Part 31

2K 113 9
                                    

Selepas kepergian Sara dan Sejin, Yoongi langsung menuju kamar Yoora. Saat Yoongi datang, Yoora baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan bathrobe dan rambut basah yang tergerai. Wangi vanila lembut dari body care yang dipakai Yoora menguar menggoda penciuman Yoongi. 

Yoongi mengerjap, berusaha menguatkan imannya dan menjaga kesadarannya. Ia harus bicara beberapa hal dengan Yoora. Setelah itu baru dia bisa memikirkan hal lain. 

“Dimana Sara? Apa dia masih kesal?” tanya Yoora saat tidak melihat keberadaan Sara ataupun mendengar suaranya. 

“Sara pergi dengan Sejin Hyung..”

“Ahh begitu..” jawab Yoora sembari asik memilih baju yang akan ia pakai dari dalam lemari. 

“Sayang? Apa tadi kamu bertemu dengan seseorang?”

“Eoh? Ahh.. Maksudmu Tae Ho oppa?”

“O-oppa?!!” Yoongi seketika langsung kesal dan meninggikan suaranya mendengar jawaban Yoora, “Wae oppa? Apa kau menyebut semua laki-laki dengan sebutan oppa?!”

Yoora menoleh menatap Yoongi, sesaat ia terkejut dengan reaksi Yoongi, tapi kemudian berbalik jadi gemas dan ingin menggodanya. 

“Tentu saja tidak.. Aku tidak mungkin menyebut Bang PD oppa kan? Dan teman-teman Sara juga tidak ku sebut oppa..” jawab Yoora santai. 

“Yakk aku serius!! Kenapa menyebut Ta Hu itu oppa?”

“Tae Ho, Oppa.. Namanya Tae Ho..”

“Terserahlah.. Ha Hi Hu He Ho, aku tidak peduli! Yang ku pedulikan kenapa kau menyebutnya oppa?”

“Ya karena dia lebih tua dariku.. Dia kakak kelasku. Dimana letak kesalahanku?”

“Tentu saja salah. Kau tidak tau dia menyukaimu?”

“Ah benarkah? Aku tidak tau..” jawab Yoora dengan ekspresi seperti memikirkan sesuatu. 

“Wae? Apa yang kau pikirkan? Kau menyesal baru tau sekarang? Atau jangan-jangan kau juga menyukainya?” Yoongi memincingkan mata kecilnya dan melipat tangan di dada. 

“Apa kau sedang merajuk? Kau cemburu?”

Yoongi terkekeh, “Jangan bercanda.. Untuk apa aku cemburu? Apa pentingnya kau menyukai siapa, toh kau tetap akan menjadi istriku..”

Yoora melangkah mendekati Yoongi, “Begitukah? Lalu kenapa kau membahas tentang ini alih-alih menggunakan waktu berdua kita untuk hal lain?” Yoora mengerling menggoda. 

Yoongi terkesiap, “Aku membahas ini karena Sara. Dia kesal karena tau temanmu itu menyukaimu.”

“Mmm benarkah hanya karena Sara?” Yoora kini sudah berdiri tepat di hadapan Yoongi, “Lalu apa yang membuatmu kesal seperti ini?”

Yoora mengalungkan lengannya di leher Yoongi, menatap matanya, menunggu jawaban dari pria itu. 

“A-aku-” Yoongi tergagap, wangi yang menguar dari tubuh Yoora begitu memabukkan, demi apapun dia sangat ingin ‘menerkam’ Yoora saat itu juga.

“Aku kesal karena kau tidak bilang kau bertemu dengannya di café. Kau sengaja menyembunyikannya dari ku?”

“Aniyo. Aku tidak menceritakannya karena ku pikir itu tidak penting..”

“Kau yakin bukan karena sengaja ingin meraha- mmpphh..”

Yoora membungkam kata-kata Yoongi dengan sebuah kecupan di bibirnya. Yoongi menurunkan tangannya yang terlipat, memberi akses Yoora untuk mendekat,  tapi ia justru melepas ciumannya. 

His Secret LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang