38. NOVRI

83 4 1
                                    

Seminggu sudah berlalu, ini hari adalah hari aku menerima kompensasi dari hasil kerjaku. Aku dan Clemen menerima amplop dari bu Devi.

"Robby.... Clemen... Terima ya sebagai pengganti uang makan dan transportasi kalian bulan ini" Suara bu Devi begitu nyaring.

"Terima kasih bu" Ucap kami serentak. Aku lalu memasukan amplop putih itu ke tas ransel ku.

Pak Ridwan yang melihat dari mejanya berkomentar.

"Manfaatkan uang kalian ke hal hal yang benar benar" Ucap pak Ridwan.
Aku tau, kata kata itu ditujukan padaku bukan ke Clemen. Karena Clemen adalah seorang yang berada.

"Iya pak" Jawabku.

Setelah kejadian di rumah Pak Ridwan, beliau tidak sering lagi berbincang denganku selain urusan kerja. Padahal aku sudah minta maaf karena kepergianku waktu itu.

Menjelang istirahat, ruangan depan tempat Bu Devi begitu ramai kedengaran dari dalam ruangan kami. Pak Ridwan keluar melihatnya.

"Mba Yanty ngapain kemari" Begitu suara pak. Ridwan yang kami dengar sebelum menutup pintu.

Aku dan Clemen planning kami nanti sore.

"Pulang kerja ikut aku yok, By"

"Kemana? "

"Ngabisin uang ini" Clemen menunjukkan amplopnya.

"Sendiri aja Cle. Aku ada urusan. Mau ke kampus" Alasanku.

"Ngapain ke kampus. Kan lagi magang"

"Ada yang mau kuambil"

"Sekali sekali jalanlah By."

"Hehehehe... Nanti lah" Jawabku.

"Ok lah kalau begitu. Aku makan dulu. Kau bawa bekal kan? "

"Pastinya Cle"

Aku dan Clemen keluar dari ruangan kami. Aku hendak ke pantry, Clemen mau ke kantin.
Kami berhenti di depan pintu melihat Pak Ridwan dan stafnya sedang berkumpul.

"Hey Robby ada yang mau kenalan nih" Pak Ari memanggilku. Clemen melihatku.

"Kenalan tuh" Bisikku ke Clemen. Kami berdua menyalami perempuan muda itu.

"Paryanti" Sebutnya.
Aku teringat kata OB kami waktu di pantry bahwa ada yang menitip salam kepadaku.

"Oh ini orangnya" Gumamku dalam hati. "Maaf mau makan" Kataku.

"Ke kantin aja By. Bareng bareng"

"Robby seperti biasa pak, bawa bekal. Nih" Ku tepuk tepuk bekal ku dihadapan mereka.
Aku meninggalkan ruangan dimana mereka berkumpul.

"Yanti, ingin kenal kau, By" Pak Ari yang mengikutiku dari belakang.

"Kalau sekedar kenalan tidak apa apa pak"

"Sepertinya dia suka melihat kau, Robby"

"Bu Yanti ya" OB kami menimpali. "Dari kemaren kemaren nitip salam sama bang Robby dia" Lanjutnya.

"Oh itu orangnya yang kau bilang kemaren itu? '

" Ya bang. Cantik kan? '

"Relatif" Jawabku singkat. "Kalau hanya sekedar berteman, gak masalah. Tapi kalau ada tujuan lain, aku tidak bisa."

"Robby berteman saja dulu" Pak Ari

"Pak Ari tidak lapar? Robby mau makan"

"Ok By. Silahkan"

****

Dari cerita yang kudengar, Yanti pernah berpacaran dengan staf kantor kami tapi gagal menikah karena beda agama.

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now