21. TAKUT TAPI AMAN

130 8 4
                                    

Penginapan yang di sewa Om Pierr begitu sepi malam itu. Hanya seorang resepsionis dan seorang OB yang kami temui setelah berasa di dalam.

Sebelumnya di parkiran hanya teronggok 2 mobil sedan kulihat.
Aku memperhatikan ruangannya yang persis seperti kamar kost kost an mahasiswa.

"Ayo By" Om Pierr mengajakku setelah membayar sewa.
Kami berjalan menyusuri lorong ke arah belakang.

Rasa takutku timbul setelah masuk kamar. Om Pierr menyalakan kipas angin yang sudah reot dan warna yang memudar.

"Om Pierr tidak salah kan? " Tanyaku.

"Salah apa, By"

"Ini kelasnya seorang Komandan? "

Dia diam.
Aku duduk diatas ranjang dan memperhatikan Om Pierr yang sibuk dengan tas ranselnya. Aku melihat sebuah Pistol dikeluarkan. Hatiku tambah ciut. Bayangan mimpiku sekejab menari nari di pikiranku.

"Untuk apa pistol dikeluarkan, Om" Tanyaku dengan hati hati. "Tuhan, jangan kamu ijinkan Om Pierr untuk membunuhku" Doaku dalam hati.

"Kenapa?"

"Tidak apa apa" Jawabku.

Om Pierr duduk disamapingku dan memegang pundakku lalu membuka sepatu sportnya dan menanggalkan pakaiannya. Tersisa hanya celana dalam putihnya.

Tidak biasanya Om Pierr sekalem itu bila jumpa denganku. Pelukan dan ciuman yang menggebu gebu, itu yang ku terima bila jumpa. Ini? Kenapa Om Pierr?

Om Pierr merebahkan tubuhnya di ranjang tanpa berkata apa apa. Aku terdiam dan menunduk menempelan kedua belah tanganku di pipiku.

"Apa yang akan terjadi, Tuhaaaan.? " Tanyaku dalam hati.

Om Pierr menarik kaosku. Aku menolehnya. Senyumnya.

"Om tidak memaksamu untuk melakukannya Robby" Katanya.

"Untuk apa Robby ikut Om kalau Om tidak menginginkannya"

"Om ingin, tapi kau akan melakukan atas hatimu By. Bukan terpaksa. Ketakutan dalam wajahmu jelas terlihat. Pucat. Kenapa? "

"Robby tidak takut Om. Robby... "

"Ya sudah. Malam ini kita tidur disini. Om lelah. Kalau kau mau keluar membeli sesuatu, dompet Om ada diatas meja" Lanjutnya.

Ada apa ini? Kenapa Om Pierr sebaik ini? Lalu kuperhatikan wajahnya, matanya tertutup, dada bidangnya dan tonjolan kontolnya dibalik celana dalam putihnya. Om Pierr tertidur dengan dengkuran halusnya.

"Maafkan Robby Om" Kataku pelan.

Karena sudah melebihi jam makan, perutku sudah hendak di isi, maka dengan berani aku mengambil dompetnya.
Alangkah terkejutnya aku melihat foto foto kecil didalamnya. Selembar foto keluarga lengkap dan aku berada disana disamping kanannya. Ihot di samping istrinya.

"Foto waktu ulang tahun perkawinan? " Tanyaku dalam hati. Mataku ku alihkan untuk melihatnya. "Apa benar benar Om Pier mencintaiku? " Aku membalik foto dan membaca tulisan disana "YANG KUCINTAI"

Segera kuletakkan dompet dalam tempatnya lalu aku keluar dari kamar untuk membeli makan.

"Yang kucintai. Apa maksud tulisan itu? Kalau keluarga jelas Om Pierr mencintainya. Tapi kenapa aku harus berada dalam foto itu?. Apa dia benar benar mencintaiku? "

Seribu tanya berada di otakku selama menunggu nasi goreng pesananku. Pun, ketika aku kembali pertanyaan keherananku masih bercokol di kepalaku.

****

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now