta Yoora mendekat.
Yoora mendekat memeluk Yoongi, membenamkan wajahnya di dada Yoongi. Sementara kedua tangan Yoongi mendekap erat tubuh Yoora sambil sesekali mengusap rambut dan punggungnya.
“Baiklah jika itu mau mu.. Aku berjanji. Tapi aku berharap aku tidak akan pernah melakukannya.. Bagaimana? Kau puas? Sudah merasa lebih baik sekarang?”
“Hhmm ne, gomawo Oppa..”
~~~~~
Ting!! Tong!! Ting!! Tong!!
Bel apartemen A Ri berbunyi beberapa kali, seseorang memencetnya dengan terburu dan mendesak. A Ri yang saat itu sedang mengerjakan tugas di ruang tengah segera berlari melihat siapa yang datang.
“Aish shibal!! Tidak bisakah bersabar sedikit? Kenapa memencet bel seperti langit akan runtuh saja?!!” A Ri bersungut-sungut kesal sembari berlari ke arah pintu.
A Ri menekan tombol monitor untuk melihat siapa yang datang. Ia seketika mundur, merapat pada dinding di belakangnya saat melihat sosok yang datang. Jantungnya seperti jatuh ke kakinya. Ia ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret Life
Fanfiction"Lagipula kenapa kau tidak terima saja perjodohan itu? Bukankah kata ayahmu dia tampan dan mapan?" "Kau bercanda?! Dia lebih tua 8 tahun dari ku, dan juga ayah tunggal dengan seorang putri!!"