“Hidup adalah permainan, jika bukan pendirian diri sendiri yang memulai, semua skenario akan berjalan dengan lancar, tanpa melibatkan banyak pemeran.”
- Vocational High School -
Prawira Utama
Class RPL
- Student The Hidden Network -
❗❌👻❌❗
Mentari pagi tengah menampakkan kilauannya. Meina mengerjap, melirik siapa yang berani datang ke kamarnya tanpa izin. Ia bangkit, duduk ditepi ranjang dengan nyawa setengah sadar.
“Papah?”
Yuda tersenyum, mencium kening putrinya penuh kasih sayang. “Good morning, cantik.”
“Hmm ...”
“Sudah pagi sayang. Bangunlah,” ucap Yuda mengusap pipi tembem Meina penuh perhatian.
Meina menghela napas panjang, hendak tidur kembali. Namun Yuda menahan punggungnya, hingga Meina tetap duduk tidak minat berkomentar.
“Papah ada meeting pagi di kantor. Jangan keluar rumah tanpa pengawasan Bodyguard ataupun Pengawal rumah. Bi Ningrum udah nunggu di dapur daritadi, katanya mau belajar masak, turunlah. Ajak temanmu untuk sarapan juga bersamamu.”
Meina yang tadinya malas membuka kelopak matanya pun tercekat, memandangi Yuda antusias. “Teman? Siapa?”
Yuda terkekeh gemas. “Kamu lupa? Pemuda semalam yang Papah jadikan tumbal itu—”
“Dimana dia sekarang Pah? Papah nggak macem-macem 'kan sama dia?” Meina beranjak dari duduknya, hendak meninggalkan kamar.
Belum sempat melangkah keluar, dengan cepat Yuda meraih tangan Meina. Menghentikan kerusuhan putrinya. “Tenanglah Meina. Papah sudah berjanji tidak akan membunuhnya, tapi jika kau mau, dengan senang hati. Papah akan melakukannya untukmu.”
Meina melotot, dengan raut wajah pucat pasi. Kepalanya menggeleng cepat, pertanda tidak setuju dengan perkataan Yuda saat ini.
“Stop bunuh orang tanpa dosa, Pah!” sentak Meina mencoba mengontrol emosinya agar tidak meledak di hadapan Papahnya.
Lagi dan lagi Yuda malah terkekeh. “Masih pagi sudah marah-marah. Rendahkan suaramu sayang, kamu bisa saja membuat semua orang yang berada di mansion berpikiran yang tidak-tidak tentang kita.”
Meina menghela napas panjang. “Apaan sih, Pah! Suaraku udah kecil, kok.”
Yuda tertawa pelan mendengar jawaban ketus dari putrinya. Tangannya terangkat, mengacak-acak rambut putrinya gemas.
“Terserah apa katamu sayang. Sekarang kamu mandi ya, Papah berangkat dulu. Jangan lupakan aturan Papah tadi,” peringat Yuda berjalan meninggalkan Meina yang tengah berdiri di ambang pintu kamarnya.
Setelah melihat Yuda keluar dari mansion bersama para Bodyguardnya. Ia langsung berlari ke kamar mandi, membersihkan diri sebelum ia menghampiri Danish di ruangan tersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION GHOST [SELESAI]
HorrorClay mempunyai arti yang tunduk pada kematian. Salah satu obsesi terbesarnya yaitu ingin hidup kembali, merubah takdir Tuhan yang tidak bisa dirubah karena sudah menjadi ketetapan. Jasadnya hilang bersamaan dengan jaringan yang beredar di satu sekol...