Bab 65 - Her Shadow

2K 361 17
                                    

Ketika Thaddeus pulang ke rumahnya setelah pertemuan dewan bangsawan, Carl memberinya kabar buruk. Ada insiden di biara. Ada serangan para revolusioner yang tidak menyukai keterlibatan biara dalam keputusan kerajaan. Kejadiannya tepat Ketika Duchess Sophia berkunjung untuk meminta air suci.

Dia menghilang. Tidak ada yang bisa menemukannya, bahkan walaupun Thaddeus telah mengerahkan segala sumber dayanya. Dia berhasil menemukan markas para revolusioner namun jejak Sophie tidak ditemukan di manapun. Sophie menghilang bagaikan ditelan angin.

Dua minggu telah berlalu tanpa kabar dari Sophie. Bahkan jasadnya saja tidak ada. Thaddeus tidak mau menganggap kalau istrinya meninggal dunia. Mungkin dia tersesat. Atau terjebak dalam situasi yang sulit. Atau, dia memang sengaja pergi dengan memanfaatkan kerusuhan di biara.

Apapun itu, thaddeus merasa bukan seperti dirinya yang biasa. Dia hanya bisa tidur empat jam perhari. Selebihnya dia gunakan untuk mencari dan mengkhawatirkan Sophie. Dia pikir semua berjalan layaknya alur hidup yang sempurna sebagai seorang duke. Tapi kini duchessnya menghilang.

Thaddeus nyaris tidak pernah meninggalkan rumahnya, kecuali jika ada kabar tentang sophie. Tapi lagi-lagi. Informasi itu salah. Itu semua semakin menguatkan dugaan thaddeus kalau sophie sengaja lari darinya. Tapi kenapa? Bukankah belakangan hubungan mereka baik-baik saja? Sebagai pengantin baru, thaddeus dan Sophie bisa dibilang akur.

Padahal, awalnya thaddeus mengira duchessnya akan terus bersikap bermusuhan. Tapi sophie menerima pernikahan mereka dengan baik. Gadis yang awalnya takut berdekatan dengan laki-laki,  menerima pelukan suaminya setiap malam tanpa rasa canggung lagi. Sophie Bahkan melakukan tugasnya sebagai duchess lebih baik yang diharapkan. Dia sempurna sebagai duchess. Hanya satu kekurangannya. Dia meninggalkan Thaddeus.

Surat kabar Anatoille tidak henti memuat berita soal duchess yang kabur. Beberapa dari mereka menduga duchess sudah tiada karena serangan revolusioner. Tapi kerajaan tidak bodoh. Kalau dia memang mati, pasti karena mereka sudah menemukan jasadnya. Kerajaan tidak akan mengkonfirmasi kematian seseorang hanya karena dugaan semata.

Sampai suatu hari. Di awal musim dingin yang anginnya terasa membeku. Sebuah surat datang dari raja. Meminta kehadiran sang duke ke istana.

"Pembatalan pernikahan?" Thaddeus mengernyitkan dahi. Di hadapannya saat ini adalah Phillip Antoirre. Raja yang culas namun selalu tampil bersahaja. Dia menikmati air muka sang duke yang kelihatan gusar, murka dan berduka menjadi satu. Tapi ada kelegaan dalam hatinya. Pembatalan pernikahan, artinya, Sophie sudah kembali. Kalau dia tidak ada, dia tidak akan bisa membuat pengajuan itu ke biara.

"Apa alasannya? Kenapa biara mengabulkan permohonan semacam ini?" Tanggap thaddeus geram. Sisa-sisa semangat yang dia miliki seolah menguap. Kenapa sophie ingin berpisah? Apa salahnya?

"Di mana istri saya? Biarkan saya bicara langsung kepadanya," kata Thaddeus emosional. Dia melihat ke arah raja phillip tajam. Dia telah melupakan dendam lamanya. Dan beralih dengan kebencian baru. Raja phillip menyetujui permohonan gila sophia. Apa dia melakukan itu untuk bersenang-senang?

Raja phillip pasti tahu betapa putus asanya sang duke selama hampir satu bulan ini. Dia mencari duchessnya yang menghilang sampai lupa merawat dirinya. Walau dia masih melakukan tugas-tugas dukenya dengan sempurna, dia lupa makan, minum dan tidak bisa tidur. Dia harus minum banyak alkohol hanya agar dia bisa beristirahat.

"Biara sudah menuliskan alasannya. Tentu saja, aku pun tidak tahu. Itu rahasia antara sophia dengan petinggi biara. Aku tidak terlalu tertarik juga untuk bertanya. Tapi, Sophia sudah berjuang sendirian, menunjukkan keseriusannya untuk berpisah. Ini sangat disayangkan, thaddeus. Tapi, mungkin dia memang tidak berjodoh denganmu," Raja phillip berkomentar.

Taming The Villain DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang