[OG 41] Kematian Yuda

155 12 0
                                    

"Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan. Sama halnya dengan kematian, hukum alam pasti akan datang kepada seseorang yang melakukannya sebagai syarat keadilan."

- Vocational High School -

Prawira Utama

Class RPL

- Student The Hidden Network -

❗❌👻❌❗

Duar!

Suara ledakan bom terdengar dari luar. Semua orang yang berada di dalam mansion tercengang kaget. Begitupun Yuda yang kini hendak turun, memasuki ruang bawah tanah.

“KEBAKARAN! KEBAKARAN!” teriak salah satu pelayan dari arah dapur.

“Ada apa ini?” Yuda bertanya-tanya. Namun semua para pelayan beserta para pengawal berlarian kesana-kemari, mencari celah untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Meina tersenyum, mengambil kesempatan dengan cara kabur lewat pintu belakang. Sialnya, belum sempat berbalik ia dihadang dengan kobaran api yang menghantam.

“AAAA!!”

“Aghhh!”

Meina terkejut. Bukan dirinya yang tertimpa kobaran api di belakangnya, melainkan Yuda, yang menyelematkan Meina dari serangan api yang menjalar.

“Meina! Keluar!”

“Papah...”

“KELUAR MEINA!” bentak Yuda membuka jaketnya yang sudah hangus terbakar.

Brakh!

Pintu kamar Bi Ningrum tumbang, menimpa tubuh Yuda yang setengah gosong karena api yang berkobar-kobar.

“PAPAH!”

“AAAA!!” Yuda berteriak melawan rasa panas yang menjalar membakar tubuhnya.

Bugh!

Sebagian mansion Yuda tengah hangus terbakar. Meina menangis, menatap Yuda yang terjatuh, menggelinding ke bawah tangga.

“PAPAH!” Meina membekap mulutnya, menatap panas cairan hitam yang berceceran di atas tangga.

Meina ingin menolongnya. Tapi sebuah rantai mengikat kedua tangannya kuat. Hal yang sulit Meina rasakan, kehilangan seseorang yang ia sayangi.

Kepala Yuda sudah dipastikan hancur akibat benturan keras, tepat di meja kaca yang kini sudah retak tak berbentuk.

Meina tercengang, menatap tubuh remuk Papahnya yang dihampiri oleh arwah Ratri, arwah Clay dan banyak arwah lain yang mengitari tubuhnya yang terbakar.

“MEINA!”

Deg!

“DANISH!”

Bugh!

Danish memeluk tubuh Meina erat. Melepaskan rantai besi yang mengikat kedua tangan Meina, menyebabkan tangannya recet dan memar.

Meina terlihat kacau. Gadis itu menatap manik mata Danish lemah. “Nish...”

“Mei. Gue ada disini, buat lo. Lo kuat! Ayo keluar!”

“Mei!”

Tidak ada sahutan.

Danish menggenggam tangan Meina yang terasa dingin. Jantungnya berdegup kencang. “Meina! Hey! Bangun Mei!”

“Meina tidak sadarkan diri.”

OBSESSION GHOST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang