7; Kecewa

229 218 18
                                    

Happy Reading All!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading All!

"Ar,"

Terdengar suara yang mengalun.

"Ar,"

Ia yakin seseorang memanggil namanya. Namun ia tak dapat melihat apa pun. Ia yakin tengah bermimpi. Namun sukar untuknya membuka mata.

"Ar,"

Suara itu kerap meninggi. Hingga tak sadar, ia sudah terbangun dari mimpi buruknya.

"HP lo bunyi terus." Salah satu siswa dalam kelasnya menoleh padanya, telunjuknya menunjuk pada benda pipih miliknya yang tergeletak di atas meja.

"Hah?" Arion yang masih terngiang dengan mimpinya mengernyit, lantas kedua matanya mengarah pada ponsel miliknya yang memang terdengar berdering.

Kepalanya yang sebelumnya menelungkup kini terangkat, jari-jari maskulinnya menekan tombol on pada ponselnya. Terlihat banyak sekali pesan yang ia terima dan beberapa panggilan tak terjawab. Sekali lagi ia mengernyit, berpikir keras siapakah yang mengiriminya pesan sebanyak ini. Sebelumnya ia tak pernah mendapatkan pesan yang begitu bertubi-tubi seperti yang ia terima saat ini, mengingat dirinya yang jarang bersosialisasi dan tak menyimpan banyak nomor.

Begitu ia membuka pesan chat dan membaca nama kontak yang tertera pada bagian paling atas, kedua bola matanya segera ia putar. Sungguh, ia merasa sangat dibodohi kali ini. 'Aretha', begitulah yang tertera pada layar ponselnya. Dengan amarah yang menggebu, ia mematikan ponselnya. Tubuhnya bangkit dan segera meninggalkan kelas.

***

"Hai Ari!"

Lelaki dengan wajah kejamnya itu menghembuskan napas kasar. Kalimat itu telah ia dengar lebih dari sepuluh kali hari ini. Kedua telinganya yang terasa panas tampak memerah. Ia sungguh membenci panggilannya sebagai 'Ari'

"Lo belum bales chat gue."

Arion kembali memutar bola matanya malas. Ia mendadak menyesal sudah sedikit merasa kasihan pada gadis di hadapannya beberapa hari belakangan. Ia bahkan bergidik ngeri ketika mengingat dirinya yang bersikap baik pada gadis ini. "Lo nggak ada kerjaan selain gangguin gue?"

Gadis dengan surai hitamnya itu menggeleng. "Gue gabut."

"Bisa nggak sih gabut lo itu yang nggak merugikan orang lain?"

"Lo ngerasa dirugiin?"

"Banget."

"Ar," Aretha mendekatkan wajahnya, sedikit berjinjit agar dapat melihat warna bola mata milik lekaki jenjang di hadapannya. Dan seperti biasanya, kilatan warna hita pekat akan nampak dari penglihatan miliknya. "Aneh,"

Arion yang masih dengan wajahnya yang tanpa ekspresi mengangkat telunjuknya agar menjauhkan gadis aneh ini.

"Gue nggak asing sama wajah lo." Aretha melanjutkan kalimatnya yang terpotong

Eternity;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang