39. CIUMAN GIO

97 3 1
                                    

Penampilan kalem dan tidak grusukan membuat ku dijuluki si gunung es.
Hari ini adalah jumat. Sebagai seorang Kristiani, aku hanya duduk di kantin untuk menunggu staf staf pria yang menunaikan ibadat Sholat Jumat.

Yanti dan teman temannya datang menuju kantin. Aku berusaha untuk tidak melihatnya dengan fokus ke kopi didepanku sambil membaca koran.

"Ehhh Robby tumben di kantin" Suara seorang teman Yanti.

"Sendirian di kantor jadi aku ke mari. Clemen lagi absen hari ini, ada urusan katanya" Jawabku.

"Yanti tuh" Bisiknya

"Hehehehe... "

"Jangan brsikap dinginlah Robby"

"Semua orang berkata begitu. Tapi aku memang tidak ada niatan untuk ber... "

"Dia baru kerja 3 tahun, By. Masih muda"

"Maaf kak. Robby belum ke arah sana"

"Kamu sudah punya pacar Mahasiswi ya"

Aku menggeleng.

"Orang setampan kami pasti palu boy. Gonta ganti pacar"

"Niatku kuliah hanya untuk meraih Sarjana bukan mengoleksi perempuan. Dosa Robby terhadap Ibu Robby karena dia juga seorang perempuan."

Eh Henny... Makan gak"suara temannya mengingatkan. Diapun menoleh.

"By, makasih obrolannya"

"Sama sama"

Karena tidak enak hati, aku pun memilih keluar dari kantin.
Setelah menghabiskan kopiku, aku hendak beranjak.

Suara seorang pria menghentikan kegiatan makan staf Yanti dan temannya termasuk aku.

"Selamat siang semuanya" Begitu sapaannya.

Tak satupun yang menjawab.. Mungkin karena kaget siapa yang berbicara.
Aku langsung pamit.

"Robby mau kemana" Tanya pak Gio.

"Mau ke depan pak. Liat liat kaset" Jawabku. "Permisi"

Pak Gio diam ketika ku tinggalkan. Bukannya aku tidak mau menemani Pak Gio, bukan. Aku hanya menjaga agar tak dak ada nanti omongan yang di luar dugaan karena Yanti dan teman temannya tidak pernah tau bahwa aku dan pak Gio pernah bertemu.

Dan juga, aku malu terhadap pak Gio yang telah menceritakan kisah hidupku sebagai seorang Gay. Buktinya pak Gio tidak pernah lagi datang menjumpai ku, karena mungkin dia tidak mau berkawan dengan seorang Gay.

Pak Gio seorang pengusaha, baik hati dan tidak sombong. Aku tidak mau mencemari nama baiknya, walaupun orang tidak tau bahwa aku seorang Gay. Hanya pak Novri yang pernah mengatakan bahwa Pak Gio seorang Gay. Ini masih tanda tanya bagiku.

Tapi kalau pak Gio seorang Gay kenapa dia tidak tertarik sama aku? Apakah aku bukan type-nya? Buktinya dia sudah hampir 2 minggu tak pernah menampakkan diri. Berarti dia bukan seorang Gay dan menjauhiku.

****

Hutan kota di depan gedung kantor kami ramai setelah Jumatan. Staf staf ada yang mengopi diantar petugas kantin sambil mengobrol menghabiskan sisa istirahat mereka.

Pak Novri sengaja memanggilku padahal dia bersama pak Gio.
Aku menghampiri mereka.

"Robby, besok jangan lupa" Suara pak Novri.

"Siap pak. Tapi sampai sore ya. Malamnya Robby ada pertemuan"

Pak Gio hanya diam mendengar kami membuat kesepakatan.

MY LIFE BAG. 2Where stories live. Discover now