[OG 35] Shalat?

142 15 0
                                    

"Teruntuk umat yang beragama islam. Barang siapa yang tidak mengerjakan shalat/melaksanakan ibadah kepada-Nya. Maka kafir lah ia secara nyata."

- Vocational High School -

Prawira Utama

Class RPL

- Student The Hidden Network -

❗❌👻❌

Allahuakbar...

Allahuakbar...

Meina yang tengah sibuk bermain ponsel menghentikan kegiatannya. Ia mendengarkan lantunan adzan yang berkumandang dari arah speaker mesjid. Ada rasa tenang disana, ketika nama 'Allah' beberapa kali disebutkan.

Gadis itu menghela napas panjang. Berjalan sempoyongan keluar kamar, mencari keberadaan Bi Ningrum untuk membuatkannya makanan. Sebab sedari pulang sekolah, Meina belum sempat makan siang sama sekali.

“Bi!”

“Bi Ningrum!”

“Bi Ningrum kemana?” tanya Meina kepada Eka — pengawalnya yang menjaga di luar mansion.

“Saya tidak melihatnya, Nona. Mungkin ada di dapur atau di kamarnya.”

Meina mengangguk. “Ya udah, aku ke dalam dulu, Pak. Makasih!”

“Baik Nona...”

Dengan segera Meina  menjumpai Bi Ningrum di kamarnya. Namun saat ia mengetuk pintu, tidak ada sahutan apapun dari dalam. Karena penasaran, akhirnya Meina membuka sedikit pintunya sehingga ekor matanya mendapatkan celah terbuka untuk ia mengintip kegiatan yang tengah Bi Ningrum laksanakan.

“Assalamualaikum warohmatullah...”

“Assalamualaikum warahmatullah...”

Deg!

Meina mematung di ambang pintu kamar. Pemandangan yang ia lihat ketika Bi Ningrum selesai melaksanakan shalat, hatinya bergetar tak karuan.

“Nona!” panggil Bi Ningrum terkejut melihat Meina yang sudah standby di ambang pintu kamar.

Sontak saja Meina tersadar akan lamunan gelapnya. Gadis itu masuk ke kamar Bi Ningrum, tidak lupa menutup pintunya dengan rapat.

“Bibi tadi shalat apa?”

“Shalat ashar, Non.”

Kedua kontak mata Meina berbinar. “Sholat ashar, Bi? Yang tiga raka'at itu ya?”

Bi Ningrum tersenyum tipis. “Empat, Nona.”

Meina mengerjap-ngerjapkan kedua matanya polos. “Loh? Bisa ditambahin?”

Tawa Bi Ningrum pecah kala mendengar kepolosan Meina saat ini. Ia menggeleng, seraya berkata, “Sudah ditetapkan, raka'atnya segitu, Nona. Ya ampun, ada-ada saja Nona ini.”

Meina nenggaruk-garuk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Kedua tanganya terangkat, menutupi wajahnya yang kian memerah, menahan malu.

OBSESSION GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang