15. Ibu dan Miko adekku datang

158 10 1
                                    

Wajah tua ibuku membuat hatiku iba ketika kami bertapa muka di terminal bus tempat aku menjemput.

Senyum yang tersungging dibibirnya mengajakku untuk memeluknya. Tak ada lagi rasa ketidak sukaanku padanya, yang ada rindu yang terlampiaskan dengan air mataku.

Isakkku mengundang mata pengunjung disana. Mereka menatap kami. Pun ketika aku memeluk adek kesayanganku, Miko.
Miko yang menangis sesugukan dalam pelukanku membuat orang ada yang bertanya

"Sudah lama tak jumpa, bang? "

Aku hanya menjawab dengan anggukan.

*****

Bang Agil yang masih sibuk sore itu sedikit heran melihat kedatangan kami, karena aku pamit hanya keluar sebentar.

"Ini kedai yang Robby ceritakan, Bu. Dan itu kontrakan Robby," Kataku setiba dirumah. "Kita masuk sayang" Ajakku ke Miko.

Ibuku memperhatikan sekeliling kontrakanku lalu menuju dapur.

"Ibu haus? " Tanyaku.

"Tidak nak!"

"Miko tinggal sama abang nanti kalau sudah lulus SMA ya" Bisikku ke adekku menunggu ibu kami dari dapur.

"Ibu gimana nanti, bang"

"Iya juga, ya"Kataku melihat ke ibu kami yg sudah datang dari dapur.

" Maafkan Ibu, nak. Ibu sudah buat kau menderita"

"Ibu... Tidak ada lagi yang perlu dimaafkan. Robby yang salah membuat Ayah dan Ibu marah"

"Tidak nak. Kau orang baik. Kau anak Ibu yang tidak pernah melawan. Sekarang ibu tidak akan mengulangi... "

" Ibu! Robby cinta Ibu, sayang Ibu. Kalau Robby salah ingatkan Robby"

Ibuku menghampiri kami dan memeluk dengan cintanya.

Diluar, di kedaiku, ku perkenalkan Ibu dan Miko ke bang Agil dan Istrinya yang sedang melayani tamu kedai kami. Dan kepada tamu yang sudah mengenal dan kukenal tak lupa kukenalkan.

Mereka menyalami Ibu dan adekku.

****

"By, adek kamu cakep betul ya" Puji bang Agil.

"Terus, aku tidak begitu? "

"Iya bang Robby jugalah. Turunan Ibumu ya?"

"Ayah sama Ibukulah. Ada saja kau ini"

"Hehehehehe... "

"Bisa minta tolong gak bang? Suruh si teteh masakin buat makan malam. Ibuku masih cape"

"Boleh bang By, sangat boleh"

"Nanti kuganti uangnya"

"Bang Robby kek siapa saja. Gampang itu." Katanya mengajak istrinya ke kontrakannya.

Bang Agil dan istrinya boleh dikata masih kekurangan seperti aku. Istrinya yang hanya buruh cuci dan Agil yang kerja serabutan, banyakan menjaga kedaiku, baik saat aku kuliah atau libur.

****

Mulyono tidak berani masuk ke kontrakanku saat dia melihat Ibuku dan Miko didekatku melayani tamu kedai kami.

Dia duduk dan memesan segelas kopi dan cemilannya.

"Sudah pulang mas? "Bisikku saat memberikan gelas kopinya.

" Siapa By?"

"Ibu dan Adekku. Malam ini tidak bisa nginap ya mas"

"Boleh kenalan?"

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now