7. BUKA KEDAI

138 10 1
                                    

Meja dan kursi panjang yang kami kerjakan bersama tetangga yang ku bayar seikhlasnya sudah tertata rapi dibawah payung pantai yang kubeli. Hampir 3 hari kami mengerjakannya setelah pulang kuliah sampai malam.

Tabunganku hampir habis terkuras untuk modal dagang ku.

"Rencana buka jam berapa, bang Robby kedai kopinya? " Pertanyaan Bang Agil tetanggaku yang menjadi tukang ku.

"Siang setelah pulang kuliah bang" Jawabku.

"Sampai malam? "

"Jam 10 malam.. Kalau Sabtu sampai jam 12 lah."

"Bolehlah. Pasti rame ini nanti. Orang tampan yang jualan. Tapi harus hati hati bang"

"Maksud..? "

"Ini kan ada komplek sama kampung juga. Takut ada yang sirik"

"Di area sini kan gak ada yang dagang. Lagi pula Robby dah diijinkan sama yang punya rumah. Nambah uang kontrakan akunya bang"

"Tapi tetap hati hati bang Robby."

"Kalau ada yang jahat, kan ada bang Agil yang lawan"

"Loh.. Kenapa aku bang"

"Abang kan jagoan. Percuma Robby andalkan kalau begitu"

"I... Iya dah"

"Itu baru abang aku namanya"

"Bisa saja kau By." Agil cengengesan. "Udah bisa mulai dagang bang Robby"

"Udah siap semuanya sebenarnya. Apa Robby mulai aja apa bang? "

"Mumpung masih siang, mulai aja bang. Biar tak bantuin"

"Ok.... Kita mulai... "Kataku bersemangat.

Aku dan bang Agil bersemangat memulai usahaku 'Kedai Kopi'

Dari perabotan masak, termos, gelas, kopi berbagai merk, mie instan bersama sayuran dan saos botolnya, kue kue kering dan kacang kulit dan banyak lagi yang sudah kubeli siap digunakan.

Konsep kedai ku beda dengan kedai pinggir jalan. Tempat kedai ku berada di halaman kontrakan dengan payung payung pantainya. Bisa untuk bersantai.

Bang Agil menyapa setiap orang yang lewat untuk datang ke kedai kopiku.

"6 orang pertama yang mampir aku kasih gratis bang Agil" Teriakku ke bang Agil karena dia di pinggir jalan untuk mempromosikan kedai ku.

"Ok tampan" Balasnya.

Nasib berpihak kepada orang yang menderita mungkin. Kedai kopi ku dikunjungi 12 orang saat permulaan dalam 1 jam.

"Gorengan dibikin bang, biar ada cemilan" Pinta seorang pelanggan ku.

"Besok ya pak. Sekarang baru mulai. Besok akan Robby buatkan"

"Namamu Robby? Keren kali kau. Ini usaha sambilan apa emang dagang kau Robby? "

"Saya kuliah pak. Pagi kuliahnya. Buat bayar kuliah lah pak." Jawabku.

"Hebat kau nak" Puji Bapak yang lain.

Yang namanya kedai kopi yang baru, mungkin orang ingin tau. Sore menjelang malam, pengunjung kedai ku malah bertambah banyak.
Bang Agil yang setia menemaniku keheranan melihatnya.

"Gimana ini bang Robby? Tak muat ini." Bisiknya.

"Santai saja bang. Kalau mereka mau, pasti nunggu. Palingan balik arah kalau tak mau nunggu"

Emperan kontrakan bang Agil menjadi tempat buat ngopi yang tidak kebagian.

"Kau pake jampi jampi ya, By" Canda bang Agil

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now