32. Aku dan Pak Gio

117 6 0
                                    

Aku masih bingung untuk meninggalkan kantor. Karena pembicaraan tadi pagi antara menuruti pak Gio atau memenuhi undangan pak Ridwan.

10 menit telah berlalu dari jam pulang kantor.

"Cle, gimana ini?" Tanyaku ke Clement.

"Gak tau By. Nanti kita dibilang pembangkang kalau pulang tanpa pamit"

"Gini aja, biar aku yang nunggu, kamu duluan aja" Kataku ke Clemen.

"Tak enak hati aku, By"

"Ya juga. Tapi kalau pak Ridwan gak datang datang gimana"

"15 menit lagi kita tunggu"

"Kita ke kantin dulu lah kalau begitu. Biarkan ransel sama tas diatas meja, menandakan kita belum pulang"

"Ya By, ayolah. Panas nih pantat duduk terus"

Pintu kubuka, pak Novri melihatku.

"Bapak belum pulang? " Tanyaku seperti tidak terjadi sesuatu.

"Belum, By. Mau kemana kalian"

"Ke kantin. Nunggu Pak Ridwan lama pak" Uajar Clemen

"Kalian pulanglah. Pak Ridwan kalau di panggil pak Direktur pasti lama"

"Tak enak lah pak, pulang tanpa permisi" Kataku. "Kami ke kantin bentar pak"

"Bareng aja. Bapak juga mau pulang"

Melewati lorong lorong sekat meja karyawan kami bertiga melihat Pak Ridwan dan Pak Gio keluar dari ruangan Direktur.

Kami bertiga seperti diberi aba aba menunggu di tempat kami berhenti.

"Robby, bapak mau bicara. Clement boleh pulang. Mas Novri mau pulang ya" Pak Ridwan menyapa kami.

"Ini mau pulang pak" Jawab pak Novri. "Clemen ambil tasnya" Lanjutnya.

Pak Gio hanya diam saja tanpa kata kata. Padahal dia sudah janji akan menungguku besok pagi ditempat yang akan ku tentukan.

Kembali ke ruangan kami, aku sempatkan melihat pak Gio. Dia hanya melambaikan tangannya.

"Berarti tidak jadi bertemu besok" Dalam hatiku.

"Duluan pak. Selamat sore" Ucap Clemen ke Pak Ridwan. "By, aku duluan" Aku hanya mengangguk menjawab nya.

"Duduk By" Pinta pak Ridwan. Akupun duduk di bangku kerjaku.

"Besok datangnya sorean saja ya By. Mohon batalkan semua janjimu. Bapak mohon kau harus datang"

"Baik pak. Besok sore jam 5 Robby akan datang"

"Kau naik taxi saja." Lanjutnya sambil memberikan uang lagi buat ongkos ku.

"Baik pak. Kalau begitu Robby pamit pulang"

"Hati hati dijalan By"

"Bapak juga hati hati"

****

Berjalan sendirian karena tidak ada lagi karyawan yang terlihat, aku dikejutkan suara pak Gio.

"Robby" Suaranya menyapa. Aku menoleh ke belakang.

"Eh pak Boss. Belum pulang pak" Tanyaku.

"Bareng saja. Biar saya antar"

"Tidak usah pak. Robby bisa sendiri naik angkot"

"Ayolah! Kamu bisa turun dimana kau ingin turun"

"Baik. Robby arahnya ke Selatan"

"Ayo."

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now