[OG 27] Kitab Keramat

177 24 0
                                    

"Tersimpan hanya di dalam satu kotak. Tercatat disetiap lembaran kelam, kegelapan akan hilang dengan adanya suatu tindakan. Lakukan apa yang seharusnya jadi tujuan."

- Vocational High School -

Prawira Utama

Class RPL

- Student The Hidden Network -

❗❌👻❌❗

Sesuai janjinya semalam. Hari ini ia akan pergi ke Gramedia bersama Meina. Persetan dengan uang sakunya yang kering, karena ia yakin, jika Tuhan sudah mengatur rezekinya masing-masing.

Perjuangan Danish untuk mengajak Meina jalan-jalan pun tidak mudah. Banyak rintangan yang harus ia hadapi. Termasuk bermain belakang dengan pengawal Meina yang sudah standby di parkiran.

“Nish! Kok lo bawa gue kesini?” tanya Meina was-was, lantaran Danish membawanya ke gedung belakang sekolah.

“Di parkiran ada pengawal Bokap lo. Gue nggak mau rencana kita gagal, Mei.” Danish celingak-celinguk, memastikan kondisinya saat ini tengah aman.

“N-nish  ... Gue pulang aja ya. Gue takut pengawal Papah tau kalau kita jalan-jalan tanpa ada pengawasan dari mereka.”

Danish menggeleng. “Lo tenang aja, Mei. Gue udah tau konsekuensi yang harus gue dapatkan karena udah berani nyulik lo tanpa izin.”

Meina menghela napas panjang. “G-gue takut lo kenapa-kenapa nantinya, Nish.”

Danish tersenyum tipis, merasa diperhatikan oleh gadis itu. “Lo tenang aja, Mei. Semua terkendali dengan aman. Percaya sama gue.”

“Tapi—”

“Ayok naik!”

Meina mengigit bibir bawahnya gusar. “Nish... ”

“Naik, Mei!”

Meina mengerucutkan bibirnya kesal. Kemudian menaiki motor sport milik Danish dengan tangan yang memegangi jaket hitam milik cowok di hadapannya itu.

Danish terkekeh pelan. Menancapkan gas motornya dengan kecepatan sedang. Untung saja Danish sudah ganti kenalpot. Jika belum, sudah dipastikan dirinya ketahuan akibat suara kenalpotnya yang bising tak karuan.

***

Sesampainya di Gramedia, keduanya mulai berbelanja buku yang mereka tuju. Terkhusus untuk Meina, Danish sudah check out kan pemesanan novel Derozscar yang sedang pree order sekarang.

“Dibayar sama lo 'kan? Awas tiba-tiba cod,” celetuk Meina melirik layar handphone Danish yang masih berada di aplikasi shopee.

Danish mengacak rambut Meina gemas. “Udah, lo tenang aja. Udah gue bayarin. Lo tinggal nunggu aja bukunya sampai.”

“Beneran?” tanya Meina dengan kedua pasang mata berbinar.

Danish mengangguk. “Iyalah, ya kali gue boong.”

Meina mengabaikan ucapan Danish. Memilih-milih buku yang menurutnya menarik. “Katanya mau buku seri Bumi, udah?”

OBSESSION GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang