"Yang benar saja! Umurnya baru enam belas tahun!" Thaddeus mondar mandir gusar di ruang kerjanya. Dia merasa geram. Tidak menyangka kalau kunjungan terakhirnya ke istana akan menimbulkan sakit kepala baru.
"Itu sebenarnya bukan masalah, bangsawan menikah ketika usia delapan belas tahun. Ketika itu dia sudah dewasa," Andrei, ajudan kepercayaannya mengomentari sambil memeluk setumpuk perkamen yang harus ditandatangani sang duke.
Sudah seminggu berlalu sejak raja dengan sepihak memutuskan perjodohan itu. Dia bahkan mengumumkannya di akhir acara dan membuat seluruh kantor berita Anatoille kini bergairah mengabarkan perjodohan mereka.
Rumor itu belum mereda dan sepertinya Thaddeus harus menahan diri hadir ke acara publik untuk beberapa waktu. Andrei kesal karena hal itu membuat Thaddeus lambat menyelesaikan pekerjaannya. Tapi sang duke tidak bisa menemukan jalan keluar.
"Tetap saja aku sembilan tahun lebih tua darinya! Dan kau jelas tahu kalau aku belum ingin menikah. Itu merepotkan!"
Sudah menjadi rahasia umum, kalau duke muda dari keluarga Caleigh menolak pernikahan. Dia selalu menghindar dari acara perjodohan selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya semua orang berhenti menawarkan anak perawan mereka dan tidak lagi berharap sang duke akan memilih salah satu dari mereka.
Tapi kalau perjodohan itu diatur oleh raja, dan melibatkan putrinya sendiri, ceritanya akan berbeda. Tidak peduli sebesar apapun kekuasaannya, dia tetap harus tunduk kepada titah raja.
Ini adalah pernikahan politik. Raja jelas-jelas memberikan putrinya sebagai tawaran perdamaian. Dan thaddeus tidak punya pilihan lain. Dengan tersenyum dia mengangguk walau thaddeus enggan menyematkan kata-kata manis atau menyanjung. Sementara itu, Thaddeus ingat putri Sophie ketika itu tampak terkejut dan muram. Dia bahkan lebih terguncang daripada dirinya. Wajahnya menampilkan rasa tidak suka yang mendalam. Sophie enggan melihat wajahnya dan menahan emosi seolah hampir memukulnya.
Di situ, Thaddeus merasa terusik. Ini memang perjodohan. Tapi thaddeus adalah bujangan paling diinginkan di Anatoille selama 5 tahun terakhir. Seharusnya Sophie tidak bersikap seperti itu kepadanya. Reaksinya seolah-olah dia akan menikah dengan pangeran katak.
"Semua sudah terjadi dan publik telah mengakui kalian sebagai pasangan. Perjodohan politik atau bukan, kalian berdua punya tanggung jawab tambahan untuk menegaskan hubungan kalian ke publik. Sudah seminggu berlalu, seharusnya kau berkirim surat ke istana, melakukan pertemuan dengan sang putri dan meluruskan kecanggungan ini," Andrei, ajudannya yang berkacamata memberi saran.
"Kalau aku tidak mau?"
"Reputasi kalian berdua akan runtuh, rakyat mungkin akan kurang bersimpati kepada anda. Ingat, putri sophia dan pangeran Roran adalah bintang Anatoille saat ini. Bukankah kau masih mau menjadi putra mahkota?"
"Raja sialan itu membawa putranya yang amatiran ke istana, dan memberinya gelar putra mahkota. Padahal seharusnya aku yang akan mewarisi tahtanya. Kukira kali ini keluarga caleigh akan punya kesempatan. Tidak ada yang menyangka kalau dia punya anak di desa terpencil! Aku sudah susah payah mendapatkan informasi dan berusaha membunuhnya berulang kali. Tapi bajingan sialan itu, begitu lihai dan beruntung," Thaddeus menggretakkan jarinya kesal.
"Mungkin di generasi berikutnya—"
"Harus menunggu berapa lama lagi? Apa kau tidak lihat kerajaan Anatoille lemah di tangan keluarga Antoirre?!"
