28. Di Diskualifikasi.

78 7 0
                                    

Setelah masuk 4 besar dalam Model/Peragawan kampus, namaku tiba tiba hilang walaupun di setiap babak nilai ku yang tertinggi.

Aku tidak ambil pusing karena aku tidak bisa lanjut. Tapi dosen dan rekan rekan kampusku memprotes. Tidak menerima keputusan itu.

Setelah mereka berambut, ternyata aku di keluarkan karena ada yang mengatakan bahwa aku tidak pantas untuk jadi model universitas karena adalah seorang gigolo.

"Akan mencoreng nama almamater" Alasan panitia.  "Tapi berita ini jangan sampai tersebar ke setiap kampus" Itu alasan yang aku Terima dari ketua senat kami.

"Aku sudah menduganya. Itulah alasan kenapa pertama kali aku diikutkan dalam ajang ini. Bagi aku, tidak ada masalah. Kalian yang telah mengumandangkan bahwa Robby ini seorang gigolo. Sampe sampe aku ditawar seorang perempuan di Universitas ini, berapa harga ku, sebesar apa kontolku, dan seberapa lama kalau bermain. Semua berawal dari kalian. Robby mohon maaf, kadung malu, Robby tidak akan teruskan Pop Songs, vocal group dan pertandingan lainnya. Maaf Robby harus pergi" Kataku penuh emosi.

Mahasiswa teman sekelasku hanya memandangku melongo, karena berharap akulah yang akan menjadi pemenang.

*****

Aku tidak pernah tau, kalau Om Pierr berada di kampus kami ada hubungannya dengan aku yang di Diskualifikasi.

Siang itu sepulang kuliah, aku melihatnya keluar dari kantor fakultas kami. Aku menghindar dari tatapannya.

"Robby, om mau bicara" Tegas sekali dia bicara.

"Robby ada kerjaan. Tidak bisa hari ini" Jawabku tidak kalah tegasnya.

"Mau kemana? "

"Ngamen"

"Om mau bicara, penting. Ini soal kamu di coret dari acara musik, jadi jangan menolak"

"Tidak ngaruh dengan hidup Robby" Jawabku.

"Pihak kampus memberitahu, ke Om"

"Yang sudah terjadi biarkan saja terjadi. Robby tidak mikirin"

"Tapi Om tidak Terima Robby. Tidak ada hubungannya kau seorang Gigolo atau tidak dengan acara yang kau ikuti"

Mendengar kata Gigilo, aku terpaksa ikut dengan Om Pierr.

"Tapi jangan lama lama, Robby harus ngamen buat makan"

"Keras kepala"

Aku diam saja dan masuk ke mobilnya.

Didalam mobil aksi diamku berkanjut. Aku berfikir kenapa selalu pihak kampus memberitahu ke dia setiap ada masalhku. Ini akan membuatku tidak akan pernah bisa menjauhi om Pierr.

"Ternyata ya... " Ujarnya.

'Ternyata apa? "

"Berpa orang yang kau gauli hingga predikat Gigolo disematkan ke kamu? "

"Apa? Berapa orang? Lihat tampang Robby. Apa aku ini pantas om nanya begitu?  Om yang didepan mataku sendiri aja bisa melakukannya tidak pernah Robby tanya. Dan lagi Gigolo yang mereka katakan tidak ada buktinya. Yang aku tau Gigolo itu pemuas nafsu perempuan bukan laki laki. Yang lapor aja pintar menyembunyikan, kenapa aku di bilang Gigolo. Atau jangan jangan Om Pierr yang menyebarkan fitnah ini'

Mobilnya di rem mendadak.

"Apa kau bilang, By? Om yang menyebarkan fitnah?  Untuk apa om lakukan itu"

"Agar Robby dikeluarkan dari kampus seperti ancaman ancama Om selama ini"

"Sebegitu rendahnya penilaian kamu Robby"

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now