4. DIPECAT dan Om Singgih

237 12 3
                                    

Hujan yang melanda kotaku sejak dini hari, membuatku sedikit malas untuk bangun. Tetapi kuliah harus jalan. Dengan udara dingin dan air yang dingin, aku hanya melap tubuhku dengan handuk guna menghilangkan keringat dan bau di tubuhku.

Seperti biasa sepulang kuliah, semangat kerja tetap aku lakukan karena itu adalah sumber penghasilan ku.

"Met siang Robby." Sapa teman teman kerjaku seperti biasa. "Semangat kali ku tengok"

"Iya lah. Demi kelangsungan hidup" Jawabku menyambut tanya mereka. "Aku ganti dulu ya" Pintaku dan dianggukkan teman teman.

Bersenandung sambil membereskan seragam kerja OB di tubuhku, ketukan pintu kudengar dan menghentikan senandung ku.

"Eh... Bang Darwin. Upss.. Pak Darwin" Ralatku memanggil ulang namanya karena di tempat kerja.

Bang Darwin memandangi dadaku karena belum lengkap kukancingkan.

"Maaf Pak" Kataku sambil berbalik membetulkan bajuku.

"Selesai pakaian langsung temui Abang ya" Pintanya

"Baik Pak. Robby segera kesana" Kataku.

Bang Darwin mungkin ingin menyampaikan berita bagus, Itu pikiran positif ku.

"Hei Rob, mau menghadap ya? " Tegur resepsionis kami

"Iya kak. Tak tau aku ada apa dipanggil. Gak biasanya"

"Masuk aja dulu. Nanti kita ngobrol ya"

"Ok. Aku masuk dulu ya"

*****

Tok

Tok

Tok

Kubuka pintu ruangan pak Darwin. Aku tertegun sejenak karena melihat pria yang pernah aku cintai dan sayangi ada duduk di sofa tamu ruangan pak Darwin.

"Duduk By" Suara pak Darwin.

Aku tidak berkata kata dan langsung duduk di bangku menghadap pak Darwin. Pikiranku berkecamuk. Hubungan apa Mas Mulyono dengan Pak Darwin. Baru beberapa hari ketemuan sewaktu aku diajak ke tempat temannya si Endro.

Pak Darwin menanyakan keadaanku apakah aku baik baik saja atau tidak sambil menyinggung pekerjaanku tapi mengumpamakan orang lain yang terkena PHK.

Dalam hati, aku tanda tanya, apakah aku yang diumpamakan atau tidak.

"Maaf Robby. Abang tidak tau mengutarakan darimana agar kau bisa mengerti" Katanya sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sambil menarik nafas panjang.

"Maksud Bapak, Robby yang abang ceritakan tadi" Kataku seakan tidak percaya.

"Ya" Jawabnya singkat. "Mulai hari ini kau berhenti"

"Apa? Robby diberhentikan?" Tanya mas Mulyono tiba tiba. Aku dan pak Darwin melihat ke arahnya. Mulyono tertunduk.

"Aku tau mas. Mas yang meminta bang Darwin agar memecat aku kan? " Suaraku agak meninggi. "Dari terakhir kita bertemu, Robby memang meminta mas untuk tidak mendatangangiku kalau lagi sibuk. Tapi bukan begini caranya mas menghancurkan Robby"

"Bukan mas yang meminta kau di pecat, Robby. Bukan"suara Mulyono memelas.

"Kalian saling kenal" Pak Darwin keheranan. "Dunia ini sempit rupanya" Lanjutnya "Tapi saat jumpa waktu itu.... " Darwin tidak melanjutkan kata katanya.

Karena kepalang tanggung, akupun mengakui. Tak perduli mereka ada hubungan. Toh aku tidak bekerja sama Darwin lagi.

Akupun menceritakan bagaimana perkenalan kita, aku sama Mulyono dan bagaimana kami berpacaran.

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now