[OG 26] Ratri?

172 18 0
                                    

"Hidup itu tidak semuanya harus mendapatkan keadilan, bahkan nyawa yang hilang pun tak bisa Tuhan kembalikan. Namun bukan takdir Tuhan namanya, jika skenario itu sudah tercipta oleh manusia yang bernyawa."

- Vocational High School -

Prawira Utama

Class RPL

- Student The Hidden Network -

❗❌👻❌❗

“VAN!” teriak Danish dari sudut lorong ruang laboratorium.

Elvan yang hendak melangkah ke arah perpustakaan pun mengurungkan niatnya. Berbalik badan, menatap Danish bingung.

“Kenapa Nish?”

“Gue mau ngomong sama lo,” ujar Danish dengan nada pelan, mengatur napasnya yang naik turun akibat letih berlari.

“Penting?” tanya Elvan tidak suka bertele-tele.

Danish mendengus kesal. Beginilah Elvan, irit bicara dan mau langsung ke intinya saja. “Sangat penting menurut gue.”

Elvan menaikkan satu alisnya penuh tanda tanya. “Bicara aja disini, gue nggak punya waktu banyak.”

Respon Danish menggeleng cepat. “Ini penting. Gue nggak mungkin ngomong serius di tempat ramai kayak gini. Ikut gue, Van.”

Danish berjalan mendahului Elvan. Mau tak mau lelaki itu menuruti kemauan teman sekelasnya. Ia pasrah ketika Danish membawanya ke tempat sepi, tepatnya ruangan gedung belakang perpustakaan.

Keduanya sama-sama duduk di kursi yang sudah di sediakan. Kursi itu biasa mereka gunakan ketika ada acara di sekolahan. Kini tatapan Elvan beralih kepada Danish, memperhatikan wajah Danish yang berada di sampingnya.

“Lo mau ngomong apa Nish?” tanya Elvan tidak sabaran.

Danish menghela napas panjang. “Gue mau tanya soal kakak lo.”

Deg!

Perasaan Elvan tiba-tiba tak karuan. Danish tetap tenang, kembali melanjutkan perkataannya. “Kemarin foto kakak lo jatuh. Dan pas pulang ke rumah gue nggak bisa tidur nyenyak. Di rumah lo, gue nemuin penampakan kakak lo, Van. Dia sering neror gue akhir-akhir ini.”

“Neror?” tanya Elvan menahan diri untuk tidak menangis di depan Danish.

Mengingat kematian kakak Elvan, laki-laki itu merasa lemah dan tidak berdaya. Elvan sadar akan hal itu, ia terlalu menyayangi kakaknya hingga separuh keberaniannya hilang begitu saja.

Danish mengangguk ragu. “Gue sering di datengin sosok perempuan yang mukanya mirip banget sama kakak lo. Cuma wajah dia setengah rusak, gue nggak tau penyebab dia mati karena apa. Yang jelas dia selalu datengin gue, seolah-olah minta bantuan gitu, Van.”

Tubuh Elvan menegang sempurna. Tatapan bola matanya tertuju kepada Danish. “L-lo serius Nish?”

Danish menganggukkan kepalanya, meyakinkan. “Bukan sekali dua kali dia datengin gue, tapi beberapa kali. Terakhir pas gue ganti baju di kamar mandi, rumah lo.”

OBSESSION GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang