[OG 08] Tali Pocong

264 26 2
                                    

"Manusia sering kali menginginkan hidup sempurna. Lantas jika orang itu sudah tiada, apa kata kesempurnaan tetap ada?"

- Vocational High School -

Prawira Utama

Class RPL

- Student The Hidden Network -

❗❌👻❌❗

Mata teduh Liza tertuju pada bingkai hitam yang sekolah pajang disetiap kelas X sampai kelas XII. Arti dari bingkai itu menandakan kegelapan, tapi dari arti lain maknanya bertolak belakang dari apa yang Liza pahamkan.

“Mei!” Panggil Liza ketika melihat Meina yang berjalan santai ke arah perpustakaan.

Yang merasa terpanggil pun berbalik badan. “Kenapa?”

Liza berlari kecil menghampiri Meina. Sedikit cengiran ia tampilkan guna menutupi rasa gugupnya saat ini. Tangannya mulai berkeringat dingin, entah apa yang berada di dalam pikiran Liza hingga ia berani mengatakan. “Kenapa bingkai tanpa foto itu ada disetiap kelas? Kenapa nggak dibuang aja. Kurang aesthetic jadinya kelas kita tuh.”

Meina menggaruk-garuk tengkuk lehernya. “G-gue juga heran, and nggak tau kenapa. Mungkin kepala sekolah gabut. Maybe.”

Liza tertawa renyah, menganggap ucapan Meina hanya sebuah candaan. “Ahahaha ... gitu ya?”

Meina menganggukkan kepalanya, tidak mengerti. Lama bertatap muka dengan Liza, Meina mengangkat kedua buku yang berada di pelukannya. “Gue mau ke perpustakaan dulu, Za. Nyimpen buku yang kemarin gue pinjem.”

Liza mengangguk. “Oke. Gue tungguin lo di kantin ya, udah laper banget soalnya.

“Iya, duluan aja.”

***

Sesudah dari perpustakaan, Meina bergegas pergi menuju kantin, bergabung dengan Liza dan Aretha yang tengah memakan mie ayam penuh hidmat.

“Mei, gue lupa belum pesenin lo makanan. Habisnya gue nggak tau lo suka jajan apaan di sekolah,” ucap Liza tidak enak hati, sebab ia belum jauh mengenal Meina. Padahal mereka sudah dua tahun lebih bersama, akan tetapi karena Meina yang sering menyibukkan diri dengan anggota OSIS. Alhasil ia jarang makan bersama, maka dari itu ia tidak tau selera makan Meina seperti apa.

Sudut bibir Meina terangkat membentuk senyuman. “Nggak papa, gue bisa sendiri, kok.”

Meina berbalik badan, berniat untuk membeli makanannya sendiri. Namun belum sempat melangkah, nasib buruk menghampirinya.

Prang!

Mangkuk bakso panas yang berada di genggaman tangan Danish tumpah mengotori lantai kantin. Bahkan kuah baksonya pun membasahi tubuh Meina dan juga dirinya, sebab ketidaksengajaan Meina yang menubruk Danish tanpa tau laki-laki itu sedang apa di belakangnya tadi.

Spontan keduanya bertatapan mata. Seluruh siswa yang melihat kejadian mengenaskan itu pun bergejolak kaget. Mengerumuni tempat kejadian, dengan bibir berbisik-bisik dari satu teman, ke teman lainnya.

Oh ayolah. Meina malu sekarang! Hantu Clay yang tidak tahu dirinya tertawa terbahak-bahak. Beruntung saja ia tidak bisa dilihat orang banyak. Sedangkan Danish dan Meina, keduanya tengah gugup menahan malu.

OBSESSION GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang