Hari keberangkatan ke LA.
Yoora menggeliat, terbangun dari tidur nyenyaknya. Dari cahaya matahari yang masuk ke sela-sela tirai kamar sepertinya belum terlalu siang. Yoora dengan malas kembali masuk ke pelukan pria di sampingnya.
Ia mengendus leher pria itu, sisa wangi parfum masih tertinggal di sana. Wangi yang kini jadi wangi favoritnya. Dengan jahil ia menciumi leher pria itu. Pria itu menggeliat, mengeratkan pelukannya ke tubuh Yoora yang hanya mengenakan pakaian dalam.
“Hentikan sayang.. Jangan menggodaku, atau kau tau sendiri konsekuensinya..” suara berat pria itu terdengar sangat menggoda.
Yoora terkikik dengan tetap membenamkan wajahnya ke ceruk leher pria itu.
“Terserah.. Lakukan saja jika kau ingin kita ketinggalan pesawat..”
Pria itu bangkit dan mengungkung Yoora di bawahnya.
“Kau nakal sekali Hwang Yoora! Aku akan menghukummu setibanya kita di LA. I mean it!!”
“With my pleasure, Daddy..” Yoora berbisik nakal di telinga Yoongi.
“Oh fuck!! Kau-”
Drrttt..!! Drrrttt..!!
Sebuah panggilan telepon menginterupsi Yoongi, “Kali ini kau selamat, Baby..” Yoongi beringsut mengambil ponselnya.
“Ne Hyung..” Yoongi menerima panggilan telepon dari Manager Sejin.
Yoora beranjak duduk di tepi tempat tidur lalu memakai kembali pakaiannya yang terserak di lantai kamar Yoongi.
Karena hari ini mereka akan berangkat ke LA, maka semalam Yoora memutuskan untuk menginap di apartemen Yoongi.
Yoora melangkah keluar kamar setelah sebelumnya membersihkan diri terlebih dahulu. Jam di ruang tengah menunjukkan pukul 6 KST, masih cukup banyak waktu sebelum penerbangan mereka siang ini. Ia mendatangi kamar Sara, dan melihat tuan putri kecil itu masih tertidur lelap.
Setelah mengecek putri kecilnya, Yoora pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Ia membuka kulkas mencari bahan makanan. Tak banyak yang tersisa karena 3 hari kemarin mereka berada di luar kota. Jadi Yoora memutuskan untuk membuat nasi goreng, menu simpel dan mengenyangkan untuk sarapan mereka bertiga.
Seperti biasa, ia membuat makanan dalam dua versi. Pedas dan tidak pedas, karena Sara belum bisa makan makanan pedas. Sedikit merepotkan memang, tapi semua terbayar saat melihat Sara makan dengan lahap makanan yang ia buat.
Yoongi yang baru saja selesai bertelepon dengan Sejin melongokkan kepalanya di pintu kamarnya, mencari keberadaan Yoora. Di luar kamar tampak sepi, tapi wangi masakan yang menyapa indra penciumannya memberitahukan keberadaan wanita itu.
Yoongi segera menuju dapur, ia bersandar di ambang pintu mengamati Yoora yang sedang sibuk di depan kompor. Samar terdengar wanita itu bersenandung lirih. Yoongi tersenyum. Hatinya hangat. Sejak ada Yoora di hidupnya bisa dibilang separuh beban pikirannya terangkat. Ia tidak lagi khawatir putrinya akan terlantar saat ia sibuk, pun dengan segala kebutuhannya dan putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret Life
Fanfiction"Lagipula kenapa kau tidak terima saja perjodohan itu? Bukankah kata ayahmu dia tampan dan mapan?" "Kau bercanda?! Dia lebih tua 8 tahun dari ku, dan juga ayah tunggal dengan seorang putri!!"