Sebelumnya,yuk mampir ke JARAK ANTARA KITA,siapa tau nyaman sama dava&vino wkwk.
🐥🐥🐥🐥🐥
Setelah melewati hari-hari yg cukup sulit,naren akhirnya bisa bangkit,dia mampu melawan rasa sakitnya,naren mampu tegar dengan keadaan yg selalu membuatnya terpuruk.
Kakinya yg awalnya bengkak kini sudah membaik,dia sudah mulai bisa berjalan dengan baik,bahkan kini dia terlihat jauh lebih baik,wajahnya juga tak sepucat biasanya,rambutnya yg awalnya masi sering rontok,kini sudah kembali lebat,tak terlihat bekas oprasi yg pernah naren lalui.
Tapi.
Mungkin keadaannya yg lebih baik membuat mamanya senang,tapi tidak dengan oma dan adiknya.
Oma masi saja bersikap ketus dan masi sering melontarkan kata-kata kasar ke naren,tak jarang dia harus terkena omelan mamanya karna tuduhan fitnah dari omanya,sedangkan nares adiknya,dia tak berubah dia masi sering mengabaikan naren,naren sudah mencoba berbagai macam cara untuk mendekati nares,tapi bukannya nares luluh justru mereka semakin jauh.Seminggu yg lalu om damar membawa kabar gembira untuk naren,awalnya dia di diaknosa terkena kanker otak,yg mengharuskannya kemo,dan setelah beberapa kali kemo,dia akhirnya memilih untuk oprasi,berat bagi naren harus berjuang melawan 2 penyakit sekaligus yg terus-terusan menggrogoti tubuhnya,sampai dia tak berdaya dan naren berfikir hidupnya akan berakhir.
Tapi setelah melakukan pemeriksaan dan melakukan tes beberapa kali,kanker yg semula ada bersamanya kini sudah hilang,naren pun bersyukur,dia kini tak perlu melakukan kemo lagi,tak harus merasakan sakit kepala yg hebat seakan kepalanya akan pecah.
Mendengar kabar itu,naren sangat bahagia,dia cukup lega dan semangatnya untuk sembuh kini kembali membara.
🦋🦋🦋🦋🦋
Tok..tok..tok..
Naren mengetuk pintu kamar adiknya,mengingat kemarin naren memergoki nares yg pulang malam habis mabuk karna dirumah sepi tak ada oma dan mamanya,dia pulang jam 4pagi,nares pulang dengan bau alkohol yg tercium kuat dari mulutnya.
Naren yg mencoba membantunya untuk berjalan justru dia terjatuh karna dorongan yg cukup keras yg nares lakukan ke kakaknya itu,tak hanya itu nares juga memukul sudut bibir naren sampai berdarah.
Ya sejak kepergian bara papanya,nares semakin susah diatur,dia sering pulang malam dan tak jarang dia pulang dalam kondisi mabuk seperti ini.
"Dek"
"Dek ini kakak" tak ada sautan dari dalam "kakak masuk ya" naren langsung membuka knop pintu kamar nares,terlihat nares yg masi terbaring di ranjangnya.Naren langsung mendekati adiknya,dia membawakan makan kesukaan adiknya,ayam goreng,dan sayur sup tak lupa dengan air madu hangat untuk nares.
"Adek" suara naren terdengar sangat pelan,dia mencoba membangunkan nares dengan menepuk-nepuk lembut tangan adiknya itu.
"Bangun yuk dek,ini kakak bawain makanan kesukaan kamu" bukannya disambut dengan hangat justru nares bersikap keras ke kakaknya
"Bisa diem gak lu"
"Brisik"Hmm naren pun menarik nafas panjang,lalu menghembuskannya pelan.
"Bangun yuk,tadi kakak masakin sup buat kamu,pasti kamu suka"
"Kita makan bareng ya,kakak bawa sendok 2 ini" naren pun tersenyum melihat sepiring nasi sup dengan ayam goreng favorit adiknya itu.Nares pun membuka matanya,dia mulai bangkit dan duduk,sorot matanya tajam melihat naren.
"Lu budek?"
"Pergi dari kamar gua"
"Bisa gak si lu gak usah ganggu gua""Gak sudi gua makan berdua sama orang penyakitan kaya lu"
Deg.
Penyakitan?
Kata-kata yg sering nares ucapkan untuk naren,dan mungkin naren sudah kebal akan itu,tapi kali ini berbeda,hatinya terasa sakit saat mendengar ucapan adeknya itu,senyum manis yg awalnya menghiasi wajah naren kini mulai memudar mendengar adiknya bersikap keras kepadanya.Sakit hati?ya mungkin itu cukup menggambarkan kekecewaan naren saat ini,tapi naren mencoba terlihat baik-baik saja.
Naren pun mengangguk saat adiknya mengatainya dengan kata penyakitan.
"Sekali aja,adek gak ngomong gitu ke kakak,sekali aja dek" ucap naren lirih sambil menundukan kepalanya
"Kakak berusaha buat jadi kakak yg baik buat kamu,meskipun kaka tau fisik kaka gak sekuat kamu"
"Usaha lu bilang?"
"Lu jaga diri lu sendiri aja gak becus belaga mau jaga gua" timpa nares dengan senyumnya yg sinis ke naren."Gua gak perlu digaja,apalagi dijaga orang penyakitan kaya lu,mending lu pergi"
"Pergi gua bilang,gua mau tidur" nares pun menunjuk ke arah pintu dan sedikit mendorong tubuh naren agar minggir dari ranjangnya.Naren pun tersenyum sendu,dia pun mengangguk ke arah nares "iya kaka pergi"
"Jangan lupa dimakan ya,itu kakak yg buat"
"Kalo kamu gak mau,jangan dibuang taruh aja didapur""Air madunya jangan lupa diminum mumpung masi hangat,biar kepala kamu gak pusing" setelah berkata itu ke adiknya,naren pun pergi dan menutup pintu kamar adiknya.
Sejujurnya naren sedih melihat sikap adiknya yg seperti itu,dia sangat merindukan adik kecilnya.
Bukankah mereka kembar,yg seharusnya bisa bersama,bisa saling menjaga,tapi tidak dengan naren dia harus merasakan dijauhi dengan kembarannya,dia dibenci habis-habisan oleh adiknya sendiri
Setelah menyaksikan kakaknya pergi dengan raut wajah yg sedih,nares kembali membaringkan tubuhnya,memang kepalanya cukup pusing karna terlalu banyak minum mungkin.
Dia memiringkan tubuhnya,dan kini tubuhnya menghadap tembok.
"Maaf"
"Gua kaya gini demi kebaikan lu" batin nares
KAMU SEDANG MEMBACA
730 Hari bersama Narendra
Teen Fiction"aku terus menjadi cahaya untukmu,karna aku tau kegelapan membuatmu ketakutan ze" ucap pria yg sedang duduk disampingku. "gak usah sok puitis deh lu ren,sok jadi cahaya emang lu bohlam lampu apa" Narendra,sapaannya pria yg sebentar lagi usianya 16 t...