13; Ingatan yang Hilang

163 143 49
                                    

Happy Reading All!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading All!

Sorak-sorai siswa-siswi SMA Taruna Bhayangkara memenuhi Aula megah yang kini tengah menampilkan pentas seni untuk peringatan hari Kartini. Seluruh siswa secara kompak mengenakan baju adat atau profesi guna merayakan hari peringatan ini. Sebagian besar siswi mengenakan kebaya dengan banyaknya ukiran batik di sana. Sedangkan para siswa memakai kostum yang cukup beragam, mulai dari seragam coklat khas veteran atau jenderal, seragam tentara atau polisi, bahkan tak sedikit pula yang mengenakan kaos putih yang sengaja dibuat compang-camping seperti telah mengikuti peperangan.

Aula yang biasa digunakan untuk rapat itu kini disulap menjadi ruangan besar yang begitu indah. Terdapat panggung dengan karpet merah pada bagian depan. Terdapat pula dekorasi-dekorasi dengan warna senada ikut mempercantik tampilan panggung.

Di atas panggung, terdapat Finn yang menjadi salah satu pemandu acara atau yang biasa disebut MC. Terdapat kertas berlapis laminating yang berisi susunan acara dalam genggamannya. Sedangkan pada genggaman lainnya terdapat mic yang ia pegang dengan erat. Finn terlihat percaya diri dengan mengenakan seragam veteran lengkap dengan topi berlambang bendera negara Republik Indonesia. Lelaki berkulit putih pucat itu tengah memandu acara dengan baik bersama rekannya yang kalau tidak salah merupakan siswi kelas 10.

Pada bagian pojok kiri panggung–tepatnya pada ambang pintu keluar-masuk aula–terdapat Aslan yang mengenakan setelan batik dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam. Lelaki itu tampak mengenakan kalung berwarna biru yang terdapat sebuah id card di bagian dadanya. Yap, sebagai ketua OSIS, sudah seharusnya ia ikut andil dalam kepanitiaan. Rumor mengatakan jika ia adalah ketua panitia dari program kerja ini. Tapi entah fakta atau hanya rumor, yang jelas lelaki itu sedari tadi berkeliling memastikan acara berjalan dengan baik. Beberapa kali Aslan juga terlihat memotret acara dengan kamera Canon EOS 1500D kit miliknya. Kalau boleh jujur, ia tampak sangat tampan mengenakan setelan batik tersebut, apalagi jika ia terlihat serius dalam urusan kepanitiaannya.

Sedangkan Aretha yang hanya berperan sebagai penonton dan penyorak kini duduk dengan manis pada kursi berbalut kain yang telah disediakan. Ia dengan ceria melihat penampilan seni dari berbagai kelas. Namun beberapa kali ia terlihat menghela napas, beginilah jika mempunyai circle pertemanan yang penuh dengan orang-orang hebat. Maka, ia yang merupakan siswi biasa hanya akan duduk dan menonton teman-temannya melakukan tugasnya masing-masing. Aretha duduk di bagian kanan depan, sehingga ia dapat melihat dengan jelas berbagai pentas seni yang ditampilkan.

Meysha yang duduk di sampingnya tersenyum ketika melihat Aslan yang sedang memotret peserta pensi di atas panggung–namun tanpa sengaja sedikit oleng dan membuatnya hampir saja terjatuh pada tumpukan dekorasi bunga-bunga.

"Harus banget ya ngeliatin sampe mau jatuh gitu?" celetuk Aretha enteng sembari terkekeh. Memang jika dilihat, kedua sahabatnya itu cukup akrab untuk sebatas 'sahabat'. Apalagi Aretha sering menangkap basah Meysha yang sering kali tersenyum ke arah Aslan.

Eternity;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang