Setelah dari ruang UGD,rendra langsung dipindahkan ke ruang PICU,kali ini rendra mengalami penurunan kesadaran,di ruangan itu hanya rendra senndiri,tubuhnya yg semakin hari semakin terlihat kurus itu dipenuhi dengan alat-alat medis yg entahlah nares juga tidak mengerti,suara monitor itu membuat nares khawatir dan gelisah.
Alvin yg sudah datang juga terlihat khawatir,apa lagi setelah melihat nares yg kelihatan dari tadi terus diam dan wajahnya ikut pucat,mungkin dia memikirkan kakaknya yg sedang terbaring lemah didalam.
Tak lama setelah rendra dipindahkan ke ruang picu,om damar datang menghampiri nares dan alvin.
"Gimana kondisinya naren?"
"Kok bisa dia sampe kaya gini" om damar kelihatan dia juga khawatir,om damar mengintip dari balik pintu kaca itu,melihat keponakannya yg tengah terbaring dengan alat-alat yg terpasang dibadannya.Om damar yg mengetahui nares yg masi shock pun langsung memeluk nares,setelah itu om damar memeluk alvin.
"Tenang aja,kakak kamu pasti baik-baik aja"
"Kakak om"
"Kamu udah makan?alvin udah makan?kalian makan dulu aja,biarin naren istirahat,om yg jaga disini""Udah,naren baik-baik aja,kalian makan dulu,kalo telat makan nanti sakit malah narennya kepikiran nanti kalo dia bangun"
Alvin dan nares pun nurut,mereka pergi ke kantin rumah sakit,sebenarnya nares maupun alvin tak lapar,mereka terlanjur kenyang mengetahui naren drop seperti ini,sebetulnya tak hanya sekali ini naren jatuh drop,tapi sepanjang dia sakit baru kali ini dia sampai tak sadar seperti ini,biasanya dari UGD dia langsung dipindahkan keruang rawat inap,tapi kalo ini dia harus masuk picu dulu.
____________________________________
Sudah tiga hari rendra dirawat,tapi dia masi belum sadar,kemarin dia sempat dipindahkan keruang rawat tapi baru beberapa jam pindah kondisi rendra menurun lagi sehingga dia harus dirawat secara intensif.
Nares belum kerumah sakit lagi,dia memilih untuk bersama teman-temannya dulu untuk menenangkan diri,semalam dia tak bisa tidur karna memikirkan nasib kakaknya antara hidup dan mati.
"Ngelamun mulu lu dari tadi res,napa si" ucap miko
"Kepikiran kakak gua"
"Tumben banget anying lu mikirin kakak lu"
"Gimana gua gak kepikiran udah 3hari dia dirawat belum sadar juga""Njir,mau finis kali kaka lu res" sahut bagas "bukannya lu benci sama dia,harusnya lu seneng lah bentar lagi lu bakal jadi anak tunggal" terusnya
"Mulut lu enteng banget,gua gak suka sama dia ya bukan berarti dia harus mati juga anjir"
"Goblok banget si lu gas,kalo kakaknya nares mati sumber dana dia ilang goblok""Dahlah cabut gua" ucap nares "kesini mau cari ketenangan malah mulut lu pada yg bikin gua gak tenang"
Nares langsung pergi meninggalkan mereka,dia pun langsung menuju ke rumah sakit,kepalanya terasa pusing mungkin karna dia kurang istirahat dan memikirkan kondisi kakaknya.
_____________________________________
Nares pun sampai dirumah sakit dan langsung menuju ke ruangan rendra,sampai sana tak ada siapapun dis bingung,nares langsung mencari suster dan menanyakan dimana kakaknya."Sus pasien yg dirawat disitu kemana ya"
"Mas keluarganya?yg sabar ya mas"
"Yg sabar?maksutnya?
"Pasien yg dirawat disitu 10 menit yg lalu meninggal mas,sekarang lagi diurus di ruang jenazah""Haha bercanda kan sus,gak mungkin,gak mungkin dia ninggalin gua"
"Sabar ya mas,ikhlasin,saya permisi dulu"Badan nares langsung lemas,nyawanya seperti melayang,tubuhnya langsung tergeletak dilantai,air mata nares tak dapat dibendung lagi,dia menampar dirinya sendiri memastikan kalau dia tidak mimpi,apakah ini mimpi buruk untuk nares?
Tak ada firasat apapun,dia juga tidak berpamitan,apa candaan dan perkataam nares terlalu menyakitkan untuk dia,sehingga kakaknya benar-benar meninggalkan nares.
"Kak"
"Tolol banget si lu"
"Kenapa lu beneran meninggal"
"Lu marah ke gua?"Nares menangis sendirian di sudut ruangan itu,saat nares ingin berdiri untuk menuju ruang jenazah untuk melihat kakaknya itu,tiba-tiba kepalanya terasa pusing pandangannya kabur,baru ingin melangkah tubuh nares tergeletak di lantai.
-makasih buat yg nunggu dan suka sama cerita kali ini🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
730 Hari bersama Narendra
Genç Kurgu"aku terus menjadi cahaya untukmu,karna aku tau kegelapan membuatmu ketakutan ze" ucap pria yg sedang duduk disampingku. "gak usah sok puitis deh lu ren,sok jadi cahaya emang lu bohlam lampu apa" Narendra,sapaannya pria yg sebentar lagi usianya 16 t...