Bab 20 - Horse Racing Day

2.4K 390 21
                                    

Ketika Roran memandu kudanya di lintasan dengan santai, dia bertemu mata dengan Sophie yang baru saja tiba.  Dia berusaha membenahi renda dari roknya yang terlipat sambil sesekali mengibaskannya samar, merasa gerah karena hari yang terik.

Tentu saja seorang putri tidak boleh melakukan itu. Tapi Sophie datang lebih cepat dan seharusnya tidak akan ada yang memperhatikannya. Roran, ikut menjadi joki kuda hari ini. Dia menunggangi kuda milik raja Phillip. Sophie masih suka merasa kecewa melihat Roran yang tampak begitu menikmati kehidupan barunya. Tapi tentu saja Sophie tidak pernah mengungkapnya. Dia tahu itu hanya akan membuat Roran sedih.

"Sophie! Apa kau akan bertaruh untukku?" Roran menyapanya ceria. Dia seperti anak laki-laki yang baru punya mainan baru.

"Entahlah, setahuku kau tidak terlalu pandai berkuda," ujar Sophie lemah sambil mengeluarkan kipas berwarna biru pastel untuk menyejukkan dirinya.

Sophia tampil elegan dengan gaun katun berwarna biru lembut dan renda putih yang manis. Dia juga memakai topi lebar yang dirajut dengan hiasan rangkaian bunga segar yang tidak terlalu berlebihan.

Sementara Roran memakai pakaian khusus berkuda yang pas badan dengan nuansa warna kelabu. Rambut ikal cokelatnya disembunyikan oleh topi fedora bermotif kotak-kotak. Dia terlihat gagah dan benar-benar mirip pangeran.

Sementara Sophie merasa dia masih berantakan sebagai seorang putri. Dia nyaris tidak lulus kelas etiket jamuan makan. Sophie masih sering keliru membedakan sendok sup dengan sendok makanan penutup. Sampai saat ini sophie masih berpikir kalau etiket makan itu omong kosong. Makanan adalah rekreasi. Dia tidak bisa menikmati makanan kalau harus cemas akan cara makannya sepanjang jamuan.

"Jangan jahat begitu, guruku bilang aku lebih ahli daripada ayah kita di masa mudanya. Mereka bilang aku mungkin bisa melampaui prestasinya," kata Roran bersemangat.

Sophie tahu, roran sama sekali tidak bermaksud sombong. Dia hanya senang, bersemangat dengan hidup barunya sebagai pangeran.

"Yah, mari kita lihat. Aku tidak tahu, karena calon suamiku kan juga punya kuda yang berlomba di sini. Kalau tidak salah namanya storm," ujar Sophie sedikit malas. Dia berada di tempat ini bukan untuk bersenang-senang. Dia punya kewajiban sebagai calon istri duke Thaddeus.

"Aku sudah lihat kudanya, dia terlihat punya kaki yang kuat. Tapi Daisy, kuda ini, bisa berlari lebih cepat," kata Roran percaya diri.

"Bertaruhlah untukku, aku pun bertaruh untuk diriku sendiri. Kalau aku menang, semua uangnya akan kudonasikan di acara amal kerajaan bulan depan. Itu gunanya menjadi pangeran kan? Aku bisa membantu banyak orang. Nah sophie, aku akan melanjutkan latihanku. Kau harus menonton sampai selesai, oke?" Roran memacu kudanya berlari dengan aura bersemangat. Dia seperti personifikasi dari matahari pagi, sementara sophie lebih sebagai jelmaan awan hujan. Muram dan tidak bersemangat.

Bagaimana mungkin Sophie bisa sampai hati membujuk Roran untuk meninggalkan gelarnya? Dia sangat berdedikasi dan terobsesi menjadi pangeran yang sempurna. Sepertinya Sophie akan berusaha beradaptasi menerima nasibnya.

Kontrak boneka. Kontrak terkutuk itu telah mengikatnya dengan keluarga Caleigh. Mulai minggu kemarin, walaupun dia masih tinggal di Istana, mulai ada pelayan dari mansion caleigh yang mengurusnya. Ada guru tambahan yang khusus mengajarinya tentang keluarga caleigh dan hal-hal seperti sumber kekayaan dan batas kekuasaan mereka.

Selain itu, sudah ditetapkan kalau dia akan pindah ke mansion caleigh yang ada di ibukota bulan depan. Biasanya pasangan yang bertunangan tidak melakukan itu. Tapi sophie kini adalah properti keluarga Caleigh. Jika duke memintanya, dia harus patuh.

Kontrak boneka dilakukan di Anatoille sebagai cara kuno dari setiap keluarga untuk memastikan mendapatkan nyonya rumah yang sempurna. Bahkan, dulu praktik ini dilakukan bagi anak-anak. Mereka dididik khusus sebagai calon istri dan disiapkan untuk menghadapi rumah tangga. Gadis yang terikat dengan Kontrak itu tidak punya pilihan selain patuh. Yang bisa membatalkannya hanya kematian atau jika calon suami mereka mengembalikan sang gadis ke keluarganya. Atau jika ada penyiksaan dan kekerasan yang bisa membahayakan nyawa. Kontrak boneka juga berkekuatan hukum, yang artinya jika sang calon pengantin kabur, dia akan dipenjara.

Taming The Villain DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang