marah

116 11 3
                                    

"Mana sisa uang yg kemarin katanya lu mau ngasih sekarang" tagih nares untuk sisa uang 500k yg kemarin nares minta

"Uang apa dek?"

"Lu tu goblok apa pura-pura aja si,kemarin kan gua minta uang 1juta lu cuma ngasih 500k,sekarang gua minta yg 500k nya"

"Oh yg kemarin,tapi kaka belum ambil uang dek,tadi mau ambil tapi badan kaka masi agak lemes"

"Bisa gak si lu gak usah akting sakit mulu bosen gua liatnya"

"Mau cari perhatian orang?biar semua orang merhatiin lu"

"Kaka gak akting dek,badan kaka emang masi agak lemes"
"Kaka juga gak cari perhatian,kenapa adek mikir kaya gitu"

"Lu kan emang hobi kan kaya gitu,dari dulu juga,pura-pura sakit biar dikasihani orang banyak"

"Lu emang pinter buat pura-pura akting kaya gini,sakit sedikit langsung kerumah sakit,bikin heboh orang banyak"

"Lu ngilang 2bulan ini bukan berobat kan,lu cuma alesan biar semua orang nyari lu,ngekhawatirin lu"

Naren langsung menatap adiknya,dia tak mengira jika adiknya sendiri menuduhnya seperti itu.

"Kenapa adek bilang gitu,kaka gak sebodoh itu dek,pura-pura sakit untuk dapetin perhatian,kalo bisa milih kaka juga gak mau sakit"

"Kenapa kata-kata itu harus kaka denger dari mulut kamu dek,kaka bisa terima kalo orang lain hina-hina kaka,tapi kenapa kamu juga kaya gini ke kaka"

"Cuma karna uang kamu bentak-bentak kaka"

Naren pun membuka tasnya dan mengambil kartu atmnya dan menyerahkannya ke adiknya.

"Ini kalau emang adek butuh uang itu sekarang adek ambil sendiri"

"Males" nares langsung menepis kartu itu hingga terjatuh ke lantai

"Astagfirullah" naren langsung mengelus dadanya.

"Kaka tf aja ya uangnya"

"Gak usah udah males gua,lu tu gak guna" nares langsung pergi meninggalkan naren.

Mata naren berkaca-kaca menahan tangis mendengar omongan adiknya itu,naren pun meraih kursi rodanya,dia berusaha pindah dari tempat tidurnya untuk naik di kursi rodanya,setelah berhasil naren pun mengambil kartu yg dibuang adiknya tadi,naren juga mengambil jaketnya,setelah memakai jaketnya naren pun menuju ke depan rumah.

"Den naren mau kemana" sapa pak toto

"Mau kedepan sebentar pak"
"Bapak anterin den,langitnya udah mendung nanti takut aden kehujanan"

"Makasih pak,tapi gak usah naren bisa kok sekalian jalan-jalan"

"Tapi udah mendung banget lo den"

"Insya allah sebelum hujan naren udah pulang pak,naren kedepan dulu ya pak"

Langit sore ini memang terlihat sangat mendung,tapi naren malah keluar.

Naren keluar rumah untuk menuju indomar*t depan untuk mengambil uang,ya meskipun hati naren sebenernya sakit mendengar ucapan nares tapi tetap saja naren tidak bisa menolak permintaan adiknya padahal kondisi tubuhnya sendiri masi lemas,sebenarnya jaraknya cukup dekat,tapi terasa jauh bagi naren karna naren menggunakan kursi roda dan kursi rodanya juga berjalan cukup lambat karna kondisi naren yg lemas,sesekali naren berhenti karna kelelahan.

Naren pun melihat ke atas,sepertinya grimis sudah mulai turun,naren pun mempercepat langkahnya.

Setelah 15menitan naren pun sampai,naren langsung masuk dibantu pegawai disitu untuk masuk kedalam,dia langsung mengambil sejumlah uang,setelah mengambil uang naren pun membelikan beberapa cemilan kesukaan  nares,naren juga membeli coffe latte kesukaan nares,baru saja naren meninggalkan indomart 5menitan tiba-tiba hujan deras mengguyur badannya,naren ingin berhenti tapi tak ada tempat untuknya berteduh,terpaksa naren terus melanjutkan untuk pulang,dengan badannya yg mulai basah.

Tepat adzan magrib berkumandang,naren baru sampai,badan naren mulai menggigil kedinginan.

"Yaallah den naren"
Pak toto pun langsung mendorong kursi roda naren untuk masuk kedalam,pak toto melihat meskipun naren basah kuyup dan sudah menggigil tapi naren tetap berusaha tersenyum ke pak toto.

"Gapapa pak,seru kok,tapi jangan bilang om damar ya kalo om damar nanti kesini"

"Den,jangan gini lagi den,pak damar nanti kalau tau bisa ngamuk"

"Gapapa pak,janji ya jangan bilang om damar,naren kedalem dulu ya pak"

Naren pun langsung masuk kerumah dalam kondisi badannya yg sudah basah,naren melihat adiknya sedang duduk diruang keluarga,dengan wajah bahagianya itu naren mendekati adiknya dan menunjukan apa yg dia beli untuk nares.

"Adek"
"Dek tadi kaka kedepan beli ini untuk adek"

"Lihat deh ini kesukaan adek kan" dengan tersenyum,naren pun menunjukan apa saja yg dia beli untuk nares.

"Kaka juga beli,coffe latte buat adek,ini dek" naren pun menyodorkan minuman itu untuk adiknya.

Tapi bukan menerimanya justru nares menepis minuman itu sampai jatuh dan tumpah semua.

"Astagfirullah dek"
"Mata lu buta,gak liat diluar ujan lu beliin gua es,sengaja mau bikin gua sakit iya?"

"Kaka gak ada niat kaya gitu dek,maaf kalau adek gak suka,tapi harusnya adek gak buang ini,mubazir dek"

"Yakalo mubazir minum aja tu"

Naren hanya diam,wajahnya yg semula bahagia kini terlihat sedih melihat perlakuan adiknya yg semakin hari semakin membuat naren sakit.

"Kaka tadi ambil uang buat adek,uangnya kaka taruh sini ya,kalo adek gak suka sama jajan yg kaka beliin jangan dibuang,biar nanti kaka kasih ke lili"

Bibi yg melihat naren kebasahan langsung menghampiri naren.

"Yaallah den naren,basah kaya gini habis dari mana"

"Dari depan bi,gapapa kok,bi ada lap gak?ini tadi naren gak sengaja jatuhin minuman,naren mau bersihin"

"Gak usah den,biar bibi yg beresin ini,aden cepet ganti baju udah menggigil kaya gitu,badan aden baru enakan kok hujan-hujanan"

Naren pun tersenyum ke arah bibi.

"Udah aden ganti baju cepet ya biar gak masuk angin"

Naren pun langsung masuk ke kamarnya,bibi melihat  sepertinya 2 majikan mudanya itu sedang bertengkar terlihat dari nares yg cuek dan memasang wajah garangnya,bibi tak berani menengur nares karna bibi tau nares masi dalam kondisi emosi,bibi takut jika bibi menengur nares sekarang justru nares akan lebih marah ke naren,bibi sudah sangat hafal dengan watak 2 majikan mudanya itu.

730 Hari bersama NarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang