Mengetahui soal roran bukan berarti Sophie bisa bertindak. Thaddeus tahu kelemahannya. Sophie tidak sudi berbuat culas, apalagi berani melawan sang duke. Sophie bisa saja melakukan hal licik, seperti meracuni sang duke dan mungkin membunuhnya. Dia bisa dengan mudah menciptakan ramuan atau parfum untuk itu. Dia juga sudah banyak membaca jurnal kriminal di perpustakaan tentang pembunuhan yang tidak terdeteksi.
Tapi dia sudah cukup lama mengenal thaddeus. Sang duke bukan sepenuhnya orang asing baginya. Dia mungkin adalah musuhnya. Tapi hatinya tidak sanggup untuk melakukan pembunuhan berdarah dingin dengan seseorang yang selalu ada bersamanya.
Selain itu, pemerintahan negara ini tidak bodoh. Mereka akan mengetahui siapa pelakunya jika orang sepenting thaddeus terbunuh. Hampir separuh anggota dewan anatoille adalah pendukung sang duke, mereka tidak akan membiarkan kematian sang duke diabaikan. Selain itu, jika mereka tahu sophie pelakunya, mereka akan menuduh roran juga. Karena dia punya motif untuk itu.
Roran tidak bisa dengan mudah menyerang thaddeus. Dia tidak punya cukup kekuasaan dan belum punya sekutu kuat. Selain sigmar, anggota keluarga duke d'artagnan. Serta beberapa keluarga pendukung setia raja. Sebaliknya, thaddeus bisa saja menyakiti roran dan lolos tanpa hukuman. Anggota dewan serta para hakim yang memihaknya, akan dengan mudah mengampuninya. Itu jika perbuatannya ketahuan, tapi thaddeus adalah pria yang melakukan kejahatan dengan rapi. Tidak ada yang akan tahu.
Intinya, thaddeus sangat berkuasa, tidak mudah dijatuhkan dan sulit dilawan. Roran tidak cukup kuat menghadapinya saat ini. Tapi sepuluh tahun lagi, mungkin situasi akan berubah.
Sophie harus mengulur waktu, mematuhi thaddeus di kurun waktu tersebut dan memberi waktu bagi Roran untuk menjadi lebih kuat. Seandainya saja Roran bersedia melupakan gelar putra mahkotanya dan pergi ke negara lain, mungkin ini akan lebih cepat teratasi.
Sophie tidak ingin ada yang terbunuh atau dipenjara. Tapi harus ada yang berkorban. Sekali lagi, sophie harus mengalah. Demi keselamatan kakaknya. Demi kedamaian hatinya.
Sophie melirik ke arah sang duke, yang dengan tenang kembali ke kursinya dan melanjutkan makannya. Dia tahu, kalau dia sekali lagi sudah berhasil mengendalikan sophie. Dia tahu, sophie tidak akan berani menentangnya jika dia mengancam roran.
Sophie melirik kotak hadiah yang diberikan sang duke. Dia mengakhiri acara makannya, membiarkan pelayan mengambil piringnya dan kini mulai tertarik membuka hadiah ulang tahunnya.
Thaddeus, tidak peduli pada orang lain. Hadiahnya selama ini untuk sophie, adalah benda-benda termahal dan sesuatu yang disebut para pedagang dan bangsawan paling istimewa. Tapi, sesuatu yang spesial bagi orang lain, bukan berarti spesial untuk dirinya. Sophie sudah menduga, dia mungkin akan kembali mendapatkan perhiasan mahal yang akhirnya tidak terpakai dan akan berdebu di lemari kamarnya.
Sophie melepas kain yang membungkusnya. Kini dia melihat di hadapannya, sebuah kotak kayu berukir mewah. Kayunya harum, karena terbuat dari gaharu yang mahal. Sophie membukanya. Dan ada sebuah hiasan rambut di sana. Seperti sisir berbahan perak yang dihias dengan bunga perak serta mutiara berkilau.
"Aku membelinya di Navaran, kupikir kau akan suka," Thaddeus berkomentar.
Itu hanya hiasan rambut biasa. Berbeda dengan yang biasa dibeli thaddeus. Sophie merasa hadiah itu terasa spesial. Karena thaddeus tidak pernah memilih hadiah untuk sophie sendiri. Semua diurus oleh Carl atau Andrei. Sophie mengagumi benda itu di tangannya. Walau dia tidak ingin menunjukkannya, dia tersenyum untuk hadiah itu.
Sophie pikir, sang duke sama sekali tidak memikirkannya. Tapi dia memilih hiasan rambut itu, mengetahui kalau Sophie suka dengan ornamen perak. Thaddeus ternyata memperhatikan kalau Sophie selalu memakai perhiasan berbahan perak. Itu, sedikit membuatnya tersentuh. Sang duke mungkin bukan manusia egois yang sama sekali tidak punya perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taming The Villain Duke
RomanceWarning Red Flag ML Slow Burn 18+ Sophie pikir, dia akan mendapatkan akhir bahagia. Setelah belasan tahun hidup layaknya pelayan di rumah bibinya, sophie menerima kejutan kalau dirinya adalah seorang putri. Kakaknya menjadi putra mahkota dan dirinya...