Chapter 33 🔞

2.7K 109 8
                                    

🔞🚨
Vote dan komen juseyo
•••

21.00 KST

Chenle menghampiri Jaemin yang sibuk dengan komputernya. Memang sedari dulu, tiap minggu Jaemin akan mabar dengan Jeno dan/atau Haechan. Sesekali Chenle pun akan ikutan kalau sedang mood.

Sudah hari kedua mereka tinggal bersama lagi setelah kejadian ciuman di hari ulang tahun Jaemin.

Astaga.

Chenle lupa belum memberikan hadiah ulang tahun. Kekasih macam apa ia sampai tidak menyiapkan apa-apa untuk Jaemin.

Seketika Chenle tersenyum, otak cerdasnya sangat berguna di saat-saat seperti ini.

Buru-buru Chenle keluar dari kamarnya, lalu mengambil satu es krim vanila. Untung saja Chenle memiliki stok es krim. Dan beruntung juga kekasihnya menyukai es krim. Sederhana saja, Chenle akan memberikan es krim sebagai hadiah ulang tahun Jaemin.

"Oppa, nih." Chenle menyodorkan es krim tersebut, sedikit dilirik oleh Jaemin tapi lelaki itu kembali fokus ke layar komputernya.

"Es krim? Buat aku?"

"Iya. Kamu udahan dulu dong mainnya."

"Sebentar lagi, sayang."

Chenle mendengus sebal. Sudahlah, es krim itu Chenle makan sendiri saja.

Masih menikmati es krim di tangannya, Chenle tidak sadar kalau Jaemin sudah selesai bermain game.

"Loh, kok es krimnya dimakan? Katanya buat aku?"

Chenle mendongak, menatap sinis ke arah kekasihnya. "Udah aku abisin! Kamu ambil sendiri aja di kulkas!"

Jaemin terkekeh ketika Chenle langsung melahap gigitan es krim terakhirnya. Seakan takut jika ia akan merampas es krim tersebut.

Jaemin menunduk, menyejajarkan wajahnya, hingga membuat Chenle menahan napas.

"Mau yang ini," kata Jaemin sambil mengecup bibir Chenle.

Awalnya hanya kecupan, tapi semakin lama Jaemin semakin terbuai dengan bibir Chenle yang bertambah manis dengan campuran rasa vanila. Jaemin melumat bibir Chenle. Menghisap es krim yang masih tersisa di sana.

Setelah beberapa menit, Jaemin memutuskan pagutannya.

"Manis."

"Iya lah, namanya es krim vanila pasti manis."

Jaemin terkekeh lalu mengajak Chenle untuk sikat gigi dan ritual sebelum tidur. Sudah menjadi kebiasaan mereka sejak dulu.

Chenle memandang kagum ke arah perut Jaemin yang terekspos karena bajunya terangkat. Tiba-tiba perhatiannya turun ke arah di mana Jimmy berada.

Glek

Chenle menyeringai, tonjolan penis Jaemin terlihat walaupun tidak besar, Jimmy sedang tidur pikirnya.

Setelah selesai, keduanya bersiap untuk tidur. Sampai tiba-tiba Chenle naik ke pangkuan Jaemin. Membuat sang dominan menatapnya tersenyum..

"Kamu gak mau nanya kenapa aku ngasih es krim?"

"Kenapa hm?"

Chenle menyimpan kepalanya di bahu Jaemin, dengan lesu ia berkata, "Hadiah ulang tahun."

"Tapi dimakan sama kamu?" tanya Jaemin yang kemudian diangguki.

"Kamunya main game mulu."

"Aku mau makan es krim!"

"Udah sikat gigi juga," omel Chenle.

Jaemin tidak menghiraukan. Ia menggendong Chenle hingga dapur. Mendudukkan Chenle di meja makan lalu mengambil satu cone es krim rasa vanila.

"Eh, eh?" Chenle terkejut. Yang lebih tua tiba-tiba membuka baju Chenle. "Ngapain?!"

"Makan es krim."

Jaemin membuka bungkus es krimnya, lalu dengan santai menempelkannya ke dada Chenle.

"Aahhh," lenguh si kecil, dadanya terasa dingin dan ngilu.

Perlahan Jaemin menjilati dada Chenle, menikmati rasa manis yang bercampur antara es krim dan tubuh si mungil. Jaemin menyeringai, tadi ia memergoki Chenle ketika memandang perut dan penisnya. Sampai libidonya meningkat karena Chenle malah duduk di pangkuannya. Seakan memberi kode.

"Enngghhh, Jaem.."

Jaemin memainkan puting Chenle dengan lidahnya, menghisap dalam-dalam seakan menyeruput susu milik si manis. Jaemin menempelkan es krimnya lagi ketika rasa vanila sudah tidak terasa di dada Chenle. Berulang kali ia lakukan di dua payudara kekasihnya.

"Manis, sayang." Jaemin terus menyusu sambil meremas dada Chenle yang satunya. Ini pertama kalinya Jaemin bermain di sana.

"Uughhh!"

Desahan Chenle diiringi tumpuan tangan lelaki manis itu membuat Jaemin semakin bersemangat. Chenle membusungkan dadanya, menarik kepala Jaemin agar memperdalam permainan lidahnya. Sungguh Chenle sangat menikmati belaian dominannya.

Jaemin menerima dengan senang hati. Perlahan tubuhnya merangkak ke atas meja hingga Chenle terkungkung di bawahnya.

"Enak hm?" tanya Jaemin sambil memandangi wajah cantik sang submisif.

Chenle mengangguk dengan sayu. Memancing gairah Jaemin dengan tatapan menggoda. Lidahnya sengaja dikeluarkan, membasahi bibir luarnya dengan gerakan seksi. Lalu Chenle menggigit bibir bawahnya dengan sengaja.

"Binal banget sekarang?"

"Kangen. Pengen dimasukin kamu please? I'm your birthday gift, oppa, heung?"

Gila, gila.

Chenle gila.

Jaemin benar-benar kejatuhan bidadari yang sungguh binal malam ini.

"Are you serious?" tanya Jaemin dengan hati-hati. Mereka belum pernah melakukan sejauh itu.

"I'm yours."

Dengan begitu Jaemin menggendong Chenle ala bridal. Membawa si manis menuju kamar mereka, mengabaikan es krim yang kini meleleh di meja makan, juga meninggalkan baju Chenle yang tadi dilemparnya.

.

.

Ingatkan Jaemin untuk bertanya pada Chenle: dari mana lelaki manis itu belajar menjadi binal?
🐰💌🐬

.

Full scene in my TRAKTEER (nourafaazr)

NZ Story || Jaemle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang