Part 9

1.6K 101 0
                                    

Yoora menanggapi setiap curahan perhatian Yoongi dengan begitu manis. Termasuk upayanya membuatkan bekal makan siang untuk Yoongi beberapa hari ini. Bahkan dia menyempatkan untuk mengantarnya sendiri ke agensi. Alasannya sederhana, karena Yoora tahu jika tidak seperti itu Yoongi akan melewatkan makan siangnya karena terlalu sibuk bekerja.

Yoongi mengintip isi kotak bekalnya. Hatinya menghangat melihat gambar hati yang Yoora buat di atas nasinya.

 Hatinya menghangat melihat gambar hati yang Yoora buat di atas nasinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aigoo Hwang Yoora.. Apa maksud semua ini? Kau mau bermain tarik ulur denganku? Hhmm..” Yoongi bermonolog.

~~~~~

“Mama, kenapa papa belum pulang?”

Yoora mengalihkan atensinya dari piring dan perkakas yang sedang dicucinya. Ia melirik jam dinding yang tergantung di dapur apartemen Yoongi. Pukul 7 malam.

Satu jam lalu Yoongi menelepon Yoora untuk memberitahu bahwa ia akan pulang terlambat malam ini. Artinya kemungkinan besar Yoora juga tidak bisa pulang ke apartemennya malam ini.

“Mungkin sebentar lagi, Sayang. Papa banyak kerjaan, jadi pulang agak terlambat.”

Sara kembali ke ruang tengah, bermain dengan mainannya. Sesaat kemudian dia kembali lagi ke dapur mendekati Yoora yang masih sibuk.

“Mama, aku mau es krim..”

“No, Sayang.. Ini sudah malam..” jawab Yoora sambil terus membersihkan dapur hingga rapi seperti sedia kala. Sementara Sara mengekor di belakangnya sambil mencebikkan bibirnya.

Yoora berbalik setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ia berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Sara yang masih merajuk.

“Sudah malam, ayo kita gosok gigi. Mama akan membacakan cerita untukmu sebelum tidur..”

“Tapi aku ingin es krim mama..” Sara mencebikkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di dada.

Yoora menghela nafas, beginilah ketika kau berhadapan dengan seorang anak yang cerdas, maka kau pun harus siap dengan keras kepalanya.

“Baiklah jika kau mau es krim mu sekarang, artinya besok kau tidak dapat es krim. Bagaimana?”

Sara terdiam, seperti sedang menimbang-nimbang. Yoora berdiri, berjalan keluar dari dapur, berpura-pura meninggalkan Sara sambil bermonolog.

“Ah.. Padahal besok mama mau membuat waffle, sayang sekali kalau tidak dimakan pakai es krim..”

Sara berlari menubruk kaki Yoora, “Mama, aku mau waffle dengan es krim..”

Yoora terkikik pelan, strateginya berhasil. Ia berbalik lalu mengangkat Sara ke gendongannya.

“Baiklah kalau begitu sekarang kita gosok gigi, ganti baju, lalu tidur ya..”

“Bacakan dongeng untukku..”

“Oke princess..!! Kau mau dongeng apa malam ini?” Yoora mencium gemas pipi Sara.

His Secret LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang