Happy Reading All!
Sehari setelah kejadian itu, Aretha terbangun dengan seragamnya yang lusuh. Matanya merah dan membengkak akibat menangis. Suhu tubuhnya pun naik drastis. Seseorang yang menerobos lebatnya hujan dan berjalan sejauh 400 meter menuju halte bus-bahkan terlalu lelah mengganti pakaiannya dan segera tidur, sudah dipastikan ia demam. Dan untuk yang kesekian kalinya ia kembali tidak bersekolah. Aretha yakin gurunya kini tengah menertawakan dirinya karena hanya masuk sehari lalu kembali tidak masuk. Tapi sungguh, deman 3 hari 2 malam itu terasa begitu menyiksa, ia bahkan sempat mengira apakah ia sekarat kala itu.
Namun hari ini sudah terhitung 5 hari setelah kejadian yang membuatnya seperti sekarat dan hari ini adalah tepat satu minggu sebelum keberangkatan Aretha menuju Nusa Tenggara Timur. Gadis itu tengah mengemas barang apa saja yang sekiranya ia perlukan untuk 7 hari di sana. Dengan telaten ia memasukkan barang-barangnya ke dalam koper.
Pada saat hari H acara, peserta akan diminta berkumpul sesuai titik kumpul masing-masing daerah. Lalu segera melakukan penerbangan menuju bandara Internasional El Tari Kupang. Dari sana para peserta akan di bawa menuju tempat penginapan dan melakukan upacara pembukaan. Begitulah informasi yang Aretha dengar dari pertemuan kemarin. Grup chat untuk para peserta pun juga sudah dibuat. Di sana Aretha dapat mendapat informasi mengenai apa saja yang harus dibawa sehingga lebih memudahkannya.
Namun secara tiba-tiba ia teringat akan satu hal. Pandangannya perlahan mengarah pada sebuah kotak kecil yang diletakkan sembarang di atas meja belajar. Kotak musik yang akhirnya kembali pada tangannya. Satu tangannya naik guna meraihnya. Kedua matanya menatap dengan lekat. Banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam benaknya, namun ia segera mengalihkannya. Dengan cepat ia segera memasukkan benda kecil tersebut ke dalam koper miliknya.
Lantas Aretha memeriksa kembali semua perlengkapannya. Pandangan matanya tertuju pada layar ponselnya yang memperlihatkan list barang bawaannya. Semuanya lengkap kecuali obat-obatan yang wajib ia bawa. Hari ini ia memutuskan untuk pergi ke supermarket bersama Meysha. Ia sudah mengirimi sahabatnya itu pesan singkat dan ia segera menyetujuinya.
***
Setelah perjalanan menggunakan mobil sekitar 7 menit menuju supermarket, akhirnya mereka sampai pada tujuan. Aretha hanya perlu membeli obat-obatan, perlengkapan mandi serta makanan ringan di sini.
Supermarket ini cukup besar dan lengkap. Segala kebutuhan harian, peralatan dapur, barang elektronik hingga dekorasi rumah. Bahkan juga terdapat food court di bagian ujung supermarket. Sejujurnya Aretha tidak memerlukan pergi ke tempat yang se-lengkap ini, namun Meysha memaksanya, ia ingin Aretha mencoba sashimi yang dijual di sini. Katanya enak sekali, namun entahlah.
"Lo udah tahu kasusnya Rani anak kelas B nggak?" Meysha membuka topik.
"Rani? Gue nggak kenal." Jawab Aretha sekenanya. Kedua tangannya sibuk mendorong trolly, sedangkan pandangan matanya menjelajah ke sana-kemari untuk mencari barang yang ia perlukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternity;
Teen Fiction[ON GOING] Eternity; Keabadian Pernahkah kalian mendengar seseorang yang memiliki kekuatan sejak lahir? Iya, kekuatan sungguhan. Mungkin banyak terjadi dalam film karangan. Namun percaya atau tidak, Aretha Pricillia dapat melihat aura seseorang hany...