41. Sex

227 7 1
                                    

Pak Novri berani mengundangku karena istri dan anaknya mengikuti sebuah acara keluarga di luar kota.

Siang setiba di rumah, aku disuruh untuk mandi dengan alasan biar terlihat segar. Aku menolaknya karena aku tidak terbiasa mandi siang siang.

"Takut sakit kepala" Itu alasanku.

Pak Novri memberikanku makanan ringan dan segelas kopi sebelum dia mandi.
Kuperhatikan seisi ruangan utama rumahnya.

"Istri yang cantik" Gumamku ketika melihat foto pernikahan mereka terpajang  besar di dinding. Foto anak mereka berada di atas buffet disamping sebuah telivisi.

"Enggak om Pierr, Mulyono ternyata pada suka sama pria." Gumamku. "Apakah aku akan bisa seperti mereka nanti ya? " Pertanyaan yang bersarang di otakku.

"Robby!" Panggilan pak Novri yang baru keluar dari kamar mandi masih dalam balutan handuk.
Terus terang aku tidak tertarik dengan bodynya yang ku amati.

"Ya pak" Sahutku

"Beneran tidak mau mandi? "

"Enggaklah. Tidak terbiasa" Kataku.

Pak Novri mendekatiku. Lalu memegang tanganku. Aku berdebar.

"Pak" Sebut ku.

"Bisa kita mulai"

"Mulai? "

"Aku akan bayar"

"Tapi aku lama pak bangunnya"

"Biar ku coba"

Aku mengangguk.

Pak Novri membuka kancing baju kerjaku satu persatu. Walaupun bajuku belum lepas dari badanku, Pak Novri dengan nafsunya menciumi dadaku.

"Kita ke kamar" Bujuknya.

"Aman tidak"

"Tidak ada siapa siapa"

"Ok"

Aku menurutinya pergi ke kamar. Aku yakin itu kamar anak anaknya. Aku melihat baju anak kecil tergantung di balik pintu setelah pintu di tutup.

Bajuku kutanggalkan. Pak Novri sibuk membuka ikat panggang ku hingga celanaku melorot.

"Sebentar pak, biar kubuka celanaku" Kataku membuat dia hanya melihatku.
Setelah aku telanjang pak Novri menelan ludahnya melihat kontolku yang tergantung.

"Silahkan" Kataku. Tapi dalam hal ini aku berjanji dalam hati, biar bagaimanapun caraku, akan kulakukan  agar kontolku tidak cepat bangun.

"Aku isap ya"

Aku mengangguk.

"Bisa nyalain kipas anginnya? Panas di dalam kamar" Pintaku.

Pak Novri bergerak menyalakan kipas angin dan menyalakan.

"Robby tidur atau berdiri? "

"Naik aja By ke tempat tidur"

Kure bahkan tubuhku di tempat tidur. Novri mengelu kaki hingga pahaku.
Dia menyentuh kontolku.

"Besar By" Ungkapnya. Aku diam saja. Novri melepaskan handuknya dan berbaring di sampingmu. Aku berusaha tidakeluhatnya untuk menekan nafsuku.
Pipiku diciumi, tapi ketika dia hendak mencium bibirku, aku mengelak.

"Maaf tidak terbiasa pak"

Novri bangun dan tangannya mulai memainkan kontolku. Karena tidak bangun, dia mulai bermain dengan lidah dan mulutnya. Aku tidak melihat kontolnya, apa sudah mengeras, besar, kecil, panjang, pendek, tidak kulihat.

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now