💎 || 20

2.3K 58 1
                                    

Reinand berjalan mendekat tak lupa memungut sebuah batu besar dan langsung menghantamkan batu itu pada kepala salah satu pria yang membawa gadis tadi. Pria itu tersungkur di tanah dan menggeliat kesakitan pada dahinya yang keluar cairan merah.

Winanto dan Arinda tercengang melihat hal itu. "Masuk ke dalam sekarang!" pinta Winanto pada Arinda. "Panggil beberapa anak buah kita untuk menghajar pria itu," lanjutnya yang langsung di anggukkan Arinda.

"Anjing!" Salah satu pria berteriak marah melihat temannya tersungkur tak berdaya. Ia menghantam balik sebuah balok di tangannya pada kepala Reinand namun berhasil dihindari pria itu.

Reinand tersenyum miring. Sekali lagi hantaman balok datang ke arahnya namun Reinand dengan lincah menangkisnya lalu merampas balok itu dari si pelaku. Pria itu balik menyerang. Tangan kanan yang memegang balok terlenggang menuju lawannya.

Tuk!

Krash!

Balok itu mendarat di kepala lawan dan berakhir patah karenanya. Pria itu meringis tak mampu menahan sakit karena kerasnya hantaman.

"Siapa Bajingan itu?" tanya Aryo-anak buah Winanto yang sangat setia padanya.

"Dia adalah clien pertamaku, kau ingat? Pria yang membeli Nazia. Habisi dia dan jika perlu, bunuh saja dia. Beberapa anak buahku akan datang," pinta Winanto seraya menepuk punggung Aryo meyakinkan.

Aryo-pria bertubuh tinggi serta memiliki badan atletis itu mengeluarkan belati dari sakunya setelah melihat kedua temannya berhasil dikalahkan oleh pria ber hoodie di sana. Dirinya tersenyum devil seolah melihat seekor mangsa. "Waktunya pertunjukan."

Kakinya berlari menghampiri Reinand begitu bersemangat. Sudah lama semenjak saat ia menghabisi seseorang. Ia melempar belati di tangannya menuju target. Tajamnya ujung belati itu menghampiri Reinand begitu cepat.

Untung saja kepekaan Reinand terhadap sekitar dapat mendeteksi datangnya bahaya, ia menoleh namun waktunya tidak cukup untuk menghindar sehingga belati itu merobek pakaiannya hingga menggores kulit lengan Reinand.

Pria itu mengalihkan perhatiannya pada Aryo yang menyerangnya secara tiba-tiba. Dalam waktu yang bersamaan ia harus menghadapi dua lawan sekaligus. Ditambah lagi dengan beberapa pria suruhan Winanto mulai berdatangan.

Namun itu semakin membuat Reinand bersemangat. Pria itu terjebak di antara tujuh orang suruhan Winanto. Ia meregangkan otot lalu menatap seorang gadis yang tak jauh dari sana.

Gadis malang itu dengan kondisi yang mengenaskan. Pakaian putih oversize polos hingga selutut itu robek di beberapa bagian hingga memperlihatkan paha serta bahu putihnya. Serta beberapa luka dan memar yang tidak terlalu parah di tubuhnya.

Reinand berdecak. Ia menatap orang-orang di sekeliling hingga berakhir pada Winanto yang berada jauh darinya. "Seberapa kejam mereka menyiksa gadis itu?" Pria itu bergumam geram. Reinand lantas membuka hoodie yang ia kenakan membuat tubuh bagian atasnya terekspos. Pria itu lalu melemparkan hoodie tadi pada seorang perempuan yang sedang terbaring tak berdaya, bertujuan untuk menutupi paha gadis itu. Ada rasa kelegaan di hatinya setelah melihat perempuan itu masih bergerak hidup mencari oksigen.

Reinand beralih fokus pada lawan. Ia meregangkan otot leher dan menatap lawannya satu persatu. "Mari kita mulai, Pria-pria brengsek."

Ketujuh pria yang berpakaian hitam itu mulai bergerak melayangkan serangan pada Reinand. Mereka dengan bengisnya menghantamkan senjata masing-masing pada Reinand.

Namun Reinand yang sudah terlatih itu tak goyah. Ia menangkis semua serangan yang mendarat padanya. Pria itu dengan cepat memutar balikkan situasi. Satu persatu tumbang karena kecepatan Reinand dalam menyerang dengan tangan kosong.

REINANDOUZS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang