1. MEDUA HATI

1.3K 23 9
                                    

Rasa terpaksa untuk menginap di Hotel bersama Mulyono, membuat nafsu sexku hambar. Tidur! Itu yang kulakukan karena kelelahan baik fisik maupun fikiran.
Mulyono membuatku terbangun dari tidurku, karena kurasakan isapan isapan mulutnya di kontolku.

"Udah Mas, tidak usah"kataku."Kalau mas mau, lakukan saja, biar mas puas tidak untuk aku"lanjutku.

Mulyono menelanjangi tubuhku walaupun dalam kantukku. Dia menciumi dan menindihku hingga dia ejakulasi.

Pun saat pagi menjelang siang, aku tidak bisa melakukannya karena rasa benciku masih tersimpan.

Susah untuk menerima kembali Mulyono mengingat kejadian yang terjadi, aku berpura pura tersenyum menerima apa saja yang dilakukannya. Aku bersifat passive ketika dia menindihi tubuhku hingga dia orgasme.

Setelah turun dari badanku dia melenguh.

"Huhfff!"

"Kenapa mas?"tanyaku

Dia diam.

"Kau tau aku lelah, aku butuh istirahat"

'Tidak apa apa, By. Mas mengerti. Sore ini Mas mau pulang kuharap kau tidak menolak Mas bila datang lagi. Karena seperti yang kau tau, Mas sangat mencintaimu, Robby"

"Kapanpun Mas mau datang, Robby bersedia menerima Mas. Tapi kuharap mas berfikir untuk datang, ingat jarak yang begitu jauh dan sibuknya Robby dan juga mas. Jangan kecewa nantinya"

"Mas tidak akan kecewa Robby. Mas tidak bisa melupakan kamu. Walaupun mas tau, kau sepertinya sudah tidak menginginkan mas. Tapi kau harus ingat, Cinta mas ke kamu tidak akan luntur"

"Mas boleh mencintaiku, tapi Robby juga tidak meminta mas untuk berhenti memiliki orang lain. Mas datang, Robby akan terima. Sampai mas merasa bosan, hingga tiba saatnya mas tidak akan datang lagi. Aku tidak berharap lagi nantinya, karena nafsu dan cinta itu bisa tumbuh dimana mana"

"Robby, Mas akan datang meskipun saat aku datang menemuimu, kau sedang bersama orang yang kau cintai"

Mulyono merasa sedih mengatakannya.

"Untuk mencintai orang lain, susah bagi Robby. Mungkin hanya sekedar menyalurkan hasrat Robby akan lakukan"

Kami terdiam dalam pikiran masing masing. Mulyono masih memelukku. Kurasakan ada air mengalir di dadaku.
Aku tidak bertanya lagi kenapa dia bersedih.

"Mungkin mas terlalu egois Robby"

"Tidak usah dipikirkan. Konsentrasi saja sama Proyeknya mas. Lakukan yang mas ingin lakukan. Dengan siapapun, asal mas bisa menjaga diri agar terhindar dari penyakit"

"Itu yang membuat mas sedih, By. Kamu merelakan Mas berbuat semauku. Tidak ada lagi kata kata 'Ingat Robby ya mas', Robby mencintaimu', Kau benar benar tidak ada lagi hati sama Mas"

"Tidak perlu diucapkan"

"Apa kau masih mencintaku?"

"Untuk apa kita masih satu tempat tidur sekarang?"

"Kau hanya menyenangkan Mas."

Aku terdiam.

"Jam 1 Robby siap siap Kerja. Mas juga siap siap, kan?"

"Yahhhh...Kita akan pisah sementara By. Ingat ya, Mas masih akan selalu datang"

"Tak usah janji"

Mulyono memelukku erat dan menciumi pipi dan dadaku. Aku hanya diam saja

"Makan dulu ya sebelum pergi"pintanya karena memang sudah waktunya makan."Kita makan di luar saja, biar sekalian nanti antar kamu ke kerjaan"

Aku hanya mengangguk.
Dia tidak tau kalau aku belum bekerja sesuai janjinya Bang Darwin, aku diberi tenggang waktu.

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now