29; Malaikat Kecil

12 8 0
                                    

Happy Reading All!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading All!

"Reth,"

Samar-samar dapat ia dengar suara memanggil dirinya, dan semakin lama semakin jelas hingga memekakkan telinganya.

"Reth!"

Cahaya yang mengganggu pandangannya membuatnya segera membuka kedua matanya.

"Udah jam 6, cepetan mandi gih." Audrey meneriaki dirinya dari bawah-mengingat ranjang milik Aretha berada di atas. Tampaknya gadis berkulit sawo matang itu sudah selesai membersihkan diri. "Hari ini harus mandi Reth, malu sama murid-murid lo nanti kalau lo nggak mandi lagi."

Rupanya Aretha tertidur dengan laptop yang masih ada pada pangkuannya. Dapat ia rasakan setetes air mata menetes dari kelopak matanya, meluruh membasahi pipinya. Mimpi itu, bukan, maksudnya kejadian itu benar-benar nyata. Napas Aretha masih menderu, keringat dingin juga mengucur dari pelipisnya. Bibirnya kering hingga pecah-pecah dan kerongkongannya terasa tercekat. Untuk sepersekian detik, pendengarannya kembali mendengar sesuatu yang melengking. Namun ia masih dapat menahannya. Kedua matanya kembali terpejam, merasakan pendengarannya yang terasa perih.

Saat ini, semua pertanyaan yang ada pada benaknya sudah terjawab.

***

Setelah melakukan briefing seperti biasanya, para peserta kegiatan relawan akan langsung meluncur pada lokasi masing-masing sesuai dengan divisi. Aretha yang masuk ke dalam divisi pendidikan kini telah berada pada sekolah dasar yang menjadi tempatnya menghabiskan waktu hingga hari ke-6. Murid-murid telah memasuki sekolah dan anggota divisi pendidikan akan mengisi materi pada kelas yang berbeda. Aretha sendiri akan mengajar di kelas 3 hingga esok hari. Meski tengah dilanda perasaan tidak enak yang kerap ia rasakan, tak sama sekali membuatnya lalai dalam menjalankan tugas. Sebisa mungkin ia coba untuk mengesampingkan kejadian aneh yang baru saja ia alami.

Aretha menghembuskan napasnya, berusaha melupakan apa pun yang selama ini membuatnya ragu serta takut. Ia kemudian tersenyum dengan lebar. "Selamat pagi adik-adik, perkenalkan nama aku Aretha, dan aku bakal ngajar di kelas kalian sampai besok!"

"Halo kak Aretha!" Anak-anak di kelas 3 segera berseru dengan kencang. Semuanya tampak sangat antusias mendengarkan Aretha berbicara di depan.

"Tapi tunggu, kalian nyadar nggak sih ada yang beda dari kelas ini?"

Satu gadis kecil dengan rambutnya yang dikuncir dua itu membuka mulut dan menjawab dengan kencang. "Kelasnya jadi sangat bagus kak!"

Jawabannya itu berhasil membuat Aretha terkekeh pelan. Kerja kerasnya bersama anggota divisi pendidikan yang lain membuahkan hasil. Kelas yang sebelumnya kumuh kini benar-benar disulap menjadi sebuah kelas yang lebih layak. "Kalian seneng nggak kalau kelasnya jadi gini?"

"Senang sekali!"

"Okey, sebelum mulai materi, sebelumnya kakak mau tanya nih, kalian biasanya suka ngelakuin hal apa sih?"

Eternity;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang