Happy Reading All!
Hari demi hari berlalu. Sejak kejadian mengerikan yang dialami oleh Aretha, pria paruh baya bernama lengkap Wijaya Kusuma telah resmi ditahan atas kasus percobaan pembunuhan, pencurian, serta penyebaran narkotika. Kejadian yang secara spontan terjadi di bandara beberapa bulan lalu membuat banyak pasang mata segera menarik atensi mereka. Pemberitaan pun segera diliput di berbagai platform hampir di seluruh Indonesia. Wajah wijaya secara terang-terangan telah diekspos oleh pihak berwenang. Pria paruh baya yang sudah menjadi buron itu akhirnya tertangkap.
Namun Aretha seperti sudah tak peduli dengan lelaki bejat itu. Berkali-kali ia dibuat kecewa dengan segala kalimat penuh kebohongan yang Ayahnya lontarkan.
Kali ini, saat lembayung senja hadir, perempuan bersetelan layaknya seorang pasien rawat inap tengah tersenyum sembari memperhatikan bunga anyelir dalam genggamannya. Dua hari ini ia telah menyiramnya secara rutin, dan sebuah keajaiban, satu tangkai bunga dapat kembali bermekaran walau banyak kelopak yang telah gugur kekeringan. Seusai menyiramnya dengan sedikit air, ia kembali meletakkannya seperti semula.
Setelah menjalani banyak rangkaian pemulihan selama dua minggu lebih, akhirnya ia dapat berdiri dan berjalan dengan baik. Dokter berkata jika 3 hari lagi ia dapat terlepas dari ruangan serba putih yang sangat membosankan ini.
Pintu yang terbuka perlahan membuat Aretha mengalihkan atensinya. Dilihatnya sosok lelaki jenjang dengan setelan seragam SMA, satu tangannya menggenggam sebuah tas plastik berwarna hitam. Bohong jika ia berkata tidak merindukan seragam SMAnya. Ia yakin seragamnya yang satu itu telah lama berdiam diri dalam lemari hingga apek.
"Nggak lupa pakai coklat kan Lan?" tanya Aretha begitu Aslan sampai di hadapannya dan mulai mengeluarkan gelas plastik berisi minuman berwarna hijau dari dalam plastik yang ia bawa.
"Lagi sakit jadi nggak boleh banyak request, minum yang ada." Jawab Aslan sembari menyodorkan segelas jus alpukat yang ia beli di salah satu kedai di sekitar rumah sakit.
Aretha memanyunkan bibirnya mendengar jawaban mengesalkan dari Aslan. Namun jemarinya segera meraih segelas minuman itu. Sudah 2 minggu lamanya ia melakukan perawatan intensif di sini, dan ia juga tidak dapat menikmati makanan ataupun minuman lain selain apa yang di sediakan di rumah sakit. Hal itu sungguh memuakkan. Untungnya Aslan berbaik hati untuk membelikannya minuman lain walau ia tahu yang ia dapatkan pasti akan selalu tanpa es batu serta gula.
"Nggak pakai gula lagi Lan? Kata dokter kan gue udah membaik." Gadis yang tengah duduk di bibir brankar itu melemaskan kedua bahunya, seperti seorang anak kecil yang sedang marah.
"Kayak gitu lo bilang membaik? Coba lihat perban lo."
Pandangan Aretha tertuju pada tubuhnya yang masih kaku dan perih setiap kali ia bergerak. Aslan benar. Namun di satu sisi ia sangat merindukan nikmatnya jus alpukat dingin dengan susu coklat, pasti sangat menyegarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternity;
Teen Fiction[ON GOING] Eternity; Keabadian Pernahkah kalian mendengar seseorang yang memiliki kekuatan sejak lahir? Iya, kekuatan sungguhan. Mungkin banyak terjadi dalam film karangan. Namun percaya atau tidak, Aretha Pricillia dapat melihat aura seseorang hany...