[OG 15] Ritual Pesugihan

194 19 2
                                    

“Jika sudah menyangkut takdir. Secuil usaha pun tidak akan berhasil, kecuali lantunan do'a yang selalu ia panjatkan. Mungkin saja ia akan mendapatkan, meski hasilnya tak seperti yang diharapkan.”

- Vocational High School -

Prawira Utama

Class RPL

- Student The Hidden Network -

❗❌👻❌❗


Prang!

Evi yang tengah menuangkan air hangat ke dalam gelas pun terkejut dengan bingkai foto keluarganya yang jatuh. Perlahan tangannya berhenti, menaruh poci teh hangat di atas meja makan.

“D-danish,” lirih Evi tertuju kepada bingkai foto yang kian terpecah belah, namun anehnya bagian foto dirinya dan suaminya tidak pecah total. Berbeda dengan bagian foto Danish, semuanya remuk tanpa sisa.

Tiba-tiba perasaan Evi tidak enak. Kepalanya mendongak, menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 22:59 menuju tengah malam.

Kedua bola matanya melotot sempurna. “Astagfirullah. Udah malem gini, Danish belum juga pulang.” Evi segera bangkit, tanpa membereskan bingkai foto yang rusak.

Akibat kepanikan Evi bergegas menelepon pihak sekolah. Menanyakan kabar anaknya yang belum pulang sampai tengah malam, seperti ini.

Tidak ada seorang pun yang mengangkatnya. Evi terduduk lemas di bawah tangga, melihat pintu rumahnya yang tertutup rapat.

“Ya Allah, kemana aja aku tadi? Sampai tidak sadar kalau anakku belum pulang sampai sekarang?”

Air matanya tiba-tiba jatuh, membasahi kedua pipinya yang memerah. Evi beralih menelepon semua Guru yang berada di sekolah.

Tut ...

“Hallo dengan siapa?”

Evi tersenyum lebar. “H-hallo. Pak, saya orang tuanya Danish. Maaf mengganggu tengah malam begini. Saya khawatir, anak saya. Danish, dia belum juga pulang sampai sekarang. Ada jadwal ekskul kah di sekolahnya? Atau ada acara? Tapi anak saya lupa mengabari? Atau bagaimana, Pak?”

“Danish? Ahaha ... tidak Bu, semua murid sekolah sudah pulang tadi sore, sekitaran ba'da ashar kami bubarkan.”

Deg!

Danish ...

“Hallo Bu, Bu—”

Tut ....

Pertahankan Evi runtuh. Jari-jemarinya meremas piyama hitam yang ia kenakan. “D-danish ... kemana kamu nak?!”

***

“Clay! Apa yang harus gue lakuin?! Gue nggak mau Danish dijadiin tumbal Papah. Gue nggak mau lihat dia mati dengan cara seperti ini. Tolong, Clay! Tolongin Danish!”

Clay menatap manik mata Meina yang dibanjiri air mata. Gadis itu terus berteriak meminta pertolongan. Jujur saja Clay juga bingung mau bertindak bagaimana? Karena situasi yang Danish alami membahayakan segalanya.

OBSESSION GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang