“Kau benar, aku memang tidak bisa membaca masa depan, Yoora-ya.. Tapi itu semua adalah tekadku, keinginanku. Oh dan satu hal lagi, aku akan jadi yang pertama melakukan-”
Mata Yoora membulat, dan pipinya kembali terasa memanas.
“Yak jaga bicaramu, jangan macam-macam!” Yoora mencubit lengan Yoongi yang masih setia melingkari pinggangnya.
“Aduh!” Yoongi meringis dan mengaduh pelan, takut suaranya akan membangunkan Sara, “Kenapa? Aku belum selesai bicara, maksudku aku akan jadi yang pertama melakukan apapun untuk membuatmu bahagia.. Memangnya apa yang kau pikirkan? Atau jangan-jangan kau ingin aku melakukan hal pertama lainnya denganmu?”
Yoora langsung menyikut perut Yoongi di belakangnya, “Sudah ku bilang jangan bicara sembarangan. Kau berisik! Sara akan terbangun karenamu!”
Yoongi terkekeh mendengar omelan Yoora.
“Kembalilah ke kamarmu Oppa.. Aku gerah kalau kita tidur bertiga seperti ini. Ini sudah hampir dini hari, dan aku juga perlu tidur walau sebentar, kepalaku juga pusing..”
Yoongi mengerutkan keningnya mendengar panggilan Yoora, kupu-kupu di perutnya mulai beterbangan. Yoongi tersenyum, hal sederhana, tapi dia bahagia.
“Siapa suruh tadi kau minum-minum. Aku juga ingin memelukmu seperti Sara..” rengek Yoongi.
Yoora memutar matanya, “Kau bisa memelukku seumur hidupmu.. Jadi sekarang biarkan aku dan Sara beristirahat.”
Yoongi langsung bangkit duduk agar bisa melihat wajah Yoora, ia menyibakkan rambut Yoora dan menatapnya.
“Kau bilang apa? Yoora-ya? Kau serius?”
“Ya sudah kalau tidak mau. Aku akan bilang pada eomma dan appa ku untuk benar-benar membatalkan perjodohan kita..”
“Yakk jangan coba-coba lari dariku Hwang Yoora, aku tidak akan pernah melepaskanmu..”
“Kalau begitu kau harus menepati janjimu menjadi yang pertama dan terakhir bagiku..”
“Ne.. Yaksokhae Yoora-ya..”
“Sekarang biarkan kami tidur, eoh? Kau kembalilah dikamarmu..”
“Oke, baiklah aku akan pergi..” Yoongi mengusap kepala Yoora, lalu memberikan kecupan di keningnya, “Selamat tidur calon istriku..”
~~~~~
Rasanya belum lama Yoora jatuh tertidur tapi dia sudah kembali terbangun. Kepalanya terasa sangat sakit, mungkin efek alkohol yang ia minum semalam.
Sara masih tertidur di samping Yoora meski sudah melepaskan pelukannya. Yoora menyentuh dahi Sara untuk mengecek demamnya.
“Oh dahaengiya.. Demamnya sudah turun..”
Yoora turun dari tempat tidur lalu keluar dari kamar Sara. Sepi. Sepertinya Yoongi juga masih tidur, mengingat mereka semalam mengobrol hingga hampir dini hari.
Yoora memutuskan untuk pergi ke dapur membuatkan Sara bubur, dan juga sarapan untuk dirinya dan Yoongi. Yoora membuka kulkas lalu mengeluarkan berbagai bahan makanan. Ia lalu mulai membuatkan bubur untuk Sara sambil menyiapkan bahan masakan.
“Kau sudah bangun? Bagaimana Sara?”
Yoora sedikit melonjak kaget saat Yoongi tiba-tiba menyapanya di dapur.
“Heem.. Syukurlah, demam Sara sudah turun..”
“Apa yang sedang lakukan di sini?” tanya Yoongi sambil meletakkan kepalanya di bahu Yoora, tangannya memeluk pinggang Yoora dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret Life
Fanfiction"Lagipula kenapa kau tidak terima saja perjodohan itu? Bukankah kata ayahmu dia tampan dan mapan?" "Kau bercanda?! Dia lebih tua 8 tahun dari ku, dan juga ayah tunggal dengan seorang putri!!"