27. KESEPAKATAN

82 6 0
                                    

Pertemuan demi pertemuan dengan pak Mulyono secara tidak langsung aku sudah menjadi miliknya.
Dengan membayar seperti yang aku minta, dia semakin sering menemuiku di jalan yang aku lalui.

Dia dengan sabar hati setia menunggu. Walau kadang aku menolak, dia tidak marah. Seperti katanya, hanya melihatku saja dia sudah puas.

Ini dilakukannya selama proyeknya belum selesai. Tidak munafik, aku juga membutuhkan kepuasan sex. Terlebih aku mendapatkan uang dari nya.

Aku tidak paham akan kelakuannya yang ingin dan ingin jumpa denganku.

"Apa tidak ada orang lain yang bisa Mas pakai? " Pertanyaanku suatu waktu setelah selesai kami menikmati sex kami. "Dulu mas suka dengan pekerja bangunan yang bisa memuaskan libido mas. Robby pikir banyak di kota ini yang mau sama mas"

"Emang kenapa, By? Salah kalau mas berbuat dengan orang yang mas cintai?"

"Selama kita tidak pernah jumpa dengan siapa mas melakukannya? Dengan Darwin atau yang punya hotel itu? Atau dengan keliling keliling nyari? "

"Untuk apa kau tanyakan itu. Aku sama kau saat ini. Tidak perlu ku jawab"

"Ya sudah. Tidak apa apa. Aku salah. Harusnya tidak ada urusan dengan itu. Yang penting aku dibayar"

Aku dan Mulyono terdiam. Pikiranku melayang ke wajah teman temanku yang meneriaku Gigolo. Dengan aku bersama Mulyono saat ini, ada juga benarnya kata mereka. Aku adalah pemuas nafsu. Pemuas nafsu laki laki.

Tapi kata Gigolo itu bukankan buat pemuas nafsu perempuan yang kesepian?
Persetan kata mereka, karena aku belum pernah dengan penghuni kampusku. Toh aku melayani Mulyono juga karena di hatiku masih tersimpan rasa cinta, walaupun itu sudah menipis.

"Robby!"

Ku balikkan tubuh telanjangku menghadap Mulyono.

"Mas minta maaf bila membuatmu sakit hati selama di kota ini"

"Tidak ada yang perlu dimaafkan  Robby pikir. Mas tidak salah apa apa"

"Sebentar lagi proyek mas akan berakhir. Mas akan di proyek dimana mas tinggal"

Aku membisu. Dan bangkit dari tidurku untuk memakai pakianku.

"Kenapa tidak berbicara? "

"Proyek mas yang sudah selesai, apa yang harus Robby katakan? Dengan begitu perja njian kita juga akan segera berakhir, habis pakai bayar"

"Mas tau, Robby. Kamu memang sudah tidak ada hati sama mas."

"Andaikan mas sedikit saja memberi hati ke Robby dengan tidak asal comot pria yang mas suka, hati ini sudah ku metraikan buat mas. Robby hanya belajar dari kejadian kejadian itu. Kenapa mas bisa melakukan kalau Robby juga bisa? Itu mas yang membuat Robby terkenal sebagai pemuas nafsu. Robby yakin orang yang memberitakan kabar itu salah satu dari kalian. Sampai Robby tau siapa orangnya, akan kuhancurkan kehidupannya"

"Yang pasti bukan mas orangnya"

"Jangan bilang Robby tidak punya hati kalau begitu. Emangnya Robby mau melakukan sepenuh hati hingga Orgasme sepuas puasnya kalau Robby tidak punya hati sama mas? Kalau Robby hanya ingin uang, hanya mas yang Robby puasin. Mikir dikit napa mas"

Mulyono turun dari tempat tidur dan memelukku erat dan menciumi kepalaku.

"Robby bisa saja menemui Darwin atau mencari orang yang Robby ingini. Tapi Robby tidak lakukan itu. Robby bisa memuaskan diri Robby sendiri dengan onani, ngocok"

"Maaf sayang, maaf. Ternyata Masmu ini salah menilaimu. Kau masih cinta sama mas"

"Tidak cinta mas, tapi rasa."

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now