32; Loving You was Enchating

6 3 0
                                    

Happy Reading All!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading All!

Kedua tangan Aretha bergetar, ia terlalu takut mengetahui segala fakta ini.

"It was me, sejak awal semua ini gara-gara gue." Ia berkata begitu lirih, pandangannya menjelajah, tak tahu harus menatap ke mana.

Buliran bening sudah mengalir deras di pipinya. Ia kemudian membalikkan halaman terakhir dari sebuah novel yang ia pegang, di sana ia dapat melihat dengan jelas wajah seorang Sarah Kirana terpampang. Sosok perempuan dengan surai hitam legamnya yang dikuncir, bola matanya berwarna hazel dan senyumnya begitu cantik. Lantas ia beralih menatap kaca jendela yang menampilkan pantulan dirinya, dan tangisnya pecah kala menyadari jika dirinya memiliki wajah yang sama dengan Sarah. Sejak awal tak ada namanya Aretha, namun Sarah, dan dirinya merupakan sosok itu. Dapat ia lihat dengan samar pantulan berwarna hitam dari bola matanya, semakin lama ia menatapnya semakin jelas. Kilatan bola mata yang selama ini ia kira berwarna kuning, justru adalah hitam pekat. Dirinya merupakan representasi dari sebuah penyakit hati bernama 'Duka'.

Tangisnya kembali pecah kala mengetahui fakta menyedihkan tersebut, namun kini ia tersenyum, tersenyum dengan perasaan duka di baliknya. Sejak awal semua ini terjadi karena dirinya. Karena dirinyalah Mahavir melakukan pembalasan dendam, dan karena dirinya pula Mahavir membunuh dirinya sendiri. Dan kini keduanya kembali dipertemukan dengan nama serta ingatan yang berbeda. Takdir memang begitu jahat, memisahkan keduanya dengan cara yang memilukan. Namun kini, apakah ia dapat merasakan akhir bahagia yang tak sempat ia rasakan pada kehidupan masa lalunya?

Ingatannya segera menuju pada malam di mana ia meminta Arion untuk pergi menjauh, ia merasa tak pantas mendapatkan lelaki sebaik itu. Lantas dengan tergesa-gesa ia merapikan barang-barang miliknya ke dalam koper. Sekilas ia melihat para peserta relawan mulai membubarkan barisannya, sebagian tampak berjalan kembali menuju penginapan. Jadwal penerbangan mereka masih terhitung lama, 6 jam mulai sekarang. Setelah ini mereka akan diajak mengitari dan menjelajahi air terjun yang terkenal di Nusa Tenggara Timur sebagai penutup kegiatan. Namun Aretha tak mementingkan masalah itu, ia harus segera kembali saat ini.

"Kenapa nggak ikut hura-hura di bawah? Gue cariin lo dari tadi ternyata di sini." Audrey yang baru saja masuk ke dalam kamar segera merebahkan dirinya ke atas ranjang.

Tak ada jawaban apa pun, Aretha yang sejak tadi membelakangi Audrey tetap melanjutkan aktivitasnya berkemas dengan terburu-buru.

"Lo ngapain sih? Kita berangkat masih setengah jam lagi, nggak usah buru-buru napa."

"Gue harus pulang sekarang."

Kalimat tersebut berhasil membuat Audrey membangkitkan tubuhnya, ia menoleh hingga melotot, tak mengerti maksudnya.

"Tiket penerbangan kita masih 6 jam lagi Reth," timpal Audrey yang kemudian segera meraih pundak Aretha karena merasa aneh pada gadis satu itu. Benar saja, kedua mata Aretha tampak membengkak, hidungnya memerah dan pakaian bagian atasnya tampak basah, tentu saja ia tahu jika penyebabnya adalah air mata.

Eternity;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang