Kerajaan Anatoille berada di benua Utara. Berbatasan dengan dua lautan serta adalah salah satu negara dengan wilayah terluas di dunia. Luasnya wilayah membuat Anatoille rentan mengalami pemberontakan. Karena kerajaan tidak bisa selalu adil memberi fasilitas bagi setiap kota dan rumah.
Karena itulah, seluruh anggota keluarga kerajaan serta bangsawan yang berasal dari keluarga kelas atas harus bisa memegang senjata. Tidak ada tempat bagi para pewaris yang lemah, karena setiap saat seseorang bisa mengincar nyawa mereka. Bukan hal langka ketika kaum pemberontak membunuh mereka. Selain itu, ketimpangan sosial yang tinggi membuat warga kelas bawah menjadi iri hati dan melakukan kejahatan.
Roran, lahir dan besar di wilayah sederhana. Warga paling kaya adalah pemilik toko atau peternakan. Mereka tidak bisa menjual produk mereka dengan harga tinggi karena daya beli yang rendah. Roran menghabiskan masa remajanya di militer dan berperang di garis depan melawan monster naga berkepala sembilan yang menyandera Teluk dagestan. Dia tahu, dan mengenal para prajurit yang juga berasal dari kalangan menengah ke bawah.
Kemiskinan dan ketidakadilan akan menimbulkan kejahatan. Roran tahu benar hal itu. Karena dia bergaul dengan kalangan bawah dan secara instan menempati posisi tertinggi di Anatoille.
Nuraninya bergejolak. Setiap kali dia makan atau minum sesuatu dengan harga mahal, dia merasa bersalah. Setiap kali dia memakai baju bagus berbahan sutra atau katun murni, dia akan merasa menjadi seorang kriminal.
Roran terus dihantui rasa bersalah dan bertanggung jawab. Karena itu Roran bertekad kuat untuk bertahan hidup sampai dia menaiki tahta. Dia seorang putra mahkota, dia harus membantu semua orang. Itu adalah takdirnya.
Tapi, tidak semua orang bisa menerima dirinya sebagai putra mahkota. Roran bisa merasa kalau kalangan bangsawan membencinya. Itu karena ketika dia baru saja dilantik sebagai putra mahkota, dia bicara hal yang kurang sensitif. Dia mengkritik istana karena memakai terlalu banyak lilin lebah yang mahal untuk penerangan. Padahal mereka bisa memelihara kumbang api di kandang.
Istana beralasan, para bangsawan tidak suka melihat serangga hidup di ruangan pesta. Tapi Roran bilang itu pemborosan, tidak sensitif dan merugikan rakyat kecil. Alhasil, kepala rumah tangga istana menyatakan akan mengurangi pembelian lilin lebah menjadi separuhnya, serta meniadakan lilin lebah di istana putra mahkota.
Tentu saja itu bukan pendapat yang populer. Karena jika istana melakukan keputusan besar, itu akan berpengaruh pada bisnis. Konon, beberapa pabrik lilin lebah yang dimiliki bangsawan langsung bangkrut. Mayoritas pembeli mereka adalah istana.
Pemikiran Roran berbahaya bagi pundi-pundi uang mereka. Roran dicintai rakyat tapi dibenci oleh kaum bangsawan. Masalahnya hanya kaum kelas atas yang punya hak pilih, jadi jika Roran mengusulkan sesuatu pada dewan, kemungkinan besar usulannya akan ditolak.
"Dia bersama lord sigmar,"
"Biarkan saja, mereka setara, sama-sama tukang cari perhatian,"
"Jaga bicaramu, apakah kau mau keluarga D'Artagnan memutuskan kontrak bisnis dengan kita?"
Roran bersikap seolah tidak mendengar tapi mau tidak mau dia paham. Seperti Roran, citra sigmar juga tidak terlalu baik. Konon, dia lebih suka bergaul dengan mereka yang bukan ningrat. Pribadinya juga aneh, walau gaya hidupnya suka berpesta dan bersosialisasi, dia tertutup. Nyaris tidak ada yang paham soal dirinya atau apa yang dia rencanakan.
Saat ini, mereka semua, Roran, thaddeus, Lockeley, sigmar dan Rudy berada di belakang bar. Itu sebuah lapangan yang tidak terlalu luas dan didominasi oleh rumput yang setiap hari dipangkas. Selain mereka, mayoritas penghuni bar juga berkumpul untuk menonton.
Lukisan aneh buatan pelukis kenamaan negeri seberang dipajang di atas meja, tidak jauh dari sasaran tembak. Itu adalah lukisan abstrak yang akan dijadikan hadiah oleh Lockeley. Roran suka seni, tapi dia paling benci seni abstrak. Hadiah itu sama sekali tidak menarik minatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taming The Villain Duke
RomanceWarning Red Flag ML Slow Burn 18+ Sophie pikir, dia akan mendapatkan akhir bahagia. Setelah belasan tahun hidup layaknya pelayan di rumah bibinya, sophie menerima kejutan kalau dirinya adalah seorang putri. Kakaknya menjadi putra mahkota dan dirinya...