Yoora segera masuk ke kamar Yoongi dan langsung menuju ke kamar mandi. Sementara Yoongi mengikuti di belakangnya.Ceklek!! Yoongi mengunci pintu kamarnya.
“Gotcha!!” gumam Yoongi dengan seulas senyum di wajahnya.
Sesaat kemudian Yoora keluar dari dalam kamar mandi, “Oppa, krannya baik-baik sa-” kata-kata Yoora terhenti melihat Yoongi yang tengah berdiri menghalangi pintu kamar dengan tangan terlipat di dada dan senyum nakal di wajahnya.
“Yak! Kau menipuku? Minggir, cepat buka pintunya oppa..!”
Yoongi mengeleng dengan smirk di wajahnya.
“Aish! Shibal..!!” gumam Yoora kesal.
“Wow!! Kau bisa mengumpat? Kau tau itu tidak baik bukan?”
Yoongi menarik pinggang Yoora ke dalam pelukannya. Kini tubuh mereka saling berhimpit dalam posisi berdiri.
“Kira-kira apa yang harus aku lakukan pada mulut nakal ini?” bisik Yoongi sembari mengusap bibir Yoora dengan ibu jarinya.
Yoora meremang, tanpa sadar ia justru membuka sedikit bibirnya hingga terlihat sangat seksi di mata Yoongi.
“Ka-kau mau apa? Jangan macam-macam! Yang kemarin malam saja masih terasa sakit!!” Yoora mencebikkan bibirnya.
“Ahh maafkan aku, Baby.. Kalau begitu biar aku sembuhkan, eoh..?”
Yoora menatap Yoongi nanar, darahnya berdesir melihat bagaimana Yoongi dengan sengaja menjilat bibir bawahnya sendiri di akhir kalimat, sangat seksi dan menggoda. Yoora menelan ludah kasar. Ia mulai gelisah, bagian intinya pun mulai berkedut berharap lebih.
“Sialan!! Bagaimana bisa aku terangsang hanya dengan melihatnya?” batin Yoora.
“O-oppa hentikan, tidak malam ini. Sara.. Aku harus menjaga Sara, bagaimana jika dia tiba-tiba terbangun?” Yoora berusaha menghindar meskipun tubuhnya menginginkan Yoongi.
Tapi Yoongi tidak bisa ditipu begitu saja. Ia paham betul perubahan sorot mata, deru nafas, dan sikap Yoora yang menjadi lebih gelisah.
“Sara tidak akan bangun setidaknya sampai dini hari, Baby..”
Yoongi mengusap pipi Yoora kemudian kembali mengusap bibir merah Yoora, membuat pemiliknya seketika memejamkan mata.
“Cantik.. Kau sangat cantik, Baby..” bisik Yoongi dengan deep voicenya.
Yoongi mendekatkan wajahnya, mengecup sekilas bibir Yoora. Lenguhan halus terdengar dari bibir Yoora, seperti sebuah lampu hijau untuk Yoongi bergerak lebih jauh. Ia kembali menempelkan bibirnya, menciumnya, kali ini lebih lama. Yoora membuka mulutnya, membiarkan Yoongi melumat bibirnya dalam ciuman manis, bahkan Yoora dengan berani memulai permainan lidah mereka.
Decapan dan lenguhan tertahan terdengar dari dua anak manusia itu. Tangan Yoongi yang semula memeluk pinggang Yoora kini meluncur turun meremas bokong wanitanya. Yoora kembali melenguh. Tubuhnya semakin menempel erat pada tubuh Yoongi dengaan tangan melingkar di leher Yoongi dan sesekali meremas rambutnya.
Yoongi menuntun Yoora agar duduk di tepi tempat tidur. Yoora yang sudah dikuasai hasratnya hanya pasrah saat Yoongi yang berlutut dihadapannya menarik lepas celana pendek sekaligus celana dalamnya. Ia membuka lebar paha Yoora sehingga kewanitaan wanita itu terpampang jelas dihadapannya.
Basah dan tampak sangat merah, pantas saja Yoora masih merasakan sakit. Yoongi memberikan rangsangan lebih pada Yoora, memastikan dia sepenuhnya siap agar tidak merasakan sakit lagi.
“Engghhh oppa..” desah Yoora pelan saat jemari Yoongi mengusap lembut klitorisnya dengan gerakan memutar.
Yoongi mendekatkan wajahnya ke kewanitaan Yoora. Hembusan nafas hangat Yoongi membuat tubuh Yoora seketika bergetar dan terus menginginkan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret Life
Fanfiction"Lagipula kenapa kau tidak terima saja perjodohan itu? Bukankah kata ayahmu dia tampan dan mapan?" "Kau bercanda?! Dia lebih tua 8 tahun dari ku, dan juga ayah tunggal dengan seorang putri!!"