29. KERJA MAGANG

92 6 7
                                    


Seiring berjalannya waktu, kuliah ku hampir di ujung tahun semester ku. Aku akan mencari perusahaan, untuk kerja magangku

Lelah juga mondar mandir mencari perusahaan yang bisa menerima kita sebagai karyawan magang. Mereka banyak beralasan tidak mampu untuk membayar, ada juga yang minta bayaran.

"Huufsss" Keluhku waktu itu. Tapi seperti biasa semangatku tidak pernah kendor. Hingga ada sebuah perusahaan yang menerimaku.

Aku akan mempraktekkan ilmu selama kuliahku di sini. Tentu akan memberi nilai plus dalam menyusun skripsiku nantinya.

Aku diterima di perusahaan ini di departemen Hubungan Industrial.

Maka sebelum masuk kerja magang aku mempersiapkan diriku dengan pakaian kerja yang kubeli di toko pakaian dekat kampusku.

Saat memilah milah pakaian yang hendak kubeli, aku teringat akan Ibu dan adekku, Miko.

"Tinggal beberapa bulan lagi, Bu, Miko, Robby akan sarjana" Ucapku dalam hati.

Banyak yang ku keluarkan uang pemberian Ibuku untuk membeli pakaian kerja selama magang. Maaf, pakaian sehari hari dan kuliah boleh dikata terbatas.

Makanya sindiran teman teman kuliah yang bikin sakit hati itu kupendam dalam hati.

"Kurang langganan mungkin, makanya baju gak ganti ganti" Ini kata kata yang sering kudengar setelah aku terkenal dengan panggilan Gigolo.

Untuk urusan pakaian, memang aku kurang perduli. Apa yang kuanggap layak dan pas di badanku, itu yang terbaik menurut hemat ku. Ternyata aku salah. Walapun aku salah dalam menilai diriku, tetapi aku tidak ingin sok kaya karena memang aku miskin.

Aku tidak ingin menghamburkan uang jerih payahku dan pemberian Ibuku hanya demi lembar kaos/baju dan celana bermerk. Aku tidak ingin dipandang atau di cap 'kaya' dari penampilan.

Dengan pakaian biasa saja aku sudah beda dari yang lain, karena wajahku dan bodyku yang lumayan. Jadi untuk apa membungkus kemiskinan dengan baju yang bagus.

****

"Selamat pagi pak, bu! " Salamku ketika pertama masuk kerja magang.

"Pagi"

"Perkenalkan Pak, Bu. Saya Robby. Mulai hari ini magang di kantor ini. "

"Oh dek Robby ya. Sini dek. Tadi pak Ridwan telpon. Kepala bagian Hubungan Industrial barusan telepon memberitahu kalian akan mulai hari ini" Seorang perempuan mempersilahkan aku duduk untuk menunggu Kabag nya.

"Bu Devi, emang berapa orang yang magang? " Tanya seorang laki laki yang belum aku kenal.

"Dua! Beda universitas. Dek Robby dari Universitas Negeri, kalau si Clemen dari swasta" Bu Devi wakilnya pak Ridwan ternyata.

"Biasanya 4 sampai 5 orang"

"Di departemen kita hanya 2 orang pak. Tidak tau departemen lain" Balas bu Devi.  "Oh iya dek Robby, ini nametag nya harus dipakai. Si Clemen nanti kalau dia sudah datang. Dipakai ya dek"

"Siap Bu" Sahutku seraya memakaikan nametag yang talinya berlogo kan perusahaan tempatku magang.

Menunggu kehadiran pak Ridwan, aku hanya duduk termangu melihat staf staf yang berjumlah 8 orang itu.

Tiba tiba pintu ada ketukan. Seseorang berada di ambang pintu.

"Ehhh dek Clemen. Masuk dek. Ini kenalkan temannya magang, Robby namanya" Bu Devi memperkenalkan kami.

Karena aku belum mengenal mereka satu demi satu, dalam keadaan berdiri ku beranikan diriku memperkenalkan diri menyalami mereka di ikuti oleh Clemen.

Pak Novri menarik tangan bu Devi ke arah mejanya. Mereka berbicara yang tidak kupahami karena berbisik bisik. Tapi bisa kutangkap arah pembicaraan mereka, sedang membicarakan aku, karena mereka berdua melihat ke arahku.

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now