Chapter 28 🔞

3.4K 106 8
                                    

🔞🚨
•••

Tepat setelah Renjun menyimpan peralatan, dirinya masuk kembali ke kamar, menghampiri Mark yang berbaring di kasur. Renjun memilih menyusup di samping Mark.

"Masih pusing?" Renjun merapikan rambut Mark sambil menatap kedua mata yang juga memandang ke arahnya dengan kaget.

Mark menggeleng lalu tersenyum. "Dirawat kamu jadi sembuh."

"Ew, cringe banget, Mark!"

"Aku minta maaf ya kalo ada salah."

"No. Aku cuma khawatir pas liat kamu jatuh sakit lagi."

"Makasih," ucap Mark dengan tulus.

•••

Hari pertama libur.

"Supermarket yuk?!" ajak Chenle dengan antusias. Padahal yang bertugas membeli bahan masakan bukanlah Chenle. Namun berhubung ahjumma diliburkan lima hari dan stok makanan menipis, akhirnya Chenle mengajak Jaemin untuk berbelanja.

"Grocery date, huh?"

"Peka aja sihh pacar aku ini."

"Hahahaha, let's go!"

Jaemin mengendarai mobil dengan kekasihnya yang duduk di samping. Tangan keduanya bertautan, Jaemin memberi afeksinya melalui sentuhan dan usapan lembut di sana. Suatu hari nanti, Jaemin pastikan, jari manis itu akan Jaemin isi dengan cincin tunangan dan pernikahan mereka.

"Silakan turun, princess." Jaemin membukakan pintu Chenle seraya tersenyum.

Setelahnya Jaemin merangkul pinggang kekasihnya, membuat keduanya jalan berdekatan.

"Selain belanja bahan masakan, kamu mau bikin sesuatu gak?" Jaemin membawa troli besar seraya menunggu jawaban.

"Hmm.. kukis?"

"Okaai!"

16.00 KST

"Jaemin oppa, abis ini diapain?" Chenle bertanya setelah selesai membuat adonan kukis.

"Tinggal dicetak terus dikasih choco chip, sayang."

Jaemin mencontohkan caranya pada Chenle. Baru satu kali dirinya memberi contoh, Chenle sudah mahir mengikuti. Tidak heran kekasihnya itu sangat cerdas.

"Aku kasih chip-nya cokelat sama stroberi gapapa ya?"

"Boleh, kamu mau tambahin rasa lain juga boleh."

Jaemin memeluk si kecil dari belakang. Tangannya dilingkarkan erat di perut sang submisif. Tidak ada penolakan dari yang lebih muda. Membuat Jaemin mengendus dan mencium leher Chenle yang sedari tadi menjadi fokusnya. Aroma tubuh kekasihnya itu sangat manis dan memabukkan.

Kecupan demi kecupan terdengar di dapur mereka. Bahkan Chenle sudah memiringkan kepalanya agar Jaemin bisa mengakses lehernya dengan mudah. Seketika kecupan itu berubah menjadi hisapan yang panjang, membuat Chenle sedikit terdistraksi dari menghias kukisnya.

"Engghhh," lenguh Chenle tanpa sadar.

Jaemin semakin bersemangat mengetahui Chenle tidak menolak dan justru mengeluarkan desahan. Dengan begitu Jaemin terus menghisap leher Chenle lalu menciumi telinga si manis.

"U-ud-aahh." Bahkan ucapan Chenle menjadi desahan yang mengalun indah di telinga Jaemin. Ah, Jaemin suka semua yang ada pada lelaki manisnya.

Beberapa menit kemudian Jaemin menyudahi kegiatannya sebelum lebih jauh. Mereka melanjutkan acara membuat kukis, sesekali salah tingkah karena kegiatan tadi.

NZ Story || Jaemle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang