3. PERTEMUAN TAK TERDUGA

263 14 2
                                    

"Kita mau kemana ini, pak"tanyaku setelah Mobilnya dijalankan kira kira 200 meteran dari hotel. Bang Darwin diam. "Tak enak hati aku sama teman teman, pak. Tadi tengok aku mau pergi saja mereka seperti tidak terima" lanjutku.

Darwin masih diam.

"Pak, Robby ada salah ya? Pak Darwin kenapa diam saja"

"Siapa itu teman bicaramu tadi?"

"Oh itu." Aku terdiam sejenak. "Namanya Om Pierr. Pemilik yayasan SMA ku dulu. Dia memberikan beasiswa selama aku sekolah disana"

"Hebat!" katanya tanpa ekpressi. Datar wajahnya. "Sudah kuliah pun masih datang menemui."

"Robby sudah menganggab dia sebagai orang tua Robby. Uang kuliahku pun sudah dibayar waktu pendaftaran awal. Guru Yayasan yang disuruh mendaftarkan ulang"

"Kenapa bisa begitu?"

"Selama di SMA, ROBBY bisa melakukan tantangan mereka, karena Robby siswa pindahan"

"Tantangan? Sekolah kenapa ada tantangan?"

"Bila Robby bisa juara umum Selama Sekolah disana, diberikan beasiswa. Dan bila diterima di perguruan tinggi Negeri, mereka akan memberikan beasiswa kuliah selama 1 tahun."

"Robby bisa?"

"Iya pak. Malah diterima di 2 PTN"

"Hebat kamu"

"Tadinya mau dimasukkan ke Sekolah Polisi. Tapi Robby tidak minat. Anaknya yang jadi Polisi. Waktu itu satu kelas dengan Robby"

"Tidak ada hubungan lain"

"Maksud pak Darwin?"

"Aku mendengar pembicaraan kalian tadi. Sepertinya dia memaksa agar jumpa dengan kau"

Aku sedikit lemes mendengarnya. Apa bang Darwin mendengar juga bahwa Om Pierr mau mengajak tidur di hotelnya?

"Ini sebenarnya pak Darwin mengajak Robby kemana ini pak?" kataku pura pura melihat keluar. Aku melihat gedung gedung di luar sana, sepertinya pernah kami lewati bersama Mulyono.

"Ini kan Sabtu, By. Kita jalan jalanlah."

"Paaaaak, Robby ini kerja, pak. Apa kata teman teman nanti"

"Kendali ada ditanganku, Robby"

"Otoriter. Tidak pantas begini pak"

"Selain itu ada yang mau ditemui. Tidak salah kan kalau abang ini ajak kau"

"Abang?"

"Iya abang. Aku abangmu, kau adekku"

"Pak...Pak... Makin tidak jelas"

"Tenang saja, By. Bentar lagi sampe. Satu pertanyaan Abang yang belum kau jawab"

"Apa?"

"Om Pierr mu. Sepertinya bukan hanya urusan kuliah"

"Terserah pak Darwin saja. Robby sudah jelaskan"

Aku melihat wajah tampannya dengan dibaluti senyum.

"Setelah ini, Abang masih ingin tau tentang kau dan pemilik Yayasan mu itu. Sekarang kita masuk"katanya setelah tiba ditempat.

"Jangan lama lama ya pak"

"Abang, Robby. Abaaaang!"

"Iya bang. Jangan lama lama"

"Tenang saja. Hari ini kau boleh jumpa sama Om Pierrmu, tapi untuk selanjutnya...."

"Selanjutnya?"

"Bo....leh....Iya boleh jumpa lah. Masa uang kuliah sudah dibayar tak bisa jumpa"

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now