"Dan apakah kau tidak lihat bagaimana phillip sedang menghinaku? Dia ingin aku menikahi putrinya! Pewaris gelar Duke Caleigh! Kalau aku punya anak dengannya, maka anakku akan memiliki darah Antoirre!"
Lanjut thaddeus emosional sambil duduk di mejanya setelah menggeser jatuh beberapa kertas dan pena ke lantai.
"Lalu apa yang akan anda lakukan, your grace?"
"Tulis surat ke istana, biar aku temui putri sophie. Aku harus menegaskan beberapa hal kepadanya. Terutama soal pernikahan yang sama-sama tidak kita berdua inginkan dan aturan yang harus kami sepakati kalau mau melakukan ini,"
***
"Aku tidak mau!"
"Ini your grace yang kita bicarakan, kalau anda menolak undangannya–" pippin, kepala pelayan istana putri memberi saran.
"Aku setuju dengan sophie, masa dia dijodohkan dengan om-om," Roran menggerutu, dia berbaring di sofa panjang yang ada di kamar Sophie. Sementara gadis itu masih belum mau keluar kamar dan seharian hanya memakai piyama.
"Dia tidak setua itu, yang mulia,"
"Berarti raja yang aneh, menikahkan pria dewasa dengan anak kecil," Roran mencibir.
"Aku menolak perjodohan tapi aku bukan anak kecil, Roran!"
"Oh ya? Lalu kenapa kau selalu meminta koki membuatkan keik dan coklat setiap hari?"
"Itu tidak ada hubungannya!"
"Kalau anda merasa sudah dewasa, yang mulia, Temui his grace! Berikan kejelasan ke publik. Anda dan dia pasti sadar kalau kalian wajib mengesampingkan urusan pribadi dan mengutamakan urusan kerajaan. Berita di media semakin brutal, bahkan kudengar ratu Charlotte melarang surat kabar manapun masuk ke istana untuk sementara," pippin menasihati.
"Aku tahu," Sophie bersungut.
"Ah apa aku sudah pernah bilang kalau duke terhormat itu berusaha membunuh roran?"
"Itu hanya asumsi anda, yang mulia,"
"Oh ya ampun kenapa tidak ada yang percaya kepadaku!"
"Aku percaya, soph. Tapi kita tidak punya bukti," sahut Roran sambil menyendok sepotong kue coklat dengan krim tebal ke mulutnya.
"Yang Mulia, coba pikirkan ini, seandainya yang kau katakan itu benar, bukankah pernikahan ini akan membantu anda? Anda bisa mengawasi his grace, kalau dia mungkin akan melakukan sesuatu yang buruk kepada kakak anda," kata pippin yang memiliki rambut merah sebahu serius.
"Aku menolak kalau Sophie melibatkan dirinya dalam bahaya demi aku," Roran menggeleng tegas.
Sophie merenung. Apakah ayah mereka punya tujuan rahasia? Apakah ini bisa menjadi jalan Sophie untuk melindungi Roran?
"Balas suratnya, bilang kalau aku setuju makan siang dengannya," kata Sophie akhirnya.
Pada pertemuan berikutnya, sophie harus melupakan kalau Thaddeus pernah menjadi pria aneh dengan kepribadian menarik yang membeli parfum untuk kudanya. Dia hanya thaddeus emeric Caleigh, pria yang menginginkan kematian kakaknya.
****
Buat yang suka baca cerita aku pasti udah paham kalau aku author plin plan termasuk soal ganti-ganti judul. Karena aku milih nulis dulu baru bikin judul. Semoga maklum ya. Hehehe.
Anyway terima kasih untuk vote dan komennya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Taming The Villain Duke
RomanceWarning Red Flag ML Slow Burn 18+ Sophie pikir, dia akan mendapatkan akhir bahagia. Setelah belasan tahun hidup layaknya pelayan di rumah bibinya, sophie menerima kejutan kalau dirinya adalah seorang putri. Kakaknya menjadi putra mahkota dan dirinya...