naren drop

150 8 1
                                    

Melihat naren yg tak sadar itu belum juga membuat hati oma tergerak,mau tidak mau oma menelfon om damar untuk datang kerumah.

Saat om damar tiba pun,oma seperti tak berbuat salah justru oma kembali mefitnah naren,mengatakan jika naren ingin mendorong oma tapi justru naren yg terjatuh.

Om damar pun hanya diam mendengar cerita oma,lalu om damar memeriksa keadaan naren,dan melihat badan naren yg lemas om damar pun langsung memasangkan infus untuk keponakannya itu.

__________________________________

Hampir 1jam naren belum juga bangun,mama dan nares pun juga sudah pulang.

"Mas kamu kok disini"
"Emang kamu gak praktek?" Tanya mama astrid ke om damar karna mama astrid penasaran kenapa pagi-pagi om damar sudah dirumahnya.

"Kamu lihat anakmu tadi pingsan"
"Aku mindahin naren kebawah,udah ya strid"

"Kamu gak kasihan sama dia?"
"Untung tadi ibu tau naren pingsan"

"Naren pingsan?" Mama langsung mengecek ke kamar naren,dan benar saja anaknya tengah terbaring lemah di tempat tidurnya,mama melihat ada infus di tangannya dan ada nasal kanul yg terpasang di hidung anaknya itu.

Mama pun sesikit menyesal belakangan ini sering memarahi naren,tanpa dia sadari dia menangis disamping naren.

Mendengar isak tangis mamanya,mata naren perlahan terbuka,ya meskipun dia tak dapat melihat jelas karna tak memakai kacamata tapi dari suaranya naren bisa tau jika yg menangis itu mamanya.

"Maa" lirih suara naren.

"Sayang"
"Kamu kenapa nak bisa pingsan"

Naren pun tersenyum ke arah mamanya,dia berusaha terlihat baik-baik saja didepan mama,adik dan omnya itu.

"Ja,,jangan nangis ya" tangannya mulai menyentuh pipi mamanya untuk mengusap air mata mamanya yg terus menetes itu

"Naren cuma gak enak badan,iya kan om"

Om damar pun mengangguk meskipun faktanya tak seperti itu.

"Maafin mama ya,mama sering marahin kaka"

"Ma"
"Mama gak perlu minta maaf,naren yg salah,naren selalu nyusahin semuanya"
"Maafin naren ya"

"Maafin naren ya om,om damar harus kesini pagi-pagi karna aku"

"Yg penting kamu gak kenapa-kenapa ren,kamu gk perlu mikirin orang lain,yg penting kamu harus pulih dulu"
"Kalo keadaan kamu belum baik,om akan bawa kamu ke rumah sakit"

"Gak usah om,aku dirumah aja,aku cuma butuh istirahat sebentar"

Om damar pun mengangguk,meskipun dia ragu dengan kondisi naren,om damar pun mengajak mama dan nares pergi agar  naren bisa ber-istirahat dengan nyaman.

______________________________________
Teras belakang.

"Strid apa aku harus bawa naren ke Cleveland Clinic,biar dia dapat perawatan yg lebih maksimal untuk jantungnya"

"Dulu mama mau bawa mas bara kesana,tapi dia nolak karna gak mau jauh sama kamu"  terus om damar

"Amerika itu jauh mas,dan aku rasa naren juga gak akan mau pindah kesana tapi nanti coba aku bujuk dia"

"Strid"
"Apa kamu udah ngomong sama anak-anak?"

Mama astrid pun melihat ke arah om damar.

"Cuma ke naren mas,ke nares belum"

"Ya naren jauh lebih dewasa dari pada nares,kamu harus pelan-pelan ngomong sama dia,karna sifat naren itu keras kaya papanya"

"Dan kamu persis seperti naren" ungkap mama sambil tersenyum ke arah om damar,dan om damar membalas senyuman mama.

______________________________________

Sudah 3 hari naren hanya bisa terbaring ditempat tidur,dan kini genap 4 hari naren tak keluar kamar,keadaannya sudah lebih baik suhu badannya juga sudah turun,badannya juga tak selemas kemarin naren sudah mulai bisa duduk.

Hp nya dari semalam terus berbunyi,hanyak notif yg masuk tapi naren belum sempat membukanya.

Naren pun mengambil hp yg ada di atas meja dekat tempat tidurnya itu,terlihat hp naren sudah usang ya sejak smp dan sampe sekarang naren belum ganti hp jadi maklum jika hp naren sedikit lemot.

Ternyata banyak notif dari grub osis sekolahnya.

Grub osis atmaja nusantara.

Bagas:  "jadi rapat kaga ini"
               "Punya ketos gak tegas"
               "Oh iy,ketos lu pada kan penyakitan"

Riri(sekertaris): "ish kak bagas gak boleh gitu loh,kan kasihan kak rendra"
               "Rapatnya jadi,di caffe maja biasa"

Bagas:    "suruh jawab tu ketos lu,kalo dia gak muncul,suruh mundur aja"

Bian: "jawab ren,beberapa rapat ini lujuga gak ikut,niat gak lu"

Lisa(bendahara):   "tau nih sakit dibuat alesan"
          
Putra:   "brisik lu pada,ya kalo rendra masi sakit ya udah biarin dia istirahat dulu"

Narendra pun membaca semua isi grub wa itu,dia merasa bersalah dia tak pernah masuk sekolah dan juga tak pernah mengurus osis padahal itu adalah tanggung jawabnya sebagai ketua osis.

Rendra pun bersiap-siap memakai hoodinya,karna diluar mendung dan mungkin sebentar lagi akan hujan,dia juga membawa tas nya,tak lupa naren juga membawa kotak obatnya.

Terlihat rumah sepi naren tak tahu akan berpamitan dengan siapa,naren pun langsung berangkat menuju caffe maja di samping sekolahannya itu menggunakan grab mobil.

Ya caffe maja adalah salah satu fasilitas yg ada di sekolahannya,biasanya setelah pulang sekolah caffe itu banyak dikunjungi siswa siswi disana,narendra dan yg lain juga sering mengadakan rapat disana.

Meskipun badannya belum vit betul tapi naren tetap bertekat untuk kesana,dia merasa tidak enak karna dia tidak  menjalankan kewajibannya secara baik menjadi ketua osis.

730 Hari bersama NarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang