24. KUTEMUI MULYONO

115 7 0
                                    

Banyak orang berbicara, bahwa cinta pertama itu akan dikenang walaupun tidak saling memiliki.
Mungkin itu yang terjadi padaku.

Percintaan, intrik dan nafsu  berpadu dalam dalam satu untuk Mulyono. Belajar dari pengalaman yang diberikan sejak saat itu hatiku berubah. Walaupun selalu hati ini luluh dengan kata katanya. Mungkin seperti yang kukatakan, hanya karena Cinta yang tersisa. Hanya untuk Mulyono lelaki pertama yang aku sukai dan kucintai pertama kali.

Sedangkan untuk yang lain, hanya sebatas suka dan nafsu karena saling menginginkan. Walaupun mereka membumbuinya dengan kata kakta Cinta.

"Bisa jumpa sama pak Mulyono gak bang" Tanyaku di siang itu dengan menenteng gitarku.

"Pak Boss Mul, ya. Sebentar tak cari ya bang. Apa pergi atau tidak. Oh ya dengan bang siapa? "Tukang yang kutemui meladeni ku.

" Robby."jawabku singkat. Diapun hilang dibalik tembok dari pandanganku.

Aku ingat pertama kali ke bangunan hotel ini bersama Darwin. Disini juga aku jumpa dengan mas Mulyono ku. 'Sudah hampir rampung rupanya'kataku dalam hati.

Menunggu yang kucari, aku duduk diatas batu kali besar yang teronggok disana. Kupetik gitarku dan mengingat ingat lagu apa nanti yang ku bawakan saat mengamen.

"Hei Robby... " Suara seorang dari belakangku. Aku pun menoleh.

"Koco?" Sebut ku.

"Wahhh tambah keren kau By. Tambah ganteng" Pujinya lalu menyodorkan tangannya untuk kami saling bersalaman.

"Ikut kerja kesini kau rupanya" Kataku bahagia. "Pasti orang kepercayaan pak Boss Mulyono" Lanjut ku.

"Ya By. Bukan karena kepercayaan, hanya tidak ada kerjaan lain. Kami ikut kesini karena di ajak pak Boss. Sebagian lagi di tempat kita dulu. Pak Mul ada 2 proyek."

"Tambah kaya dia pastinya" Kataku.

"Dah dari dulu kali By. Kaya, baik hati lagi" Puji Koco.

"Kamu gimana kabarnya sekarang. Keluarga?"

"Kau kan tau, istri dan anakku di Jawa sana.. Aku sendiri baik baik saja" Jawab Koco.

"Bang Robby di suruh masuk ke dalam" Suara tukang yang tadi kutemui.

"Baik. Aku kesana" Kataku. "Co, aku masuk dulu ya."

"Kau mau gabung lagi, By? Udah ada tukang masak"

"Tidak. Mau ngucapin Terima kasih saja. Kemaren dia datang ke kampus ngasih alamat ini" Bohong ku.

"Oh. Ya udah kamu masuk lah. Aku juga mau kerja"

*****

Hatiku tidak terlalu bahagia karena Mulyono tidak memanggilku sendiri. Ingin ku lihat wajahnya senang atau tidak  bila dia yang keluar mekihatku.
Tapi tetap aku menuju ruangannya.

Tok

Tok

Tok

"Masuk"

Pintupun kubuka. Udara sejuk dari dalam ruangan itu menyambut ku.
Tidak ada kata kata lagi yang kudengar seperti dulu. Seperti : Ehhh Robby, Ehhh si ganteng... Cintaku.. Tidak ada lagi.

"Selamat siang Pak " Ucapku.

"Siang Robby" Jawaban Mulyono serasa dingin sedingin udara dalam ruangannya.

"Maaf mengganggu"

"Tidak apa apa. Duduk By. Mau minum apa? "

"Tidak usah pak. Tadi sudah minum. Robby sebentar saja"

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now